Chereads / Cinta tak harus saling memiliki / Chapter 8 - 8.vito kecewa

Chapter 8 - 8.vito kecewa

"Lu masih tau kopi kesukaan gua"

"Taulah,apa yang gak gua tau dari lu semua tentang lu,gua tau gak ada yang gua gak tau,karena lu adalah sahabat sejati gua dan gua sayang sama lu vito"

"Makasih bimo,maaf kalau gua kasar sama lu"

"Iya gapapa kok gua ngerti,itu bukan kasar itu sibuk gua juga gapapa kok,lu mau pulang gua tunggu apa gak"

"Gapapa gua bisa pulang sendiri kok lu hati-hati ya"

"Ok,jangan kebanyakan kerja ingat makan dan minum lu"

"Iya pasti kok masa hal penting dalam hidup gua,gua gak ingat"

"Baguslah kalau gitu,yaudah gua pergi ya udah malam mau siap-siap buat acara besok"

"Ok,bye hati-hati ya"

***

Vito dan bimo berpisah setelah berpisah vito naik ke atas dan masuk keruanganya,lalu ada denisa dan denisa peluk vito dan vito kaget dan berkata...

***

"Kenapa lu diruangan gua"

"Hmm maaf ya gua gak mengerti perasaan lu gua cuman egois mau menang sendiri sekali lagi maafin gua"

"Haa lu ngomong apa sih,gua gak ngerti"

"Makasih lu udah peduli sama gua,tapi gua malah mikirin ngomongan orang"

"Ooo(senyum) soal itu lupain aja gua udah lupa kok,dan gua harap kita gak berantem lagi ya,janji"

"Janji"

"Pulang yuk"

"Ok gua beres-beres meja gua dulu ya"

"Iya gua tunggu di parkiran mobil ya"

"Iya"

***

Denisa keluar dari ruangan vito dan akhirnya vito menghela napas dengan lega dan melihat jam gak lama vito beberes di ruanganya dan langsung keluar dari kantornya lalu di saat denisa rapi-rapi sari menelpon denisa dan berkata...

***

"Denisa,ke mana"

"Hmm masih di kantor kenapa sari"

"Gua mau ajak lu ke kafe,mau gak"

"Hmm ada janji besok aja gimana"

"Iyah gua gabisa besok,besok ada kelas sampai sore"

"Iyaudah gapapa,lain kali aja,maaf juga ya sari"

"Iya gapapa denisa yaudah kita chat aja ok"

"Ok"

***

Denisa pergi dari kantor dan ke arah parkiran mobil setelah itu naik mobil vito,saat masuk mobil vito,vito langsung peluk denisa dan denisa hanya diam saja dan denisa melihat vito dan akhirnya vito melepaskan pelukanya bersama denisa dan berkata...

***

"Maaf gua peluk lu ya"

"Iya gapapa kok,lu kenapa emang"

"Gua takut kalau lu gak ada di sisi gua,gua harus gimana"

"Hmm maksudnya gimana"

"Iya gua kan orangnya kerasa kepala banget dan emosian gua takut lu bosan sama gua dan gua juga sayang sama lu"

"Eh tunggu,maaf gua belum bisa untuk itu kita tetap jadi teman dulu gapapa kan"

"Loh kenapa kan orangtua kita udah setuju kita bersama"

"Mereka setuju gua belum,maaf ya"

"Emang apa yang lu tunggu"

"Gua lagi menunggu tahap kenalan kita,dan mengenal satu sama lain,gua gamau ketika kita menikah lu gak serius dan gua juga gak serius,lagian umur kita masih muda kok,lu mau kan tunggu waktu itu sampai tiba"

"Iyaudah kalau gitu"

"Makasih ya atas pengertianya"

"Iya sama-sama"

***

Denisa dan vito pergi ke kafe yang mereka ketemu setelah itu mereka di kafe dan bertemu dengan sari...

***

"Denisa"

"Sari (peluk) eh gua kira lu gak jadi ke sini sar"

"Jadi cuman sendiri,lu ama siapa eh tunggu itu bukanya cowo yang"

"Gua pesan minum kesukaan kita dulu ya,bye"

"Iya"

"Itu cowo yang ngobrol sama lu kan"

"Iya,kenapa emang"

"Kok jadi mangkin dekat ada apa"

"Oh iya gua belum cerita ya jadi orangtua gua sama orangtua dia sahabatan dari sekolah,dan mereka jodohin kita berdua"

"Ha,,serius"

"Iya dua rius gua"

"Ih enak banget,mau juga punya kisah cinta kayak gitu"

"Hmm enak darimana deh,bingung sama lu"

"Iya kayak jodoh tapi udah di atur,gua kapan ya kayak gitu"

"Kebanyakan ngayal ini orang,gua serius sar dia eh maksud gua,orangtuanya udah jodohin kita dari kita belum lahir"

"Iya masa lu gak sadar,kalau dia jodoh lu"

"Hmm emang ada yang kayak gitu ya"

"Ada lu sekarang,benar gak"

"Iya sih benar"

"Kenapa sih lu gak percaya kalau dia jodoh lu"

"Hmm gimana ya bukanya gak percaya sih,dia kan ganteng gak mungkin banget gak sih,dia gak ada pacar"

"Iya sih benar juga gua setuju sih soal itu"

"Nah itu yang gua rasakan gua rasa,dia udah ada pacar kalau gak mantan cuman gatau gimana,putus dan berakhir kayak sekarang"

"Lu bisa ngomong kayak gitu kenapa"

"Habis berkali-kali gua melakukan kontak fisik ke dia,dia biasa aja kayak gak suka gua,gua juga gatau sih kenapa gamau berpikir aneh-aneh juga"

"Gua ngerasa lu kebanyakan mikir tau"

"Maksud lu mikir apaan"

"Iya belum tentu yang lu liat itu benar kayak gitu hehe"

"Hmm jadi menurut lu gua ngayal kayak lu gitu"

"Iya gak ngayal juga sih lebih tepatnya mungkin lu kurang terbuka sama dia"

"Iya kali ya gatau juga oh iya gua ke sana dulu ya ambil kopi,nanti kalau ada dia jangan ngomong tentang dia ok,gak enak gua"

"Iya kayak anak kecil aja gua ampe lu ingatin"

"Bukan gitu,takut lu keceplosan kan lu kadang kalau nanya mulutnya suka gabisa rem,dan terus bisa lari ke mana-mana"

"Iya aman,tenang aja ok"

***

Saat denisa mau ngambil minuman ada vito yang mengantar minuman,saat denisa mau bantu vito bilang gapapa dan biar vito aja yang melakukan semuanya,itu salah satu sifat vito yang membuat denisa kadang meleleh kepada dirinya ditambah sari yang melihat itu juga jadi mau punya pacar,biar merasakan apa yang dirasakan denisa setelah sampai di meja sari...

***

"Maaf ya lama"

"Iya gapapa vito"

"Hai vito"

"Oh...iy-iyaa sari"

"Salam kenal,sahabat denisa ya"

"Iya,salam kenal juga"

"Hmm ini minumanya"

"Iya makasih vito"

"Nanti makananya lagi di antar ya"

"Kok repot-repot banget kenapa"

"Maksudnya repot gimana"

"Iya kan sekalian belum makan kan daritadi cuman makan pagi doang"

"Iya sih"

"Oh iya sari udah makan"

"Udah kok baru aja"

"Yah telat dong ya tadinya mau pesanin makan sekalian hehe"

"Iya gapapa kok makasih ya vito"

***

Vito hanya senyum kepada sari dan tetap lanjut ngomong kepada denisa setelah lanjut ngomong akhirnya makan mereka datang karena vito ada pesan makanan ringan mereka langsung makan,setelah selesai makan mereka vito mengantar denisa pulang dan sampai dirumah denisa,denisa melihat vito dan berkata...