Chereads / Disaster Life in Kouh Academy / Chapter 10 - Bab 10

Chapter 10 - Bab 10

Suasana berat dan menekan menghiasi ruangan yang menjadi tempat berkumpulnya empat Ras berbeda. Tidak ada yang tahu, apa sebenarnya yang direncanakan oleh pemuda yang kini memegang Tombak Petir milik Kaum High Elf.

Bangsa High Elf yang biasanya bermuka sinis dan juga memandang rendah ras lain, saat ini hanya memasang wajah kaku dan menahan emosi sebab Yudi menatap mereka dengan tajam sembari memegang tombak petir peninggalan leluhur mereka.

"Sialan, jika saja dia bukan orang terpilih yang dikatakan oleh Roh Pelindung Pohon Suci Gigas Cedar, aku pasti sudah mengusirnya dari tadi karena tidak menghormati kami," batin Riveria.

"Kalau begitu, apa hal yang engkau tawarkan dalam diskusi kali ini. Selama itu lebih banyak menguntungkan kami, kami akan menerima tawaran tersebut," ucap Riveria memulai rapat.

"Belum apa-apa sudah menentukan ingin dapat berapa, tidakkah itu merupakan sebuah tindakan yang sembrono, Ratu Elf?" ucap Yudi.

Ratu Riveria mendengus saat mendengar ucapan tersebut, memang itu nampak konyol, tapi dia sudah keburu kesal karena pemuda di depannya ini memandang kaumnya dengan sombong dan percaya diri sebab sudah menjadi orang yang dipilih Tombak Petir.

"Setidaknya di sini aku ingin memperjelas, kalau posisiku ingin diuntungkan, bukan dirugikan, jika Itu menguntungkan kami, maka kami akan menerima tawaran tersebut," ucap Riveria memulai rapat.

Yudi menggenggam tombak Petir itu, dan muncullah kilatan petir menyambar-nyambar yang membuat ruangan itu sedikit bergetar. Beberapa yang hadir nampak takut dengan kejadian tersebut.

"Ah, apa yang coba kau lakukan?" tanya Filvis terkejut.

"Jika membicarakan tentang keuntungan dengan ras kalian, sejujurnya tidak ada untungnya sama sekali bagiku. Aku telah Menyelamatkan kalian dan melerai pertarungan kalian dengan para Orc. Tapi, dengan bodohnya, kau malah ingin memperjelas, 'Kalau kau ingin diuntungkan,' sungguh arogan," ucap Yudi sinis.

Riveria menggenggam erat tongkatnya, dia hampir kehabisan akal dan kesabaran saat pemuda itu mengatakan hal-hal yang begitu tidak melenakkan untuk didengar, apalagi itu mengenai rasnya.

"Jaga mulutmu, hai manusia," ucap salah seorang prajurit sambil menghunuskan pedang.

Yudi memainkan tombaknya dan mengarahkan ke arah Elf prajurit tersebut. Lalu petir menyambar ke arah tempat itu. Beruntung, High Elf itu mampu menghindar sehingga tidak terkena sambaran petir itu.

"Apa yang kau lakukan? Kau hendak membunuh bawahanku," ucap Riveria.

"Saat awal tadi, kau memperjelas, 'kalau ingin diuntungkan dalam diskusi ini,' maka aku memperjelas, 'kalau amat mudah bagiku untuk memusnahkan kalian semua saat ini,' ucap Yudi dengan dingin dan mata intimidasi.

"Apa yang kau lakukan, Yudi?" ucap Raynare setengah teriak.

"Apakah sudah gila, Yudi-san?" ucap Kalawarner panik.

"Ah, sebenarnya apa sih rencanamu, Kak Yudi?" ucap Mittelt sembari mengacak rambutnya karena tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Yudi.

"Tuan Yudi, jangan membuat kami bertanya-tanda dengan rencana yang anda punya," lalu Ratu Elf, "bisakah kita berdiskusi dengan santai tanpa mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dalam diskusi kali ini?" Ucap Thrall yang juga mulai penasaran dengan rencana milik Yudi.

Riveria, dengan sangat terpaksa, harus menelan pil pahit karena sudah dipermalukan oleh pemuda manusia di depannya ini. Sesungguhnya dia ingin sekali melemparkan sihir penghancuran pada pemuda itu, tapi jika dia melakukannya, maka Roh Pelindung dari Pohon Suci Gigas Cedar akan memberikan kutukan pada dirinya dan juga seluruh ras High Elf sebab sudah melukai orang yang dipilih.

"Sialan, apakah Gigas Cedar sudah gila karena memilih pemuda ini sebagai Tuannya?"

"Baiklah, aku minta maaf jika sebelumnya sudah bertindak arogan. Sekarang, jelaskan apa rencanamu dengan mengajukan diskusi ini," tanya Riveria.

Melihat Ratu Elf itu sudah bersikap sopan, barulah Yudi memberikan senyum kecil dan merespon dengan sopan.

"Aku ucapkan terima kasih karena sudah memberikan izin untukku. Pertama-tama, izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku adalah Yudi, seorang pemuda biasa saja yang kebetulan berteman dengan tiga orang malaikat jatuh. Lalu, hal yang ingin ku tawarkan di sini adalah kerjasama," ucap Yudi menjelaskan rencana miliknya.