Chereads / Setulus Cinta Kirana / Chapter 8 - Membongkar Kebohongan Sendiri

Chapter 8 - Membongkar Kebohongan Sendiri

Mama Lusi, mamanya Farhan hari ini sedang mengikuti pengajian yang diadakan seminggu sekali dimasjid dekat rumahnya. Ia merasa aneh, karena teman-teman sesama ibu-ibu seolah menjauh darinya, lalu saat sedang mendengarkan ceramah seorang ustadzah, Mama Lusi mendengar temannya membicarakan tentang Farhan yang sudah menghamili Kirana, rupanya berita ini sudah menyebar luas ke telinga para tetangga, padahal ia tidak pernah menyebarkan berita yang tidak benar ini. Mama Lusi berpikir, pasti Ibu Ranti (Ibunya Kirana) yang sudah menyebarkannya.

"Bu, memang benar berita yang tersebar, kalau Farhan sudah menghamili Kirana?" Tanya seorang ibu bernama Fitri setelah selesai pengajian.

"Ibu Fitri tau dari mana?" Tanya Mama Lusi.

"Dari Ibu Ranti, katanya anaknya udah dihamili oleh anak ibu."

"Nggak! Berita ini ga benar. Kirana hanya mengarang cerita." Tegas Mama Lusi, lalu ia langsung beranjak pulang kerumahnya.

Hati ibu mana yang tak sakit mendengar berita yang tidak benar tentang anaknya sudah tersebar. Apalagi kehamilan merupakan aib, Mama Lusi tidak habis pikir Kirana melakukan itu. Mama Lusi mengunjungi rumah Ibu Ranti. Niat Mama Lusi, ia ingin memberitahukan kalau Kirana hanya berpura-pura hamil, setelah Mama Lusi mengatakan yang sebenarnya, Ibu Ranti tidak percaya. Ia lebih percaya pada Kirana, anaknya. Ibu Ranti menuduh Mama Lusi yang menyebarkan kebohongan agar Farhan bisa lari dari tanggung jawab.

"Nggak Bu! Apa yang saya katakan benar, Kirana memang pura-pura hamil." Tutur Mama Lusi.

"Mau ibu jelaskan berpuluh - puluh kali pun, saya ga percaya. Jelas - jelas anak saya mual lalu muntah - muntah!"

Mama Lusi keluar dari rumah ibu Ranti, ia sudah mencoba menjelaskan tapi sepertinya percuma saja, Ibu Ranti tak juga percaya atas apa yang ia katakan.

Sore hari tiba, Farhan sudah sampai dirumah. Ia tak mendapati Mamanya diruang tamu, ruang tengah maupun dapur. Ternyata, Mamanya sedang berada dikamar, duduk bersandar diatas tempat tidur.

Farhan mendekat, mencium tangan sang Mama, "Mama kenapa? Sakit?" Tanya Farhan.

"Nggak!"

"Tumben dikamar aja, biasanya sore-sore gini lagi nonton tv atau didapur."

"Mama ga semangat."

"Kenapa?"

"Tadi, Mama ngaji, terus ibu - ibu ternyata udah tau berita kehamilan Kirana, mereka semua ngomongin kamu. Mama malu!"

"Yaudah, Mama jelasin aja kalau itu semua bohong!" Ujar Farhan.

"Iya, ibu udah bilang sama ibu Fitri, tapi Ibu ga tau deh dia percaya atau nggak. Ibu juga sudah bilang ke Ibu Ranti tapi dia ga percaya, dia lebih percaya pada Kirana. Malah ibu Ranti bilang, ibu sengaja mengatakan kebohongan ini agar kamu lari dari tanggung jawab."

"Astagfirullah... Yaudah, ibu tenang ya nanti Kirana juga akan ngomong sendiri sama orang tuanya."

"Udah, kamu cari wanita lain aja ya! Jangan sama Kirana!"

Farhan menganggukan kepala, hubungannya dengan Kirana memang sudah berakhir. Sekarang bukan hanya orang tuanya Kirana yang tidak menyetujui mereka, Mamanya Farhan juga tidak menyetujuinya.

Kirana baru saja sampai rumah, ia langsung masuk kedalam kamarnya.

"Kiran!" Ibu memanggil Kirana lalu membuka pintu kamarnya.

"Ayo periksa kandungan ke Bidan Murni." Ajak Ibu.

"Tapi aku capek banget, Bu! Nanti aja ya!" Alasan Kirana sambil berpura-pura lemas.

"Kandunganmu harus cepat-cepat diperiksa!"

"Nanti aja deh!" Ucap Kirana sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Ibunya mengatakan pada Kirana, kalau tadi sore Mamanya Farhan datang kerumah dan bilang kalau Kirana hanya berpura-pura hamil.

"Hah, Mamanya Farhan bilang begitu?" Kirana kaget mendengar cerita ibu.

"Iya!"

"Makanya kita periksa ke Bidan ya untuk bukti kalau kamu benar-benat hamil!" Bujuk Ibunya.

"Iy-ya, nanti deh Bu!"

Ibunya keluar dari kamar Kirana, lalu ia kembali memikirkan bagaimana harus bicara jujur pada ibunya.

Kirana berdiri di balkon rumahnya, ia melihat kearah kamar Farhan yang lampunya masih menyala, lalu ia menelepon Farhan.

"Hallo, kamu lagi ngapain?"

"Lagi istirahat, kenapa?"

"Ke balkon dong!"

"Iya."

"Kamu udah bilang ke Mama kamu kalau aku cuma pura-pura hamil?"

"Udah, karena Mamaku kepikiran, sampai nangis terus dan aku juga diusir dari rumah. Makanya aku jelaskan semua ke Mama kalau itu bohong."

"Lalu respon Mamamu gimana?"

"Mama ga merestui hubungan kita karena Mamaku bilang, hubungan yang diawali dengan kebohongan, ga akan baik kedepannya."

Kirana berusaha menutupi kesedihannya dihadapan Farhan, ia berbalik badan, menghapus air matanya yang mulai menetes. Mau dipaksa bagaimanapun, hubungan mereka sudah harus berakhir.

"Yaudah deh, nanti aku juga akan bilang ke ibuku tentang kebohongan ini."

"Iya."

"Farhan, aku masih boleh kangen sama kamu ga?"

"Ha... Ha... Ha..."

"Kok malah ketawa?"

"Maaf! Iya boleh kok."

"Aku kangen banget tau!"

"Aku juga kangen sama kamu Kiran!"

Farhan melemparkan senyum ke arah Kirana, Kirana pun membalasnya, mereka ngobrol berhadapan tapi melalui telepon, hal ini sering mereka lakukan ketika sama - sama rindu.

"Udah ya Kiran, udah malam, kamu tidur sana!"

"Iya!

"Kiranaaa!" Tiba-tiba ibu memanggil dari dalam rumah. Kirana langsung menutup teleponnya, lalu ia masuk kedalam.

"Kamu ngapain malam-malam masih diluar?" Tanya ibu .

"Ga ngapa-ngapain, iseng aja." Jawab Kirana sambil berlalu kekamarnya.

"Kamu kan lagi hamil, ga baik lho malam-malam diluar ." Ucap Ibu sambil mengikuti Kirana kedalam kamarnya.

"Kiran, tadi ibu sudah booking cathering, booking tenda dan penata rias untuk pernikahan kamu, besok kita kesana ya, lihat-lihat baju pengantin yang mau kamu pakai."

Kirana terdiam, ia tak habis pikir, ternyata ibunya sudah mempersiapkan acara pernikahannya nanti, sedangkan ia dan Farhan saja hubungannya sudah kandas karena Farhan memutuskan untuk tidak jadi menikahi Kirana karena kebohongan yang Kirana buat.

"Bu, maaf sebelumnya, tapi aku harus bicara yang sebenarnya sama ibu." Ucap Kirana dengan nada bicara gugup, ibu mendekat menatap matanya, mencoba menangkap apa yang akan disampaikan oleh anaknya ini.

"Ada apa?" Tanya Ibu.

Kirana duduk diatas tempat tidurnya, di susul ibu yang juga duduk didekatnya.

"Sebenarnya, aku ga hamil." Ungkap Kirana.

"Jadi kamu bohong?"

"Iya, maaf Bu!" Kirana memegang lalu mencium tangan ibunya.

"Astagfirullahaladzim, maksud kamu apa sih bohong sama ibu?" Ibu mulai marah.

"Biar ibu merestui hubunganku dengan Farhan." Jawab Kirana sambil menahan air yang sudah berada diujung netranya.

Ibu menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, ia tak menyangka anaknya berberbohong hanya demi mendapatkan restunya.

"Ibu sudah bilang ke orang - orang, bahwa kamu akan menikah dua bulan lagi. Kalau seperti itu nanti ibu dibilang pembohong, pengarang cerita. Ibu malu Kiran, apa kata orang nanti?"

"Maaf Bu!" Ucap Kirana, memelas maaf pada ibunya.

"Lalu sekarang, gimana hubunganmu dengan Farhan?"

"Kita masih saling cinta, tapi terpaksa harus mengakhiri hubungan ini karena Mamanya Farhan juga jadi tidak menyetujui hubungan kita karena kebohonganku ini." Jelas Kirana.

"Kamu sabar ya, mulai sekarang lupakan Farhan!" Ucap Ibu sambil memeluk erat Kirana. Kirana menangis penuh haru, ia berjanji akan berusaha melupakan Farhan.