Dengan tidak percaya diri Angga menjulurkan tangannya dan menyahut, "Nama saya Angga Wiguna, bisa dipanggil Angga." ucap Angga dengan gugup dan menelan ludahnya karena merasa malu.
Mereka bersalaman dengan Dinda yang tersenyum manis dan Angga yang dilanda kegugupan.
Namun semuanya terhenti ketika ada customer yang datang. Angga tersenyum canggung dan meninggalkan Dinda, Angga mendekati customer itu dan melayaninya. Namun di benaknya masih tidak mempercayai kejadian yang barusan terjadi beberapa detik yang lalu. Apakah ini mimpi? tanya Angga dalam hati sambil mencubit pipinya, sakit, ternyata ini bukanlah mimpi.
Angga curi-curi pandang menatap Dinda sambil melayani customer. Dan ajaibnya Dinda malah tersenyum menanggapinya dari kejauhan. Ini membuat hati Angga berdesir aneh, seperti ada sesuatu yang meronta di dadanya. Hatinya tak karuan, campur aduk, porak-poranda. Ia tak tahu apa yang sedang dirasakannya sekarang pada Dinda.
