Chereads / Disaster Life in Kouh Academy / Chapter 5 - Diskusi

Chapter 5 - Diskusi

"Apa maksudnya ini, Yudi?" Tanya Kalawarner.

Gadis Malaikat Jatuh yang memiliki ukuran Oppai yang lebih besar dari saudaranya berkacak pinggang sambil menatapku.

"Memang kenapa, bukankah ini rumahku?" Tanyaku.

"Aku tidak mempermasalahkan itu karena sadar kalau rumah ini milikmu. Yang aku tanyakan kenapa kau membawa gadis High Elf ini?" Tanya Kalawarner.

Setelah perkenalan itu, aku membawa Lefiya ke rumahku untuk mendengarkan dengan jelas apa yang dia katakan sebelumnya.

Lefiya reflek merapat ke punggungku, bisa kurasakan kalau tangannya sedang mencengkeram belakang bajuku.

"Gadis High Elf ini sedang terdesak, bisakah kau panggil Raynare dan Mittelt serta beberapa anggota baru yang kalian rekrut?" Ucapku datar.

"Fuh, kau itu tidak bisa diajak bercanda. Dasar muka datar, gadis Elf maaf kalau aku sedikit kasar tadi. Namaku Kalawarner!" Ucapnya sambil memperkenalkan diri pada Lefiya.

Mendapatkan perubahan suasana seperti itu Lefiya mengerjapkan matanya. Lalu perlahan dia melepaskan cengkramannya dan berdiri di sampingku.

"Iya, salam kenal namaku Lefiya seorang High Elf yang tinggal di Dark Forest." Balas Lefiya dengan wajah senyum.

"Dark Forest ya, aku masih belum mengerti sih. Tapi sepertinya itu menarik!" Sambung Kalawarner.

Mereka saling bertukar sapa, kupikir akan berlangsung sebentar namun Kalawarner dan Lefiya begitu menikmatinya.

*Maaf jika aku mengganggu perbincangan kalian, Lefiya bukankah kau bilang kalau Desamu dalam bahaya." Potongku.

"Oh iya, kau benar aku hampir lupa!" Ucapnya.

"Memang apa yang terjadi?"

"Panggil Raynare dan Mittelt serta rekrutmen baru kalian!" Perintahku pada Kalawarner.

"Baiklah, tunggu sebentar!" balas Kalawarner.

Tidak butuh sepuluh menit semua sudah berkumpul. Lefiya nampak gelisah sedangkan Raynare dan Mittelt begitu penasaran dengan hal penting yang disampaikan Kalawarner.

Aku melihat ada 12 Malaikat Jatuh yang berhasil mereka rekrut. Raynare dan Mittelt pandai merekrut ras mereka ternyata.

Awalnya mereka juga menanyakan alasan dari perintahku untuk merekrut orang baru. Raynare adalah orang yang paling keras menolaknya.

Mungkin karena merasa tidak sanggup menanggung beban mental sebab baru kehilangan nyawa rekannya.

Tapi aku menjelaskan pada mereka kalau itu dibutuhkan untuk alasan tertentu. Aku juga meyakinkan mereka kalau hal tersebut akan berguna di masa depan.

Lalu aku mengatakan pada mereka kalau hanya menyediakan tempat tinggal. Untuk urusan makan setidaknya mereka harus bekerja.

Meskipun awalnya mereka mencoba untuk membantah, tapi aku memberikan pengertian dan Kalawarner yang lebih dewasa diantara mereka bertiga mengerti dan menerima usulanku.

"Jadi hal penting apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Raynare.

Aku mengangguk dan membberri perintah Lefiya untuk menjelaskan.

"Lefiya sampaikan saja!"

"Um, sebelumnya perkenalkan namaku Lefiya seorang High Elf dari Dark Forest. Saat ini segerombolan Orc yang di pimpin oleh raja mereka bernama Gouli sedang berusaha menghancurkan desa kami."

"Di saat keadaan mendesak, ratu kami bernama Riveria Ljos Alf memberikan perintah untuk membawa tombak yang diberikan oleh Pohon suci Gigas Cedar dan meminta bantuan. Dia berpesan kalau ada seseorang yang mampu menggunakan tombak itu, maka dialah yang terpilih." Jelas Lefiya.

Suasana hening ketika gadis Elf berambut orange ponytail itu menyelesaikan ceritanya. Raynare adalah yang pertama mengeluarkan pendapat.

"Dengan kata lain kau meminta bantuan kami untuk mengusir para Orc itu?"

"Aku tidak memaksa, yang menyuruh aku melakukannya adalah Oni-chan ini. Dia bilang kalau memiliki beberapa orang yang bisa diandalkan, mintalah tolong pada mereka pasti akan dibantu." Jawab Lefiya.

Tiga gadis Malaikat Jatuh itu menatapku dengan hawa membunuh, bulu kudukku seketika berdiri. Apa mungkin yang aku ucapkan itu salah.

"Tapi boleh aku tahu lokasi Dark Forest itu?" Tanya Mittelt.

"Ah baik, akan aku tunjukkan!" Ucap Lefiya.

Gadis Elf itu mengeluarkan sebuah alat berbentuk bundar dengan sebuha berlian biru di tengahnya. Entah bagaimana sebuah hologram tiga dimensi muncul dan menunjukkan lokasi kota Kuoh sepenuhnya.

Yang membuat diriku heran, lokasi Akademi Kuoh dan beberapa puluh Km di sekitarnya entah kenapa berwarna merah dan sebagiannya ungu apa yang sebenarnya terjadi.

"Tunggu, kenapa wilayah Akademi Kuoh dan sekitarnya berwarna merah dan ungu?" Tanyaku.

"Itu karena wilayah tersebut adalah kekuasaan yang diawasi oleh Rias Gremory dan Sona Shitori. Aku pernah menjelaskan padamu bukan?" Jawab Kalawarner.

"Ah soal itu sepertinya aku ingat, ternyata dia memiliki wilayah yang luasa juga. Terus titik putih yang ada dis sebuah hutang lindung dekat perbukitan itu apalagi?" Tanyaku.

"Itulah desa tempat tinggalku. Saat ini saudaraku sedang berjuang sekuat tenaga dari gempuran oara Orc itu." Ucap Lefiya sedih.

Aku bisa merasakan kalau dia khawatir dengan keadaan rasnya. Lalu sebuah tangan menarik tanganku, itu adalah Raynare.

"Aku pinjam dia sebentar, kalian lanjutkan diskusinya." Ucapnya.

"Eh!" Responku.

Gadis ini menarik kuat diriku cukup jauh dari mereka, apa sebenarnya yang ingin dia bicarakan padaku. Setelah itu dia melepaskan tarikan dan menatapku.

"Aku sudah mengikuti saran untuk merekrut orang baru, lalu sekarang kau ingin ikut campur dengan urusan ras Elf. Apa sebenarnya yang ada dipikiranmu itu?" Tanyanya.

"Membuat rumah untukmu dan saudara-saudaramu!" Jawabku tegas.

"Heh!" Responnya dengan wajah terkejut.