"Anggukkan kepala jika kau bisa mendengarkan, Nak." Cole berbicara di sisi tubuh Rumi. Pria itu terus mencoba untuk berkomunikasi sembari menunggu Mr. Tonny Ayres datang kemari, meksipun sudah hampir dua jam berlalu sejak Eliot memberi kabar padanya lewat panggilan suara. Mr. Tonny mengabaikan panggilan yang kedua dan ketiga kalinya.
Eliot berpikir bahwa itu adalah urusan yang penting. Dia pergi seorang diri, bersama seorang supir yang juga tidak mengangkat teleponnya. Kalau sudah begitu, artinya Mr. Tonny sedang menjalankan satu misi penting. Di mana tak seorang pun anak buah boleh tahu keberadaannya sekarang.
Rumi menganggukkan kepalanya ringan. Bola matanya bergerak, menyusuri sisi ruangan yang bisa dia panjang. Oksigen dilepas dari atas hidungnya. Diturunkan ke leher sebab Cole merasa Rumi sudah bisa bernafas tanpa menggunakan itu sejak dari kesadarannya beberapa jam lalu.
"Berapa jariku, Nak?" katanya. Mengecek penglihatan gadis itu.