Alina sudah bersiap dengan seragam, bekal serta sudah mengisi perutnya juga. Dia sedang menunggu Toni turun untuk pergi ke sekolah seperti biasanya.
Akan tetapi Alina harus kecewa sebab Toni sudah berangkat lima menit yang lalu. Laras juga tidak bisa memaksa Toni untuk menunggu adiknya itu.
"Abang udah pergi duluan. Dia ada urusan penting dan gak boleh telat," jelas Laras yang merapikan poni Alina.
Meski kecewa, dia mencoba untuk tidak terlihat sedih dan tegar. Karena dia tahu Toni adalah sosok yang kompeten dalam bekerja dan dia tidak akan membuat orang lain kecewa.
"Gak apa-apa, Ma. Kalau gitu aku berangkat ya!" Alina mencium punggung tangan Laras dan kemudian pergi ke pinggir jalan menunggu angkot.
Tidak pernah sama sekali dia pergi ke sekolah naik angkot. Dia akan pulang dengan ketika pulang sekolah saja.