Chereads / Seindah Dendam / Chapter 16 - Wanita

Chapter 16 - Wanita

"Baik anak-anak semua buku dan tas akan diletakkan di depan Ibu tidak mau kalau di atas meja Kalian ada buku sehingga karya bisa mencontek begitu saja.." perintah dari sang ibu guru.

Arsen bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju ke depan papan, untuk meletakan tas dan buku-buku yang tadi ia bawa. Saat ini yang tertinggal di atas meja hanya tinggal pensil dan penghapus saja

"Tunggu bel berbunyi perkalian bisa memulai ujian hari ini... Ingat ujian ini yang akan menentukan apakah kalian naik kelas atau tidak Dan Ibu berharap bahwa nilai kalian hari ini untuk bagus-bagus." Perintah Bu guru.

"Apakah kalian bisa?"

"Bisa Bu.."

Kring...

Bel memulai sudah berbunyi seketika itu bu guru akan memerintahkan semuanya untuk memulai ujian mereka.

"Baikkah nanas silakan bisa dikerjakan soal yang tadi ibu baikan dan kalian tulis jawabannya di lembar jawaban yang sudah diberikan dan diletakkan di atas meja tadi.."

Arsen langsung membuka soal-soal itu dan mulai mengerjakan. Berapa terkejutnya Arsen data membaca satu persatu soal yang diberikan sekolah itu. Semua soal yang semalam Arsen pelajari keluar semua.

Maka dengan secepat kilat Arsen menjawabnya dengan sangat mudah. Sebab Arsen masih mengingat semua jawaban itu di benak kepalanya.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa semua ini ternyata mudah tidak seperti yang aku kira..." Batin Arsen begitu merasa senang.

Di sisi lain....

Erik telah siap dengan semua pakaian rapi yang ia kenakan. Dengan secangkir kopi yang saat ini berada di hadapannya hari ini sedang duduk di sebuah hotel dan menikmati dunia undangan pagi dari ruangan atas kamarnya.

Mungkin saat ini RI terlihat sangat santai dalam posisi tersebut Namun siapa tahu bahwa pikirannya sedang beradu dengan masa depan dan juga pikiran mengenai istri dan anaknya yang berada di rumah yang sangat jauh darinya.

Mungkin Jika dilihat dari saat ini seperti orang yang santai dan seperti orang yang tidak memiliki masalah jika semua itu berbalik arah, justru Erik saat ini sedang ingin menyelesaikan masalahnya.

"Kira-kira Bagaimana ya kabar Mamah dwn Arsen di sana?" Batin Erik dalam hati.

Tiba-tiba pikirannya buyar karena mendengar ada seseorang yang membuka kenop pintu kamar hotelnya. Maka spontan membuat Erik langsung tertuju kepada orang tersebut dan melihat Siapa yang barusan datang.

"Burhan akhirnya kamu datang juga... Kapan kita pergi ke tempat yang akan mampu bekerja? Katanya hari ini?" tanya Erick menatap kearah Burhan yang menatapnya dengan senyuman lebar.

"Kamu sudah tidak sabar ya ingin bekerja secepatnya?"

"Tentu saja..." Erik menganggukan kepalanya begitu cepat karena memang benar dirinya sudah tidak sabar untuk bekerja dan dirinya sudah tidak sabar lagi untuk cepatnya pulang agar bertemu dengan istri dan anaknya.

"Tapi ngomong-ngomong apakah kamu sudah tahu pekerjaan apa yang akan kamu lakukan di sini?" Tanya Burhan karena saat dirinya mengajak Erik dirinya tidak mengatakan pekerjaan apa yang akan dilakukan Erik di luar kota ini.

Maka dengan secepat kilat Erik menggelengkan kepalanya karena dirinya memang benar tidak tahu apa-apa dan pekerjaan apa yang dirinya akan lakukan di sini.

"Iya ya aku lupa menanyakan hal itu sama kamu anaknya pekerjaan apa yang aku lakukan di sini?" Tanya Erik menatap ke arah perubahan namun kali ini dibuat merasa sangat aneh dengan perilaku pembunuhan apalagi dengan tatapan mata Burhan yang menunjukkan bahwa bakal ada sesuatu nantinya.

"Hadapi saja akan aku kasih tahu sekarang kamu harus ikut sama aku kita akan pergi ke Tuan Kamu sebenarnya.." maka tanpa pikir panjang lagi kerja menurut saja dengan apa yang digunakan oleh Burhan.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya air karena dirinya juga berhak tahu akan hal itu.

Namun saat itu juga kelemahan menggelengkan kepalanya karena dirinya tidak mungkin mengatakannya sekarang karena sebelum bertemu dengan nyonya. Maka Burhan belum bisa mengatakan pekerjaan apa yang akan di lakukan oleh Erik.

"Nanti saja akan dijelaskan langsung oleh Tuan kamu tetapi sekarang kamu harus ikut dengan aku kita akan pergi sekarang." Mendengar apa yang dikatakan oleh Tuhan itu membuat jari tidak bisa membenahi akhirnya dirinya menurut dan menganggukkan kepalanya.

Lirik bangkit dari duduknya dan meletakkan kopi itu ke dalam kamarnya dan meletakkannya di atas meja dapur.

Sebelah itu lirik menurut kemanapun puluhan akan mengajaknya pergi. Sampai akhirnya ri keluar dari hotel itu bersama dengan perlahan dan menaiki sebuah mobil yang dimiliki Burhan.

Tuliskan gerakan membawa bertemu dengan Tuannya. "Berapa lama perjalanan kita?" Tanya Erik penasaran betapa jauhnya atau dekatnya dirinya ke tempat lokasi yang akan diajak oleh Burhan.

"Tidak lama hanya 15 menit saja sebentar lagi kita juga akan sampai." Erik kembali mengangguk mendengar yaitu.

Hingga akhirnya tanpa berpikir panjang akhirnya mereka telah memberhentikan sebuah mobil itu di dalam sebuah apartemen yang sangat mewah dan megah dari luarnya sudah terlihat sangat jelas.

Lirik bingung kenapa dirinya dibawa ke sebuah apartemen apakah tempat ini adalah tempat kerja baru nya?

"Ayo masuk..." Ajak Burhan akhirnya Erick memilih untuk masuk kedalam sebuah apartemen itu dan berjalan di belakang Burhan.

"Selamat datang di apartemen kami..." Baru saja mereka masuk dan melangkahkan kaki menuju pintu masuk ternyata sudah ada pegawai atau karyawan yang menyambut kedatangan mereka Erik mengernyitkan dahinya.

Sepertinya kedatangan wakil di sini sangat dihormati oleh orang-orang yang ada di situ segitiga itu juga dibuat berpikir pekerjaan apa yang dirinya lakukan sehingga orang-orang menyambut kedatangannya padahal status Erick saat ini adalah menjadi orang biasa bukan seperti pengusaha sukses seperti dulu yang ke mana-mana kalau bisa membutakan kedatangannya.

"Kamu duduk saja di sini, Aku mau masuk ke dalam dan memanggil bekam agar dia menjelaskan pekerjaan apa yang akan kamu lakukan...." Mendengar itu membuat Erick menurut saja.

Erick duduk di salah satu sofa yang ada di sekitarnya tempat dimana lobi untuk menunggu. Sambil melirik sekitarnya rupanya Ada banyak sekali pengunjung Apartemen ini dan sepertinya hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke apartemen.

Sebenarnya pandangan mata Erik tertuju kepada seorang wanita yang seumuran dengan dirinya baru saja keluar dari sebuah lift. Sambil membawa barang-barang yang begitu banyak seperti tas koper yang menghalangi jalannya.

"Akh!!" Orang itu ternyata memekik karena kesusahan untuk keluar dari dalam tas koper yang kita bawa sangat banyak.

Erick yang menyaksikan itu akhirnya memilih untuk menolong dan menghampiri orang tersebut.

"Permisi apakah Ada yang bisa saya bantu? saya lihat kamu sedang kesusahan untuk keluar dari dalam lift ini." Katanya Erik segitiga wanita yang ada di hadapannya langsung menatapnya dengan tatapan sangat begitu menawan.

"Argh! Boleh-boleh..."

Bersambung....