"Apa sih yang buat kamu tuh nyaman dengan pekerjaan kamu saat ini, Dis? Mungkin kalau aku jadi kamu, aku gak bakalan sanggup deh," kata Alina mengangkat tangannya tanda menyerah.
"Apa ya. Gue sendiri gak tahu. Tapi yang jelas gini, di saat karyawan atau pekerja gue senyum dan merasa bahagia kerja di tempat gue, rasanya itu gak ada tandingannya. Gue kayak lagi melihat senyuman nyokap sama bokap gue setiap hari," ucap Gladis menghayati.
"Meskipun mereka sibuk kerja dan jarang ada waktu buat gue di rumah," tambah Gladis lagi.
Tia dan Alina mengangguk-angguk lalu mereka bertepuk tangan. Kagum, takjub dan juga merasa sangat bangga.
"Gue bangga punya teman kayak lo, Dis. Walaupun badan lo kayak laki, gue tetep aja mau temanan sama lo. Kadang gue sendiri bingung sama diri gue," ucap Tia yang menepuk jidatnya.
"Yaelah, ya emang sudah sewajarnya lo bangga sama gue. Maklum ajalah, lo kan gak bisa bikin gue bangga," sindir Gladis.
