"Kenapa aku harus takut sama kalian? Kalian cuma manusia biasa. Anak mami. Gak bisa mandiri. Pengecut, pecundang!" maki Alina berapi-api.
"Anjing! Lo bilangin gue pecundang!"
"Cuih!" Alina meludahi wajah Tika. Tika menjerit tidak terima. Dia segera melayangkan silet untuk merobek mukut besar Alina.
Ketiga temannya deg-degan. Mereka terlalu takut untuk menghalangi Tika yang menggila.
Dia seperti manusia kesurupan yang tak bisa untuk dikendalikan. "Tik, lo jangan gila. Lo bisa dipenjara tau gak!" gumam Sinta panik.
"Iya, Tik. Stop sampai di sini aja. Kita cabut sebelum ada yang datang," Reva mencoba untuk membujuk Tika pergi dari sana. Namun Tika keras kepala. Dia tidak mau mendengarkan teman-temannya itu.
Dia terbawa emosi dan ingin sekali menghabisi Alina. Gadis jelek yang sudah meludahi wajahnya yang cantik nan jelita.
Audia mendekat dan menurunkan secara perlahan tangan Tika dan mengambil silet itu.