"Kau akan pergi ke mana?" Rumi mencegah sang suami, tak mau kalau melepaskan banteng ini dalam keadaan marah begini. Bahaya, dia bisa membunuh orang-orang di luar sana.
"Aku sudah menjelaskan semuanya. Dari awal, dan jujur ...." Dia memandang dengan cara yang khas, sekarang memohon dengan pandangan matanya sendiri. Berharap kalau pria yang ada di depannya itu mau luluh.
"Aku sudah mengatakan semuanya. Jadi tidak perlu memperbesar masalah. Itu hanya akan merepotkan dirimu saja."
"Dia harus diberi pelajaran, Cassia. Kita tidak bisa membiarkan kelancangannya itu. Dia harus diberi tahu bagaimana caranya sopan dan santun."
Rumi mengangguk. Dja menyetujui apa yang baru saja dikatakan oleh pria di depannya. Manggut-manggut tanpa jeda. "Tentu saja. Dia harus mendapatkan semua pembelajaran, aku setuju. Dia wanita yang menyebalkan dan dia sungguh tidak tahu malu! Dia selalu datang dan mengganggu diriku, padahal aku tidak pernah sekalipun mengganggu dirinya."
