Chereads / Diandra Bagaskara / Chapter 27 - Penyesalan

Chapter 27 - Penyesalan

"Pak, apakah kau bisa memberitahu aku mengapa dia menangis seperti itu aku melihat dirinya sangat begitu sedih, bahkan wajahnya begitu bergetar" Ucap Dion, rasa penasaran kini semakin diselimuti apalagi melihat wajah Riandi yang kini memucat. seakan-akan berusaha menutupi sesuatu.

"Hm...."

"Eh, ada pak Dion ternyata" Ucap Reni berbasa basi, Dion hanya tersenyum tipis membalas ucapan Reni.

"Bapak mau cari Diandra ya?" Tanya Reni sambil mendudukan bawangnya berada tepat di samping sang suami.

"Tidak, Saya ingin mengetahui bagaimana keadaan saya saja karena tadi saya melihat dirinya sedang menangis di atas balkon. kalian kan tahu saya sangat membutuhkan dirinya untuk sekarang ini karena hal itu saya tidak ingin melihat dia kenapa-napa, ataukah ada masalah dengan uang dan sekolahnya? sehingga membuat dia mungkin seperti menjadi beban untuk kalian?" Tanya Dion begitu sangat serius. Riiandi dan sang istri hanya mampu saling pandang mereka tidak mungkin mengatakan hal sejujurnya kepada pria yang berada di hadapan mereka ini.

"Hm, jadi begini pak dia bukan merasakan hal seperti itu karena kau tahu sendiri bahwa kami telah menganggapnya seperti anak kami sendiri, tetapi dia hanya saja merindukan ibunya saat dia melihat aku suamiku dan juga anak kami tengah bersama sama dia merasakan sangat sangat merindukan kedua orang tuanya. aku rasa kau tak perlu khawatir untuk hal itu pak dia pasti baik-baik saja " ucap Reni berbohong dirinya tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya kepada pria yang berada di hadapan mereka itu tentu saja hal itu akan membuat mereka kehilangan kesempatan emas untuk menjadi orang kaya.

"oh baiklah kalau begitu maaf telah mengganggu pagi kalian"

"jika kau merasa khawatir kau bisa bertemu dengannya pak ya ada di kamar" Ucap Reni berbasa basi, sementara Riandi hanya menatap istrinya itu tak percaya bagaimana mungkin jika Dion, beranjak ke kamar Diandra tentu saja pasti jawaban mereka akan berbeda dengan jawaban Diandra dan hal itu membuat Dion mengetahui permasalahan yang pernah dihadapi mereka.

"tidak tidak tidak perlu, aku hanya ingin mengetahui bagaimana keadaannya saja karena aku telah melihat dia menangis tersedu-sedu" Ucap Dion, dirikan juga tidak bodoh dia bukan lelaki sembarangan yang akan memasuki kamar perempuan lain begitu saja.

"aku rasa dia hanya perlu waktu, aku harap kalian bisa menjaga dia dengan baik ya" Ucap Dion saya memasang senyum indahnya tak mengapa dirinya kini merasakan sesuatu yang sangat berbeda dengan hatinya sangat begitu jelas pada wanita yang kini dicemaskanya itu.

"aku pamit dulu tidak enak jika harus membuat ibuku menunggu terlalu lama" Ucap Dion, harus segera melangkahkan pergi tanpa berpikir panjang karena sudah mengetahui wanita itu, baik baik saja kini hatinya mulai merasakan ketenangan.

Dion berjalan sambil melirik balkon kamar yang menuju kamar Diandra, hatinya hanya merasa sedikit ketenangan namun tidak dengan kegelisahan kegelisahan itu masih terasa dia merasakan ada sesuatu yang ditutupi dari keluarga ini, melihat mata Reni tadi seakan akan Dion tidak percaya dengan apa yang dialaminya. Dion bisa merasakan bahwa ada yang mereka tutupi.

namun dengan cepat dia menangkis hal itu, dia berusaha bahwa meyakinkan dirinya wanita yang kini menjadi wanita penting dalam hidupnya setelah ibunya itu baik-baik saja.

***

Sementara Diandra yang kini matanya sudah dipenuhi dengan air mata dan bengkak hanya memilih bangkit dari tempat di mana ia menjatuhkan bokongnya tadi, pandangannya beralih kepada pria yang baru saja membuka pagar rumah milik Riandi itu. ia menatap entah mengapa kini hatinya semakin sesak melihat pria itu, mungkin setelah ini dirinya akan sangat begitu malu ketika harus berhadapan dengan pria terhormat seperti Dion.

Diandra menghembuskan napasnya panjang-panjang berharap bahwa ini semua hanya mimpi, iya tidak ingin hal ini terjadi apalagi jika sesuatu yang ditanam oleh Rayan itu menjadi benih anak. ini tidak bisa memikirkan hal itu bagaimana bisa dihubungi ya masih sangat muda ini jika harus mengalami hal itu, selama ini dirinya selalu menolak untuk keluar malam dan bergaul dengan orang-orang yang seperti itu hanya untuk menjaga dirinya. namun dengan gampang sepupunya itu menghancurkan begitu saja harapan yang sekarang ini dia bangun.

setelah kehilangan kedua orangtuanya di juga harus kehilangan mahkotanya, apalagi yang akan di harapkan dari gadis seperti dia bahkan untuk membanggakan dirinya sendiri saja dia tidak bisa. Bagaimana akan membanggakan paman dan bibinya, yang selalu senantiasa membahagiakan dirinya setelah kepergian kedua orang tuanya.

Reni, yang baru saja membuka pintu kamar milik Diandra itu membuat sang empu merasakan kehadiran Reni, hal itu membuatnya langsung membalikkan badannya dan memeluk wanita itu sangat pergi ke erat, biarpun Reni hanya ingin memanfaatkan Diandra saja bagaimanapun juga dia adalah seorang wanita yang bisa berdasarkan kepedihan dan kesakitan yang dirasakan oleh Diandra.

" maafkan aku Dian maafkan aku aku telah gagal mendidik anak ku sehingga dia berbuat hal seperti itu kepadamu" Ucap Reni dalam pelukan Diandra, Diandra yang mendengar pengakuan dari Reni membuat air matanya semakin bergelimang, sesak rasanya ketika melihat wanita tua harus mengakui kesalahan dari anaknya.

"Bi insya Allah aku ikhlas menerima ini, ini adalah pemberian dari Allah, mungkin dibalik musibah ini aku bisa merasakan kebahagiaan yang lebih lagi aku ikhlas" Ucap Diandra semakin tersedu-sedu mungkin bisa saja setiap orang mengatakan bahwa diri mereka ikhlas Namun siapa sangka dibalik itu semua menyimpan kepedihan yang teramat dalam.

Reni semakin terpukul mendengar pengakuan dari Diandra, wanita itu masih sangat belia namun dia sudah pandai untuk mengiklaskan berbeda seperti Reni ini dirinya hanya merasakan sebagai butiran debu jika bersanding dengan wanita ini.

"Dian, bibi berjanji tidak akan membiarkanmu hidup menderita lagi, ini terakhir kalinya kau mengalami kepedihan dalam hidupmu. mantap perbuatan apa yang aku perbuat sehingga anak ku berani berbuat hal seperti itu. dan perbuatan bodoh apa yang telah aku lakukan sehingga dia berani melakukan hal seperti itu di dalam rumah yang aku sendiri berada di dalamnya.kau tau aku semakin merasakan gagal menjadi orang tua" Ucap Reni, tersedu sedu rasanya kini air matanya tak mampu lagi dibendung. benar benar ada penyesalan dalam hati reni ini ketika dahulu terlalu memanjakan putranya, sehingga putranya itu mampu berbuat dalam bodoh seperti itu.

Diandra hanya mampu mengembuskan napasnya dalam dalam lalu tersenyum ke arah Reni, sama seperti Reni Diandra jauh lebih terbuka namun harus tetap, terlihat sangat begitu tegar. Diandra tidak ingin melihat wanita paruh baya ini menangis lagi karena dirinya sudah menganggap wanita ini sebagai pengganti ibunya.