Ayudia langsung terkejut begitu tahu jika Kenzo yang membawanya ke UKS. Ia tidak menyangka jika lelaki yang selalu dingin padanya itu mau menolongnya. Membuat perasaan Ayudia semakin berbunga-bunga karena lelaki yang dia suka mau menolongnya.
"Lo yakin Manda?" tanya Ayudia yang seakan tidak percaya.
"Iya, tadi gue lihat sendiri kalau Kenzo yang bopong lo ke sini." Manda menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Ayudia mengangguk paham dengan perasaan yang sangat. Menurutnya tidak apa jika Kenzo dan yang lain tidak tahu perasaannya, yang penting ia bisa melihat Kenzo setiap hari dalam keadaan sehat. Terkadang cinta dalam diam itu memang sangat menyakitkan. Karena hanya bisa melihat cinta dari kejauhan saja tanpa bisa memiliki.
"Oh iya lo belum sarapan kan? Gue belikan makanan di kantin ya? Lo tuh nggak pernah makan di kantin," ucap Manda yang tampak khawatir sekali dengan keadaan Ayudia yang masih tampak pucat. Saat ini adalah jam pelajaran yang kedua. Namun Manda lebih memilih untuk izin ke UKS untuk menjenguk dan menemani Ayudia.
"Gue nggak sanggup kalau bayar makanan di kantin. Karena lo tau sendiri kan nyokap gue tuh bukan orang kaya seperti kalian. Sudah bisa minum aja gue syukur banget," jawab Ayudia dengan wajah yang terlihat sendu.
"Lo nggak usah mikirin bayar. Gue yang akan traktir lo sekarang. Kalau lo nggak makan yang ada perut lo akan sakit Yu. Lo nggak usah bantah deh," cetus Manda yang tak suka dengan pendapat Ayudia.
"Kenapa lo baik banget sama gue? Padahal kan gue miskin gak kaya kalian yang bayar mahal di sekolah ini. Gue bisa ke sekolah ini pun karena beasiswa." Ayudia malah merasa tidak percaya diri saat Manda memaksanya untuk makan di kantin.
Manda terpaku di tempat saat mendengar ucapan Ayudia barusan. Ia tidak menyangka jika Ayudia masih berpikiran seperti itu pada dirinya.
"Itu terus yang lo omongin, kan gue udah pernah bilang. Cuma lo yang bikin gue sreg untuk diajak berteman di sekolah ini. Semuanya palsu, mereka berteman cuma karena status sosial dan gue nggak suka." Manda menjelaskan pada Ayudia agar tidak minder berteman dengannya.
Ayudia langsung memeluk tubuh Manda dan merasa terharu karena masih ada yang mau berteman dengannya.
"Makasih Manda, lo baik banget sama gue." Ayudia tampak berkaca-kaca dan terharu.
***
Setelah mereka menangis terharu tadi akhirnya Ayudia mau ke kantin karena dipaksa oleh Manda. Manda tidak ingin jika Ayudia sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah karena sebentar lagi akan diadakan ujian semester.
Setibanya di kantin, Ayudia merasa sangat gugup. Karena kantin di sekolah itu seperti restoran di tempatnya bekerja. Tidak ada yang tahu jika Ayudia bekerja paruh waktu demi mendapatkan uang saku dan biaya kehidupan sehari-hari. Karena ibunya sedang sakit dan tidak ada lagi yang mencarikannya uang. Ayudia hanya tinggal bersama ibunya di rumah peninggalan almarhum ayahnya yang lumayan besar. Sebenarnya ayah Ayudia mempunyai toko besar, tetapi karena bangkrut akhirnya ayah Ayudia jatuh sakit karena masih belum bisa menerima kenyataan jika tokonya sudah lenyap. Kini hanya tersisa rumah saja yang mereka punya. Mobil pun sudah lenyap dijual karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Karena terserang penyakit serangan jantung, ayah Ayudia meninggal. Dan setelah ayah Ayudia meninggal, ibunya merasa kesepian dan masih belum siap mental. Akhirnya ibunya pun sakit-sakitan hingga saat ini. Ayudia tidak mengeluh, hanya saja terkadang ia merasa lelah karena anak remaja seusianya sudah mengalami masalah yang datang bertubi-tubi.
"Woy, kok lo ngelamun sih. Buruan lo pilih menu apaan?" tanya Manda sambil menepuk bahu Ayudia saat melihat Ayudia yang melamun. Lalu Ayudia tersentak saat merasakan tepukan dari Manda.
"Emm apa aja deh yang penting kenyang." Ayudia enggan memilih karena ia tidak berani melihat harganya. Dulu sewaktu ayahnya masih hidup Ayudia tidak pernah melihat harga saat membeli makanan yang dia suka.
Hanya ada mereka berdua yang di kantin saat ini. Karena masih jam pelajaran yang kedua. Ayudia tidak ikut selama dua jam pelajaran.
"Gue pilihkan bakso." Manda langsung memesan bakso dan juga jus buat Ayudia. Lalu Manda kembali lagi ke kursi yang saat ini ditempati oleh Ayudia.
Ayudia mengangguk tanda setuju. Karena ia tidak ingin protes dan takut jika apa yang dia pilih akan mahal harganya.
Beberapa menit kemudian akhirnya bakso pesanan Manda sudah jadi beserta jusnya. Jumlahnya hanya 1 dan disodorkan pada Ayudia oleh Manda saat pelayan membawa ke meja mereka.
"Kok cuma 1. Buat lo mana?" tanya Ayudia keheranan.
"Gue pilih jus aja. Karena udah sarapan dari rumah tadi." Manda menolak makan lagi karena perutnya sudah kenyang. Dia lebih memilih jus saja.
"Makasih ya Manda sekali lagi. Lo baik banget sama gue," ucap Ayudia lagi.
Akhirnya setelah beberapa menit, bel istirahat pun berbunyi. Namun Manda masih asyik menikmati jusnya dengan santai sambil menunggu Ayudia yang masih makan bakso.
Setelah itu murid-murid tampak berhamburan menuju kantin untuk mengganjal perut mereka yang terasa lapar. Bakso yang dimakan Ayudia tinggal sedikit dan kantin pun sudah penuh.
"Woi. Liat sini, ada si cupu sama katrok nih di kantin. Eh cupu, kok lo mau sih temenan sama dia. Kan lo kaya, jangan mau temenan sama dia. Mending lo temenan sama kita deh, dijamin duit lo nggak pernah habis buat traktir dia," celetuk Jenifer saat sudah tiba di kantin dan melihat ada Ayudia dan Manda yang sedang duduk santai di kantin.
Ayudia yang mendengar dirinya dihina merasa sesak. Ia tidak akan tinggal diam jika dihina, biarpun mereka kaya sekalipun ia tidak akan peduli. Ayudia berdiri dan mendekat pada Jennifer. Semua yang ada di kantin melihat keributan yang diciptakan oleh Jennifer dan mereka lebih memilih untuk diam saja karena tidak ingin ikut campur. Tak terkecuali Kenzo and the genk. Mereka menyaksikan keributan itu dan penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Ayudia.
"Ada masalah apa aku sama kamu? Semenjak awal masuk hingga sekarang kenapa kamu sewot? Karena aku miskin? Percuma kamu kaya dan cantik kalau kelakuan kamu nggak baik," sahut Ayudia tepat di depan wajah Jennifer. Hampir setiap hari Jennifer membully Ayudia namun tidak dihiraukan olehnya. Namun kali ini dia benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan oleh Jennifer. Mulutnya benar-benar pedas dan tidak beretika.
Semua yang ada di kantin merasa tidak percaya jika Ayudia berani melawan Jennifer.
"Berani nya lo, lo sengaja kan tadi pingsan biar digendong sama Kenzo. Jangan harap lo bisa deketin Kenzo."