Hari-hari telah berlalu, tak terasa sudah 6 bulan mereka sekolah di sekolahan Darma Bangsa yang terkenal dengan sekolahan elitnya. Seperti biasa, hari ini adalah hari senin. Dimana semua siswa wajib mengikuti upacara bendera yang diadakan di lapangan yang sangat luas.
Namun tidak untuk seorang siswa yang populer, siapa lagi kalau bukan Kenzo yang terlambat datang ke sekolah. Tadi malam ia menghabiskan waktu nongkrong bersama teman-temannya. Dan pagi tadi Kenzo bangun kesiangan. Saat Kenzo datang, pintu gerbang sudah ditutup rapat. Itu artinya semua siswa sudah tidak ada yang boleh masuk ke dalam.
Tetapi Kenzo tetap memaksa pada satpam jika dirinya tetap akan masuk. Kenzo mengancam pada satpam tersebut agar dipecat. Tentu saja satpam tersebut takut karena mereka semuanya tahu siapa Kenzo. Anak dari pengusaha kaya raya yang sangat berpengaruh dan menjadi donatur tetap di sekolahan tersebut.
"Nah gitu dong Pak dari tadi," ucap Kenzo seraya melajukan mobilnya menuju parkiran sekolah. Semua siswa di sana rata-rata memakai mobil saat ke sekolah. Hanya Ayudia saja yang tidak menggunakan mobil ataupun diantar sopir. Dia lebih memilih jalan kaki dari pada harus menggunakan angkot ataupun taksi. Karena uang yang dia punya hanya sedikit dan lebih baik ditabung saja.
Para guru yang melihat Kenzo terlambat langsung menegur, ada guru BK yang sedang bertugas untuk menangani siswa yang bermasalah, kebetulan sekali menemukan Kenzo yang sedang terlambat.
"Kenzo!" panggil Bu Alya. Kenzo langsung menghentikan langkahnya saat mendengar namanya dipanggil oleh Bu Alya. Lalu Bu Alya mendekat pada Kenzo yang berjalan dengan mengendap-endap. Tapi akhirnya dia ketahuan juga oleh Bu Alya, guru BK yang paling killer.
"Kenapa kamu terlambat?" tanya Bu Alya dengan memasang wajah galaknya.
Dengan santai, Kenzo menjawab, "bangun kesiangan Bu."
"Sekarang kamu ke lapangan, berdiri di bawah tiang bendera bersama teman yang lain." Bu Alya memberi perintah berupa hukuman pada Kenzo.
Tak ingin berdebat akhirnya Kenzo berjalan menuju lapangan. Setelah berada di dekat lapangan. Ternyata hanya ada 1 siswa yang dihukum, dan itu perempuan. Kenzo berjalan menuju tiang bendera untuk menjalani hukuman yang diberikan oleh Bu Alya. Setelah mendekat di tiang bendera, Kenzo menoleh pada siswa yang sedang dihukum tersebut. Dan ternyata dia adalah Ayudia, temannya sekelas.
"Lo dihukum juga? Kan biasanya lo selalu datang pagi," sapa Kenzo pada Ayudia. Ayudia datang terlambat karena tadi pagi ia harus mengurus ibunya terlebih dahulu yang sedang sakit. Ibunya minta ingin dibuatkan bubur oleh Ayudia. Oleh sebab itu Ayudia datang terlambat apalagi dirinya harus berjalan kaki menuju sekolahan. Begitu tiba, ternyata Ayudia sudah terlambat dan yang lain sudah pada melaksanakan upacara bendera hari senin.
"Iya," jawab Ayudia singkat. Meskipun masih pagi, namun matahari sudah mulai naik sehingga membuat Ayudia kepanasan dan wajahnya memerah. Ayudia tidak tahan jika berlama-lama di bawah teriknya matahari. Kepalanya akan pusing seketika.
Kenzo hanya diam saja tak bertanya lagi pada Ayudia. Namun matanya melirik ke samping. Melihat Ayudia yang pagi itu tampak cantik sekali. Meskipun bukan dari keluarga kaya raya, tetapi kulit Ayudia tampak bersih dan putih. Membuat Kenzo menelan salivanya kasar saat melihat tubuh Ayudia yang jaraknya tidak begitu jauh. Dan mata Kenzo tak sengaja melirik di bagian dada Ayudia yang tampak sangat menonjol namun tidak terlihat jika dilihat dari depan. Karena baju Ayudia yang tidak ketat seperti siswi yang lainnya.
Kenzo merutuki dirinya yang berpikiran mesum terhadap Ayudia. Bisa-bisanya dia berpikiran liar saat melihat Ayudia. Buru-buru Kenzo memalingkan wajahnya dari Ayudia. Namun saat Kenzo memalingkan wajahnya, tiba-tiba terdengar sesuatu jatuh.
Bruk!
Kenzo menoleh dan ternyata Ayudia yang sudah tergeletak di atas lapangan. Dengan cepat Kenzo melihat kondisi Ayudia. Tampak keringat dingin menetes di keningnya. Ayudia terlihat sangat pucat, lalu Kenzo membopong tubuh Ayudia untuk dibawa ke UKS. Dengan langkah cepat Kenzo menuju ke ruangan UKS, sambil tasnya dia letakkan di bahunya.
Murid-murid lain yang berada di kelas langsung heboh seketika saat melihat Kenzo membopong seorang siswi. Mereka merasa iri dan ingin merasakan berada di posisi Ayudia.
'Siapa sih tuh cewek yang digendong Kenzo. Ih pasti dia sengaja deh biar di gendong Kenzo.'
'Kenzo keren banget sih kalau gitu. Perfect, mau menolong siapapun. Duh pahlawanku.'
'Aku yakin tuh cewek pura-pura pingsan.'
Semua siswi mengeluarkan asumsi mereka saat melihat Kenzo membopong tubuh Ayudia. Para guru langsung membentak mereka yang tidak mendengarkan penjelasannya dan malah fokus pada Kenzo.
"Diam kalian! Silahkan perhatikan apa yang saya sampaikan!" teriak Bu guru yang ada di kelas Kenzo.
Lalu mereka semua langsung diam dan tidak berani berkomentar lagi. Apalagi para sahabat Kenzo, mereka hanya bisa diam saja saat Bu guru sudah mulai marah.
***
Sementara itu, Kenzo kini sudah membaringkan Ayudia di ranjang yang ada di UKS. Tetapi mata Ayudia masih terpejam. Membuat Kenzo semakin panik. Entah kenapa dirinya bisa bersikap demikian, padahal selama ini ia tidak pernah peduli pada siapapun.
'Ternyata dia cantik.' Kenzo memperhatikan setiap inci wajah Ayudia. Hidung mancung, bibir tebal dan terlihat penuh serta bulu mata yang terlihat lentik.
Lalu buru-buru Kenzo keluar dari ruangan itu setelah mengolesi hidung Ayudia dengan minyak kayu putih. Kenzo tidak ingin jika Ayudia tahu bahwa dirinya ada di ruangan tersebut. Dan tidak ingin jika Ayudia tahu bahwa dirinya yang telah menolong.
Selang beberapa menit kemudian, setelah Kenzo keluar dari ruangan UKS. Ayudia mengerjapkan matanya pelan. Pandangannya terlihat gelap dan buram. Lalu Ayudia berusaha untuk mengucek matanya. Dan baru ia sadari jika dirinya sedang berada di UKS. Ayudia duduk sambil memijat kepalanya pelan. Pusing yang sejak tadi melanda tidak berangsur hilang.
Saat Ayudia berada di posisi begitu, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Ayudia menoleh dan ternyata ada Manda yang masuk dengan wajah yang terlihat panik.
"Ayu!" teriak Manda dan membuat seisi ruangan UKS terasa penuh dengan suara Manda.
"Manda, suara lo berisik tau nggak," ucap Ayudia sambil menutup telinganya karena berisik dengan suara Manda yang cempreng.
Manda mendekat pada Ayudia yang masih di ranjang.
"Lo kenapa? Nggak ada yang sakit kan? Wajah lo pucat banget Yu," celetuk Manda yang sangat cerewet seperti ibu-ibu komplek.
"Gue pingsan pas berdiri di lapangan tadi." Ayudia kembali memijat pelipisnya yang terasa masih sakit.
"Lagian sih, tumben-tumbenan lo telat. Kenapa sih?" tanya Manda heran. Karena tidak biasanya Ayudia terlambat saat datang ke sekolah.
"Tadi pagi ibu gue sakit dan minta dibuatkan bubur. Makanya gue terlambat. Nggak mungkin kan gue ninggalin ibu pas lagi sakit," jelas Ayudia dan Manda tampak mengangguk paham.
"Lo pasti belum sarapan kan?" tebak Manda.
Ayudia diam.
"Oh ya siapa yang bawa gue ke sini?" tanya Ayudia yang sejak tadi penasaran.
"Kenzo."