"Lo yakin mau ikutan karate?"
"Yakin gak yakin sih. Tapi demi Tia, aku akan belajar ilmu beladiri. Selain buat ngejaga diri aku, karate bisa aku jadikan sekaligus diet bukan?" jawab Alina cerdas.
"Nah yang begini nih, gue demen banget. Kita hidup di dunia cuma sekali. Kita juga nggak tahu kapan kita bakal dipanggil atau mati. selagi lo masih bernafas kasih soalnya dong buat mau cobain semua hal selagi hal itu positif," ucap Gladis.
"Hm, mohon bimbingannya ya."
Matahari yang sedang tersenyum hangat seperti menyebut tangan Alina dan mengelus surai panjangnya.
Dia lagi lagi terpesona dengan hal baru yang membuat matanya tak henti untuk melihat, mulutnya kalau terbuka lebar merasa kagum dan takjub, telinganya yang bisa mendengar teriakan-teriakan yang penuh dengan semangat, gerakan kaki dan tangan yang begitu serentak dan diakhiri dengan penghormatan.
"Jadi ini yang namanya latihan karate?" tanya Alina kepada Gladis.
