Chereads / Penderitaan Cinta Jessy / Chapter 38 - 38. BAB 37 : Rasa Lega di Hati Angga

Chapter 38 - 38. BAB 37 : Rasa Lega di Hati Angga

Seketika ia teringat sesuatu, ia teringat dengan cerita Jessy tadi sore. Ia langsung memeriksa ke bawah kolong tempat tidurnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana, ia tersenyum kecil ketika melihat apa yang ada di bawah kolong tempat tidurnya.

Tangannya bergerak untuk mengambil salah satu benda yang ada di bawah kolong tempat tidurnya, namun gerakan itu terhenti ketika sebuah ketukan pintu menyadarkannya.

TOK… TOK… TOK…

Angga menoleh kearah pintu kamarnya yang tertutup rapat dan memandangnya sekilas. Siapa? Pikirnya dalam hati.

TOK… TOK… TOK…

"Iya sebentar," ucap Angga menaikkan volume suaranya. Angga mendorong lagi wadah benda yang barusan ia seret dari bawah kolong tempat tidurnya. Angga beranjak dari duduknya dan langsung berdiri, Angga menghembuskan nafasnya lelah dan langsung berjalan menuju pintu kamarnya dengan langkah terseok-seok. Sungguh! Dunia memang penuh dengan Drama.

TOK... TOK… TOK…

Suara ketukan pintu itu semakin keras dan terdengar tidak sabar. Angga menatap pintu kamarnya dengan wajah kesalnya. Baru tadi moodnya baik setelah bercengkrama dengan Jessy, sekarang moodnya kembali buruk setelah sampai di kost.

"Iya sabar… ini lagi jalan." sahut Angga dari dalam kamar dengan suara yang bermalas-malasan,

Angga membuka pintu dengan malas-malasan, dan tampaklah wajah Radit dengan tampang tak berdosanya.

Radit tersenyum kecil dengan tampang tak bersalah sama sekali. "Sudahlah jangan manyun begitu, aku tahu kamu belum tidur Angga. Makanya aku gedor-gedor pintu kamarmu. Tapi ada yang mau aku bicarakan, ini sangatlah penting dan tidak bisa ditunda." ucap Radit berubah menampakkan wajah seriusnya.

"Hm iya, ada apa Radit?" tanya Angga berusaha tersenyum walaupun dengan sedikit terpaksa.

"Besok aku akan keluar kota." ucap Radit dengan berita yang sedikit mengejutkan bagi Angga. Bagaimana tidak? Pasalnya Radit belum pernah meninggalkannya keluar kota selama ia ngekost disini bersama Radit.

"Keluar kota?" beo Angga dengan wajah setengah terbengong. Ia terkejut, kenapa mendadak sekali? Apa yang akan dilakukan Radit di luar kota? Apakah Radit ada tugas kerja disana? Tidak, Angga tidak tahu.

"Iya. Kenapa? Kamu tidak rela ya jika aku ke luar kota?" tanya Radit dengan senyum bercanda. Ia sedikit terkejut juga dengan respon Angga yang menampakkan wajah se-terkejut itu ketika ia membawa berita ini.

"Berapa lama?" tanya Angga tidak menggubris pertanyaan Radit yang sebelumnya. Angga tak bisa menyembunyikan rasa kesepiannya. Pasti tidak seru di kost jika tidak ada Radit. Karena di kost ini hanya Radit lah teman ter-akrab dan terbaiknya. Bagaimana ia tidak sedih jika ditinggal oleh Radit ke luar kota? Ya walaupun sebentar, tapi tetap saja pasti rasanya akan berbeda.

"Hanya satu minggu saja Angga." sahut Radit menahan senyumnya. Ia tahu jika Angga sedih jika ia tinggalkan. Tapi mau bagaimana lagi? Ini adalah tugas dari kantornya, Radit keluar kota bukannya bermain tapi bekerja. Ia tak mungkin menolak titah dari bos besar di kantornya juga kan. Dan ia berniat ingin menitipkan Jessy pada Angga juga.

"Hanya? Satu minggu itu lama Radit. Tidak bisakah kamu pulang lebih cepat dari itu?" tanya Angga dengan raut wajah memelas. Ia hanya bersikap apa adanya, tidak menutup-nutupi bahwa sebenarnya ia merasa keberatan jika Radit pergi selama itu.

"Tidak bisa Angga, Aku hanya pergi satu minggu dan akan kembali saat ulang tahun Jessy. Maka dari itu aku titip Jessy ya? Tolong jagakan sahabatku. Aku percaya bahwa kamu bisa menjaganya dengan baik. Kamu tahu kan jika Jessy orangnya sangat teledor dan tidak bisa diandalkan ketika untuk menjaga dirinya sendiri?" ucap Radit akhirnya mengatakan maksud terbesarnya pada Angga.

Semoga saja Angga mau membantunya dengan menjaga Jessy. Jujur tak ada yang bisa ia percaya selain Angga, hanya Angga-lah yang ia percaya untuk menjaga Jessy. Apalagi Jessy baru habis tenggelam, itu membuatnya semakin khawatir dengan keadaan Jessy kedepannya jika tak ada yang menjaga Jessy.

"Baiklah, aku akan menjaga Jessy untukmu Radit. Lagipula, aku masih ingin tahu dan sangat penasaran, apakah kalian pacaran? Kenapa kamu begitu mengkhawatirkannya? Dan apakah tak ada orang lain yang bisa kamu percaya untuk menjaga Jessy selain aku?" tanya Angga dengan raut wajah penasaran dan setengah curiga.

Sebenarnya apa sih hubungan keduanya? Radit terlihat sangat dekat dan akrab dengan Jessy begitu juga dengan Jessy. Dan Radit juga terlihat begitu sayang dengan Jessy. Tak mungkin jika mereka hanya sekedar bersahabat kan? Mustahil laki-laki dan perempuan hanya murni bersahabat. Begitu kata orang-orang, dan Angga sangat percaya dengan mitos itu.

"Tidak usah tanya itu, tidak penting. Iya, hanya kamu yang aku percaya untuk menjaga Jessy. Lagipula Jessy tak begitu banyak memiliki teman dekat. Hanya akulah teman terdekatnya." sahut Radit tidak mau jujur dengan apa yang sebenarnya. Hubungannya dengan Jessy tak penting, bahkan ia sendiri tak tahu apakah ia dan Jessy memiliki hubungan istimewa atau tidak, baginya itu tidaklah penting. Yang jelas ia ingin menjaga Jessy dan sangat sayang dengan sahabatnya itu. Ia tidak ingin Jessy ada dalam mara bahaya.

"Hanya itu responnya? Jadi mau sampai kapan kamu merahasiakan hubunganmu dengan Jessy padaku, Radit?" tanya Angga dengan raut muka yang kesal, lebih tepatnya sengaja dibuat-buat agar terlihat kesal. Sebenarnya ia tidak pantas ikut campur, mungkin ini adalah privasi keduanya. Karena baik Radit maupun Jessy sama-sama tidak mau mengatakan yang sejujurnya.

"Aku dengan Jessy hanya bersahabat, hanya itu, tidak lebih. Lagipula kamu tahu kan jika perempuanku banyak? Aku sudah memiliki banyak kekasih. Dan semuanya hanya hiburan bagiku. Namun Jessy tidak, Jessy adalah sahabatku, selamanya akan tetap begitu." ucap Radit menegaskan sekali lagi pada Angga agar Angga berhenti bertanya begitu.

Jujur ia tak suka jika ada yang menanyakan kejelasan hubungannya dengan Jessy. Karena sampai kapanpun ia dan Jessy hanya tetap bersahabat kan? Dan tolong catat, Radit tak memiliki rasa khusus pada Jessy. Selamanya akan begitu, semuanya tak akan berubah. Ia hanya sayang pada Jessy sebagai sahabat. Dan sudah sepantasnya ia merasa sangat khawatir dan peduli pada Jessy jika Jessy kenapa-kenapa. Jessy sangatlah teledor, bahkan menjaga diri sendiri pun ia tidak bisa.

"Hm… Baiklah Radit, jika memang begitu kenyataannya. Baguslah." ucap Angga dengan senyum sumringahnya. Entah kenapa, dan entah apa yang terjadi, hatinya mendadak tenang dan lega. Seperti ada kelegaan yang tak dapat ia definisikan dengan kata-kata. Ia tidak tahu kenapa, ia merasa bahagia dan gembira ketika mendengar pengakuan Radit barusan. Ada apa ini? Tidak mungkin. Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi.

"Bagus? Kenapa? Kamu menyukai sahabatku? Ehm… maksudku, kamu menyukai Jessy?" tanya Radit dengan tatapan curiga menatap Angga dengan sorot mata menyelidik. Sebenarnya tak masalah jika Angga menyukai Jessy, ia sangat senang menerima itu dengan senang hati ia akan menerimanya. Tapi masalahnya adalah, apakah Angga sanggup menerima sikap Jessy yang sangat menyebalkan dan juteknya selangit itu? Apakah Angga akan tahan? Ia tidak ingin Jessy tersakiti, bahkan oleh Angga sekalipun.