"Kenapa Abang Toni tidak mau menerima kenyataan jika aku tuh gemuk, jelek dan gendut. Aku cuma pengen kurus dan langsing seperti mereka," teriak Alina yang menangis tersedu-sedu.
"Tuhan, kenapa aku beda dari yang lain? Kenapa aku tidak terlahir cantik seperti mereka. Kenapa hanya aku yang gemuk, sementara Abang sama Mama tidak, kenapa?" Alina menangis sejadi-jadinya.
Di taman yang sepi berteman dengan suasana haru dan gelap, Alina menumpah rasa sedihnya melalui air mata.
Melalui butiran kristal gadis itu tertunduk dan memeluk badannya yang gempal. Dia bisa berteriak sesuka hatinya tanpa ada yang memarahi atau menegurnya.
"Hiks hiks hiks, jahat, hiks. Aku benci semuanya!" Jerit Alina yang makin keras.
Dari sudut taman, ada seorang laki-laki yang merasa terganggu karena suara besar Alina. Dia membuka penutup matanya dan kemudian mendecih kesal.
"Siapa sih, berisik banget!" Ketusnya. Alina terperanjat kaget. Dia segera menghapus air matanya dan mencari sumber suara.
