"Alina , kok tumben kamu datangnya lama. Kenapa?" tanya Tia yang sedang mengambil buku di dalam laci.
"Aku ketiduran Tia," balas Alina dengan wajah yang memerah.
"Beruntung Pak satpamnya baik. Jadi aku diizinkan masuk. Kalau nggak mungkin aku udah kena hukum," ujarnya lagi.
"Syukurlah kalau begitu. Nanti sore kita keliling taman yuk."
"Aduh maaf, Tia. Aku nggak bisa ikutan sama kamu. Aku harus bantuin Mama buat beres-beres toko."
Tia kecewa. Akan tetapi dia juga tidak bisa memaksakan sesuatu yang tidak bisa.
"Ya udah deh kalau gitu." Pelajaran pun dimulai. Tidak ada yang berbeda ataupun yang janggal. Semuanya tetap sama seperti biasa. Tika dan teman-temannya masih sering menjahili dan juga membeli Alina secara terang-terangan di depan mata Tia.
