Chereads / Terjebak Cinta Karena Harta / Chapter 8 - Sisi Gelap Sarah

Chapter 8 - Sisi Gelap Sarah

Setiap umat manusia di muka bumi ini terlahir dalam keadaan suci. Namun saat beranjak dewasa, sisi gelap akan menempel pada kehidupan. Hanya orang-orang yang selalu berpikir positif yang akan membuat sisi gelapnya menjadi acuan dalam hidup mereka untuk melangkah maju ke depan.

Begitu juga Sarah, adikku. Meski dia adalah anak yang periang dan jauh dari kata sedih. Siapa sangka, Ia juga punya sesuatu dalam dirinya yang tak bisa ia ungkapkan dengan bahasa tubuh atau raut wajahnya.

Usianya yang hanya terpaut satu tahun denganku, membuat kami berdua seringkali di duga anak kembar. Wajah Sarah sangat mirip denganku. Dia pun menganggapku sebagai kakak sekaligus teman curhatnya.

Dulu, Sarah pernah mencintai laki-laki yang bernama Andrean. Seorang lelaki yang dekat dengan kehidupan malam. Sarah terkejut ketika mengetahui semua tentang Andrean. Hingga akhirnya ia terjerumus pada kehidupan itu.

Sarah merokok, bahkan ia pernah mabuk. Aku memergokinya saat tengah malam di balkon atas rumah kami. Saat itu ibu dan ayah sedang tidak ada di rumah. Aku pun bilang pada Sarah akan menginap di rumah temanku. Tapi karena temanku membatalkan acara malam itu, aku pulang.

Sarah sedang asyik memegang sebatang rokok dan memegang segelas minuman beralkohol di tangannya, ia menangis tersedu menatap langit malam bertaburan bintang-bintang. Aku berjalan mendekatinya.

"Hei ...." Aku berdiri di depan Sarah. Ia terkejut dengan kedatanganku dan langsung melempar rokok itu lalu menaruh gelas berisi minuman di atas meja di sampingnya.

Aku melipat kedua tanganku dan menghela napas. "Ada apa?" Sarah berdiri dan menyeka wajahnya yang basah. "Aku nggak marah kok, tapi ceritakan masalahmu padaku, ya?" Aku mengelus rambut Sarah dan mengajaknya duduk. Ia terus menundukkan kepala, tangannya gemetar sehingga sepatah kata pun tak mampu di ucapkan.

Ternyata, malam itu Sarah hendak bertengkar dengan Andrean di Sugar Club. Alasannya adalah, Sarah mendapat kabar dari temannya bahwa Andrean sedang pergi dugem bersama wanita lain di Sugar Club. Lalu, Sarah pergi ke sana dan membuat keributan. Andrean pun tidak terima dengan sikap yang Sarah. Andrean memutuskan hubungannya dengan Sarah.

Setelah Sarah menjelaskan detail permasalahannya, ia memohon padaku agar tidak memberi tahu ibu dan ayah atas apa yang sedang ia lakukan malam itu. Sarah pun berjanji bahwa malam itu, adalah malam terakhir ia berteman dengan alkohol juga rokok.

Aku tahu, Sarah peduli dengan keadaanku saat ini. Ia tidak punya pilihan lain selain mengiyakan permintaanku. Dengan terpaksa, Sarah harus rela masuk ke dalam lubang hitam masalahku dengan Martha. Ia juga rela bernostalgia dengan kepedihannya saat harus menghubungi Andrean kembali, demi aku.

Sarah pernah melihat Andrean duduk bersama dengan Arian suami Martha di Kafe Kenanga beberapa waktu lalu. Kejadian itu sebelum Sarah tahu bahwa Arian adalah calon suami Martha. Ia pun tidak menghiraukannya. Andrean tahu bahwa aku melihatnya, tapi mereka lebih memilih untuk tidak saling bertegur sapa.

Sarah mencari kontak Andrean lewat platform sosial medianya. Ia menghubungi kembali Andrean laki-laki yang sempat ia cintai. Hal itu membuat Andrean heran, kenapa Sarah mencarinya lagi?

Andrean pun mengikuti apa mau Sarah. Ia melakoni permintaan Sarah yang ingin bertemu di salah satu Restoran yang berada di Mall Echo Plaza.

DEG~~~

Suhu tubuh Sarah mulai kacau, jantungnya seakan melompat-lompat di atas trampolin yang menjulang tinggi ke atas. Ia tertegun melihat pesona Andrean yang tidak selalu membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Setelah lama tak berjumpa, Andrean semakin tampan.

Ia duduk di samping Sarah. Bibirnya melebarkan senyuman manis yang sudah lama tidak tampak dari pandangan Sarah. "Aku bisa bantu apa?" Tanpa basa-basi, Andrean langsung membuka percakapan. Terlihat jelas di matanya bahwa Andrean masih sangat kecewa dengan Sarah. Karena, sebenarnya Sarah salah paham dengan kejadian di Sugar Club malam itu.

"Ah ... Aku, ingin tahu sesuatu dari kamu, boleh?" Sarah memancarkan wajah yang tersipu malu, bahkan pipinya mendadak memerah. "Tahu tentang apa?" Tanya Andrean seraya mengerutkan kedua alisnya.

"Arian. Kamu kenal kan dengan Arian?"

"Arian? Kamu kenal juga dengan Arian?"

Pertanyaan Andrean membuat Sarah kesulitan menjawab. Ia harus jawab apa, sementara ia sama sekali tidak mengenal Arian.

"Oh ... Jangan-jangan, kamu suka dengan Arian? Kalau iya, sebaiknya kamu kubur perasaan kamu karena saat ini Arian sudah jadi suami orang lain." Andrean mematik korek dan mulai membakar bibir rokok yang hendak ia ambil dari saku nya.

"Dengan siapa dia menikah?"

"Astagaaa ... Jadi beneran kamu suka dengan Arian? Padahal, tadi aku hanya menebak loh!"

Sarah terpaksa berpura-pura menyukai Arian, karena hanya dengan cara ini ia dapat mengorek lebih dalam lagi tentang Arian.

"Kamu bisa kan bantu aku?"

Andrean diam sejenak, ia menatap tajam kedua bola mata Sarah. Seketika Sarah pun terhipnotis oleh tatapan itu. "Bisa!"

Aku heran, kenapa Andrean menjawab bisa? Padahal ia tahu Felix sudah menikah. Ini menarik, aku tak sabar mengetahui semua tentang Felix. Sarah mengakhiri perbincangan itu dengan kata "Hubungi aku jika kamu siap memberitahukan cara agar aku bisa masuk ke dalam hidup Felix."

Sarah merasa bersalah karena sudah membohongi Andrean. Sarah tidak tahu perasaan apa yang dimiliki Andrean padanya saat ini. Yang Sarah tahu adalah, tatapan Andrean mengisyaratkan bahwa ia menolak kenyataan bahwa Sarah mencintai Felix.

Satu minggu setelah pertemuan Sarah dan Andrean, akhirnya mereka bertemu lagi. Andrean mengajak Sarah untuk bernostalgia di Sugar Club. Ia akan menunjukkan sesuatu padanya. Sarah pun mengiyakan ajakan Andrean karena ia ingin cepat-cepat memberi tahu semua tentang Arian padaku.

Sugar Club, pukul 11 malam.

Aku membantu Sarah mencari cara agar ia bisa keluar rumah pada malam hari. Syukurlah, ayah dan ibu sudah masuk kamar sejak pukul 9 malam tadi. Sarah berjalan mengendap-endap dengan membawa sepasang sepatu high heels di tangannya. "Tunggu, Sarah ingat! Ini hanya berpura-pura, jangan sampai kamu terjerumus ke hal-hal yang negatif." Aku berbisik pada Sarah dan memeluknya sebelum ia membuka pintu. Sarah berhasil ke luar tanpa ketahuan oleh ibu dan ayah.

KREK~~~

Terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar ayah. "Sedang apa kamu di sini?" Tanya ayah seraya mengucek kedua matanya. "Ah ... Ini, tadi aku keluar sebentar mencari udara segar." Ayah kelihatannya percaya dengan omonganku. Aku kembali ke kamar dan ayah pergi ke dapur untuk mengambil segelas air minum.

*Suara riuh musik

Sarah masuk ke dalam kelab, dia mencari keberadaan Andrean. Lalu saat ia berdiri di samping bar, Andrean melambaikan tangannya dari arah meja yang berada di pojok kanan. Sarah melihat Andrean sedang duduk bersama Felix.

Sarah menghampiri mereka dan berjabat tangan dengan Andrean juga Felix. Ia duduk di samping Felix. Matanya melirik ke arah Andrean yang sedang menatap Sarah. Lalu, Andrean menggiring tatapan Sarah untuk melihat Felix yang sedang asyik duduk di kelilingi dua wanita penghibur.