Chereads / Seindah Dendam / Chapter 22 - Salut

Chapter 22 - Salut

Setelah semua urusan Alisha sudah selesai. Ia memutuskan untuk berpamitan dan segera kembali ke tempat kerjanya, ia tidak tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya jika dirinya sudah terlambat datang ke tempat kerja barunya.

"Kenapa Kamu terlambat?" tanya manajer perusahaan itu.

Alisha tidak mampu mengatakan apa-apa karena di sini dirinya memang bersalah dan memang sepatunya alisha mendapatkan amarah ini dari atasan dia berkerja.

"Ma-maaf Pak, tapi saya tadi terlambat gara-gara menolong ada anak kecil menjadi korban kecelakaan saat saya berangkat bekerja Pak," jelas Alisha.

"Maka dari itu Saya memutuskan untuk menolong Anak itu terlebih dahulu dan membawanya ke rumah sakit, orang tuanya sudah meningal dunia di tempat kejadian, jadi saya kasihan sama anak itu Pak."

Dan untungnya saja manajer itu langsung menganggukkan kepalanya. Karena saat tadi diejya berangkat ke kantor, ia sempat terkena macet di jalan dan itu benar ia melihat ada seorang wanita yang menggendong anak kecil yang sedang menangis di pelukannya.

Pak Rama tadi tidak melihatnya dengan jelas siapa wanita yan menolong itu. Ia pikir itu adalah salah satu keluarga dari korban kecelakaan, namun rupanya salah. Yang pak Rama lihat itu adalah karyawan barunya, Alisha. Pakaian yang digunakan wanita tadi yang menolong anak itu sama seperti yang dikenakan Alisha sekarang.

Maka dari situlah Pak Rama sudah bisa melihat siapa Alisha sebenarnya. Dengan cara dia bersikap dan bertingkah laku kepada seseorang yang bahkan tidak ia kenali pun.

"Baiklah... Untuk kesalahan Kamu saat ini, saya bisa memaafkan, tapi tidak lain kali, Sekarang kamu bisa mulai bekerja."

Pak Rama menegaskan Alisha untuk segera melakukan pekerjaannya sekarang juga. Alisha sangat bersyukur karena telah terbebas dari amukan manajer itu.

"Terima kasih banyak Pak karena sudah bisa memaafkan saya..." Alisa sangat begitu berterima kasih kepada manajer itu karena telah membebaskan dirinya dan masih membiarkan dirinya untuk bekerja di restoran ini meskipun dirinya membuat kesalahan di hari pertamanya bekerja.

"Ya sudah kamu lanjutkan saja pekerjaan kamu, Kamu tanya saja sama karyawan yang lain yang ada di dapur sana biar mereka yang menjelaskan pekerjaan apa yang akan kamu lakukan di restoran ini."

"Ba-baik pak!" Alicia dengan cepat langsung menuju ke arah dapur untuk meminta penjelasan dari karyawan lain tentang pekerjaan apa yang akan dilakukan di restoran ini.

Dan untungnya saja orang-orang yang ada di sana sangat begitu ramah kepada Alisha sehingga membuat dirinya merasa nyaman dalam lingkungan pekerjaan yang ia miliki saat ini.

Di sisi lain Arsen masih saja sibuk bertempur dengan tumpukan buku yang ada di hadapannya.

Untuk saat ini yang ada di pikiran Arsen adalah dirinya harus fokus belajar agar bisa menjadi orang sukses di masa yang akan datang atau di saat dirinya sudah dewasa nanti untuk menjunjung tinggi derajat kedua orang tuanya.

Arsen harus bisa menjadi orang kaya raya seperti Papanya. Dan jalan satu-satunya adalah dia harus belajar dengan membaca dan mempelajari setiap materi yang akan dipelajari di sekolah akan membuat dirinya semakin mengerti tentang pelajaran.

Dan hal itu sudah tidak diragukan lagi untuk Arsen bisa menetap menjadi peringkat terbaik di sekolahnya.

Arsen menatap ke arah jam dinding yang ada di rumahnya. "Ternyata sudah pukul 12 siang... Mamah tadi masak apa ya?"

Ya kira-kira begitulah jika arsen berada di rumah sendirian dirinya jika pulang sekolah tidak langsung makan siang melainkan langsung membuka buku dan mempelajari apa yang tadi dipelajari di sekolah hingga akhirnya hingga tepat pukul 12 yang dirinya Papa makan siang.

Arsen berjalan menuju ke arah tempat di mana biasanya mamanya meletakkan makanan diatas meja kecil yang ada di sudut ruangan.

"Ternyata cuma tahu dan tempe..." Mungkin terlihat sangat sederhana tetapi siapa sangka Jika seorang Arsen sangat menyukai dengan lauk pauk itu.

"Wahh... Suka banget..." Arsen segera mengambil piring dan meletakkannya di dalam piring nya dan mengambil 2 biji lauk pauk itu.

Setelah memakan lahap makanan itu akhirnya Arsen memilih untuk langsung tidur siang. Meskipun sebelumya dirinya hanya bisa tidur jika disanding dengan Mamah Alisha. Namun saat ini Arsen harus bisa tidur sendiri.

Sedangkan Mama kalisa kayaknya juga masih sibuk bekerja di restoran. Dengan mengantar makanan dan minuman dari meja ke satu dan meja yang lain secara bergantian hal itu membuat dirinya merasa lelah.

Namun dirinya tidak pantang menyerah untuk bekerja demi memberi makan dirinya dan juga anaknya selama suaminya bekerja di luar kota.

Bahkan di jam makan siang pun dirinya tidak sempat untuk makan. Karena justru di jam-jam seperti ini restoran tempatnya bekerja akan ramai dengan pegawai pegawai kantor yang makan siang di tempat restorannya.

Jadi hal itulah yang membuat dirinya harus semakin semangat untuk melayani setiap pengunjung yang datang ke tempat restorannya agar nilai kerjanya bagus di restoran ini.

Dengan hal itu membuat dirinya semakin bangga bahwa dengan profesinya yang saat ini dirinya sudah bisa dipercayai oleh orang.

Setelah melihat sudah pukul jam 2 siang disitulah restoran tampak sepi. Alisa benar-benar sangat lelah karena sejak tadi bekerja tidak ada henti-hentinya.

"Permisi Mbak, Kamu bisa kok istirahat atau makan dulu di sini, biar kita yang gantikan sementara pekerjaan kamu, setiap tadi kita istirahat kamu belum istirahat."

Ujar salah satu karyawan yang ada di bagian dapur menatap kasihan ke arah Alisha. Alisha pun tersenyum. "Terima kasih, tapi saya ingin lanjut bekerja saja."

Alisha menjawabnya dengan ramah. Namun karyawan muda lainnya tidak tega melihat Alisha yang begitu tekunnya dengan pekerjaan itu, padahal mereka tahu bahwa alisha itu lelah sebenarnya.

"Iya Mbak, mumpung nggak ada pembeli yang datang, jadi Mbak bisa istirahat dulu di sini... Atau biar saya ambilkan makanan? Saya lihat Mbak sejak tadi belum makan juga." Jelas Risa dia adalah karyawan yang sejak tadi menunjukkan dan mengajarinya bagaimana bekerja di tempat ini.

"Tidak usah... Tidak apa-apa nanti saja, sekarang saya mau beres-beres meja yang tadi sudah ditempati pembeli, biar nanti pembeli yang lain datang semuanya sudah siap." Jelas Alisha.

Semua karyawan yang ada di sana tidak bisa mencegahnya lagi, dan akhirnya membiarkan alisha pergi begitu saja. Sejak tadi pagi alisha hanya meminum air putih saja untuk mengontrol kelelahannya.

Dan itu pun tidak mengurangi semangat kerjanya sedikit pun di hari pertamanya bekerja.

"Saya sebenarnya kasian sama Mbak Alisha, dia tekun sekali berkerjanya, meskipun aku tahu, ini adalah hari pertamanya berkerja, tapi ini sangat berlebihan, saya nggak menyangka jika mbak Alisha bisa sekuat ini..." Ujar Dini.

"Iya aku juga tidak percaya dengan semua ini... Aku salut sama Mbak Alisha atas apa yang diperjuangkan untuk keluarganya..." Risa pun menjawab.

Bersambung....