"Arsen, nanti kalau kamu pulang sekolah tidak ada mamah di rumah kamu jangan cariin ya? Soalnya mamah lagi bekerja di restoran." Jelas mamah Alisha berpamitan dengan Anaknya.
"Ya Mah nanti arsen jaga diri baik-baik di rumah sampai Mama pulang dari kerja." Betapa bersyukurnya Alisha mendapatkan anak seperti Arsen.
"Pintar banget anak Mamah... Jaga diri kamu baik-baik ya Nak, mamah yakin kamu pasti bisa menjaga diri di rumah sampai mamah pulang dari kerja." Alisha mengelus pucuk kepala anaknya.
"Iya Mah... Mamah juga jaga diri baik-baik ya saat bekerja di sana," Jelas Arsen sama-sama memberikan support kepada mamahnya agar semangat bekerja dan tidak lupa untuk mengingatkan mamahnya agar selalu hati-hati jika bekerja.
Ini pertama kalinya Arsen ditinggal mamahnya bekerja, sebab sebelumnya Arsen tidak pernah ditinggal bekerja sama Mamahnya, dan biasanya Papahnya yang selalu bekerja.
Tapi kali ini ceritanya sudah berbeda dan Arsen harus bisa mengerti kondisi keluarganya yang saat ini.
"Iya itu pasti..."
"Kalau gitu Arsen mau berangkat sekolah dulu ya Ma?" Harsen kemudian menyalami tangan mamahnya itu sebagai bentuk rasa hormatnya sebagai seorang anak kepada orang tua.
Alisha pun menerima uluran tangan anaknya itu. "Kamu hati-hati ya di jalan, dan jangan lupa sekolah yang serius, nurut sama perintah guru di kelas ya?"
Alisha tidak lupa untuk mengingatkan anaknya itu agar tidak menjadi anak nakal di sekolah, dan alisha juga tidak pernah lupa mengingatkan anaknya untuk selalu patuh kepada gurunya. Sebagai semestinya guru adalah orang tua kedua jika di sekolah.
"Iya Mah..." Arsen dengan mudahnya bisa mencerna semua omongan alisha dan segera menjalankannya.
"Kalo gitu Arsen berangkat ya Mah?" Arsen pun melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan sementara ini.
Alisha tersenyum. Hingga akhirnya Arsen hilang dari balik pintu rumahnya. Setelah itu Alisha memilih masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap berangkat berkerja nanti jam 7 pagi.
Namun alisha berangkat jam setengah 7 pagi sebab Alisha menuju ke restoran jalan kaki, sehingga memakan waktu yang lama untuk sampai di sana, apalagi lokasi restorannya itu lumayan jauh dari jarak rumahnya.
"Kenapa jalanan ini terlihat macet sekali ya?" Alisha bingung berjalan di pinggiran jalan lalu melihat pengendara motor dan mobil mengalami macet padat di jalan.
Namun dari arah jauh Alisha melihat ada sebuah ambulans dan mobil polisi berada di tengah-tengah jalan. Sontak jantung Alisha menjadi panik melihat itu. "Sepertinya ada kecelakaan.."
Alisha langsung berjalan menuju ke lokasi kecelakaan itu dengan berlari secepat mungkin. Dan...
Ya benar. Mata Alisha melihat dua mobil dan satu truk dalam kondisi badan hancur. Sepertinya mereka yang menyebabkan macet panjang ini terjadi.
Alisha shock melihat kehancuran itu meskipun dari jarak jauh. Dan lebih mengejutkannya lagi, Alisha melihat ada anak kecil menangis sesenggukan dalam gendongan polisi.
Wajah anak kecil kira-kira umur 3 tahunan itu ada sedikit memar di bagian jidat. Alisha tidak tega mendengar tangisan itu. Yang ada di pikiran Alisha saat ini adalah. "Ke mana orang tuanya pergi?"
Baru saja Alisha mengingat tentang apa yang terjadi di depannya. Ia terdiam sejenak. "Apa jangan-jangan orang tuanya korban dari kecelakaan ini?"
Alisha tidak pikir panjang lagi akhirnya Ia memutuskan untuk menghampiri anak kecil itu yang berada digendongan polisi dan segera mengambil alih anak kecil itu dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang.
Polisi yang menggendong anak itu seketika terkejut karena menyaksikan Alicia tiba-tiba merebut anak itu dari pelukannya.
"Maaf... Anda siapa? Apakah anda salah satu dari keluarga korban kecelakaan ini?" Tanya polisi tersebut kepada alisha yang masih berusaha untuk menenangkan anak kecil itu supaya tidak menangis menyaksikan kehancuran yang ada di depannya.
"Tapi sebelum itu Apakah saya boleh tahu ke mana orang tua dari anak kecil ini?" Tanya Alisa.
"Orang tua dari anak ini sudah meninggal saat kecelakaan ini terjadi karena tadi terjepit dibagian truk. Dan untungnya saja anak ini bisa kami selamatkan.." jelas pak polisi itu dan betapa terkejutnya Alisha mendengar semua itu.
Kasihan sekali nasib mana itu umurnya masih kecil dia harus kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan maut ini. Hari sudah semakin membuat Alisha tidak tega apabila melihat anak kecil itu kembali tersiksa apalagi saat ini Alicia sangat senang karena anak itu bisa berhenti menangis saat berada di pelukannya.
"Di mana jenazah dari kedua orang tua anak ini?" Tanya Alicia.
Polisi itu menunjuk ke sebuah tempat di mana ada dua orang yang sedang ditutupi oleh penutup polisi saat kecelakaan terjadi. Dan Alisha yakin bahwa 2 orang itu adalah orang tua dari anak kecil yang ada di gendongannya saat ini.
"Kami akan mengevaluasi jenazah diri mereka lebih dulu jika anda mengenali keluarga ini tolong ikut kami untuk membawa anak ini ke rumah sakit." Mendengar apa yang dikatakan oleh polisi itu membuat alis Ia berpikir sejenak.
Dirinya memang sangat kasihan menatap anaknya itu tapi dirinya seperti dan tidak mungkin jika ikut ke rumah sakit karena saat ini dirinya harus berangkat ke restoran tempatnya bekerja. Karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja tidak mungkin juga hari ini Alisha membolos.
"Maaf saya tidak kenal dengan keluarga anak ini dan mohon maaf saya tidak bisa mengantarkan anak ini ke rumah sakit karena saya masih ada pekerjaan dan ini hari pertama saya untuk bekerja..."
Polisi itu mengerutkan keningnya. "Tapi saya lihat anak itu bisa tenang saat kamu gendong, Saya rasa dia nyaman sama kamu."
Alicia menggelengkan kepalanya. "Tapi mohon maaf sekali lagi, saya tadi hanya berusaha membantu untuk menenangkan anak ini saja, dan saya tidak memiliki niatan lebih dari ini... Mohon maaf ini saya kembalikan anaknya saya nitip lah ini sampai di rumah sakit dan bertemu dengan keluarganya."
Alisha mengembalikan anak itu kepada polisi Tadi namun sesuatu hal yang tidak diduga. Anak kecil yang tadinya sudah bisa merasakan tenang saat berada digendongan Alicia ini kembali menangis saat beralih di dalam gendongan polisi tadi.
Bahkan tangisan itu lebih keras dari sebelumnya seakan-akan dirinya tidak bisa jauh dari Alisha.
Alisha pun tidak tega menyaksikan itu. Meskipun polisi sudah berusaha menenangkan anak itu kembali tetapi anak itu masih belum juga berhenti.
Alisha memang benar-benar bingung apa yang akan dirinya lakukan saat ini. Namun akhirnya ia telah memutuskan bahwa akan menolong anak itu dan membawanya ke rumah sakit. Entah keputusannya itu benar atau tidak yang penting karena itu bisa bertemu dengan keluarganya lebih dulu.
"Baik Pak saya akan ikut ke rumah sakit untuk mempertemukan anak ini dengan keluarganya..."
"Baiklah silakan kamu sama anak ini naik ke dalam ambulans, nanti ambulans itu akan mengantarkan kamu ke rumah sakit terdekat."
"Ya Pak terima kasih...."
Bersambung....