Chereads / ALPHA RED GEM / Chapter 11 - Chapter 11 MARAH

Chapter 11 - Chapter 11 MARAH

Louis masih setia menunggu Hannah di kantin. Dia tidak melakukan apa pun selain duduk dengan segelas kopi, musik, dan game yang dia mainkan guna menghilangkan kejenuhan menunggu.

"Kau benar-benar menungguku Louis! Kenapa tidak pergi saja? Kau tidak perlu demikian," ucap Hannah yang langsung menghardik Louis yang ternyata dengan seriusnya menunggunya kurang lebih satu jam di kantin tanpa pindah ke tempat lain. Louis yang dihardik malah tersenyum kepada Hannah.

"Aku tahu kau peduli. Ayo!"

Tanpa aba-aba Louis langsung menarik tangan Hannah membuat gadisnya itu mengikuti Louis meelangkah keluar dari kantin. Dia membawa Hanah ke parkiran mobilnya dan membukakan pintu untuknya, menyuruh Hannah untuk masuk. Gafis itu hanya menurut dan masuk ke mobil Louis itu.

Louis langsung menutup pintu tersebut dan memutar untuk masuk ke mobilnya. Dia duduk di tempat kemudi dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Suasana di dalam mobil hening, tidak ada satu orang di antara mereka yang bersuara. Hannah sibuk berpikir dengan suasana hening dalam mobil, sedangkan Louis fokus mengendarai mobilnya.

"Louis, terimakasih sudah menungguku dan mengantarku pulang ya," ucap Hannah membelah keheningan di antara mereka berdua. Louis yant mendengar itu pun langsung menoleh dan mengangguk, dia kembali fokus ke jalanan yang dilaluinya.

"Tapi, kenapa kau sampai menungguku seperti itu Louis?" tanya Hannah yang rupanya dia penasaran sekaligus tidak enak hati karena Louis menunggunya selama itu.

"Karena aku mau," jawab Louis singkat membuat Hannah mengerntitkan keningnya hingga kedua alisnya hampir menyatu itu.

"Aku yang ingin menunggumu, maka akan aku lakukan. Lagi pula itu adalah janjiku padamu, bagaimana mungkin aku meninggalkanmu Han," jelas Louis berterus terang kepada Hannah.

"Tapi-"

"Sudah jangan bahas itu!" potong Louis dengan cepat menghentikan kalimat Hanah.

Dia menoleh sambil tersenyum kepadanya. Louis juga sudah menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Hannah.

"Aaku yang membawamu ke kampus, jadi aku juga yang hharus mengantarmu pulang. Cepatlah masuk aku akan segera pulang!" titah Louis kepada Hanah. Gadis itu hanya mengangguk dan keluar dari mobil Louis.

"Terimakasih Louis," ucap Hanah mengakhiri pertemuan mereka.

Louis sendiri sudah kembali menghilang dari pandangannya karena sudah kembali melaju bersama para pengendara lainnya.

Louis terus mengendarai mobilnya untuk pulang. Dia memiliki sekitar 4 jam sebelum dia kembali ke kampus. Dia memilih untuk bersantai di rumahnya. Mobil Louis menelan dan masuk ke halaman rumahnya yang luas dan memarkirkannya dengan rapi di halaman luas tersebut.

Dia keluar dari dalam mobilnya dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumahnya. Rumah itu sepi, hanya ada pembantunya yang sibuk mengepel lantai.

"Apa ayahku di rumah Bi?" tanya Louis kepada wanita yangsibuk mengepel lantai itu.

"Tidak ada Tuan Muda, Tuan Lexis sudah berangkat kerja dan belum kembali," jawab wanita itu dengan sopan kepada Louis.

Dia hanya tersenyum kecil dan melemparkan tubuhnya atas soga daan tasnya di sampingnya tergeletak begitu saja.

"Bi, ambilkan aku camilan!" pinta Louis keepada wanita itu yang langsung dipatuhi. Wanita itu langsung masuk ke dapur dan kembali lagi dengan membawa nampan berisi dia toples camilan dan segelas jus.

"Terimakasih," ucap Louis kepada wanita itu. Dia menyalakan televisi dan rebah di atas shofa sambil memakan camilannya

"Ah, kenapa aku tidak mengajak Hanah jalan-jalan saja agar tidak berdiam diri di rumah seperti ini. Ini sangat menyebalkan karena dosen itu menghanti jam pelajarannya," gerutu Louis yang mulai bosan dengan kegiatannya saat ini.

Dia memikih untuk bangkut dan berjalan menuju kamarnya.

"Bi, bangunkan aku saat jam 1 ya!" pinta Louis kepada pembantunya itu sambil berlalu menuju kamarnya.

Dia langsung merebahkan tubuhnya di atas sana. Sesekali dia menguap karena rasa bosannya ini membuatnya merasa mengantuk.

Tapi Louis memilih tidak tidur dengan cepat, dia menyalakan televisi yang ada dalam kamarnya. Sampai akhirnya Louis tertidur dengan sendirinya di sana.

"Tuan Louis, sudah jam satu. Bukankah Tuan meminta saya untuk membangunkan Tuan!"

Louis mengeliat mendengar pintu kamarnya yang diketuk beserta suara wanita yang memanggilnya berulang kali.

Dia melihat jam di atas nakas yang memang sudah menunjukkan jam satu.

"Iya! Terimakasih!" ucap Louis dari dalam sana menandakan jika dirinya sudah bangun agar wanita itu tidak lagi bersuara untuk membangunkannya.

Louis bergegas masuk ke kemar mandi untuk membasuh wajahnya agar tidak terlihat baru bangun tidur dan berlaria kaluar kamar untuk kembali ke kampus.

"Tuan Louis tidak makan siang dulu?" tanya pembantunya itu.

"Tidak Bi. Nanti aku makan di kampus!" ucap Louis yang laangsung masuk ke mobilnya dan membawa mobil itu melesat bersama kendaraan lainnya. Dia hanya memiliki 20 menit sebelum pelajarannya berlangsung.

Dia bahkan sedikit mengebut agar tidak telat ke kampus, biasanya dia akan menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dengan bersantai di perjalanan, tapi kali ini dia harus tiba ke kampus selama 20 menit.

Benar saja, Louis mempu tiba di kampus 20 menit kemudian. Dia segera keluar dari mobilnya dan berjalan menuju kelasnya berada. Di dalam sana sudah cukup ramai, hampir semua anak kelasnya sudah ada di dalam kelas.

Dia segera mashk dan duduk di bangkunya dengan tenang. Tidak lama kemudian dosen masuk dan memulai materi hari ini beserta menyerahkan tugas yang membuat kepala Louis ingin pecah.

Tugas materi lain saja belum selesai, dan dia harus mendapatkan tugas lagi.

Di dalam kelas hanya kurang dari satu ja dosen yang ruppanya memiliki banyak kesibukan itu langsung mengakhiri kuliah mereka hari ini dan keluar dari kelas. Louis berjalan keluar, dia merasakan perutnya yang lapar.

Dia kembali ke dalam mobilnya dan membawa mobil tersebut kembali melintasi jalan raya yang selalu ramai itu.

Dia menghentikan mobilnya saat tiba di halaman luas sebuah restoran mahal dan mewah. Dengan tenang Louis masuk ke restoran tersebut. Dia duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

Seorang pelayan restoran langsung menghampiri nya menanyakan pesanannya. Louis langsung memilih beberapa menu makanan yang sudah tersedia di restoran ini.

Setelah semua pesanannya tercatat, pelayan itu segera meninggalkan Louis sendirian di mejanya.

"Ini pesanannya Tuan," ucap pelayan itu menata makanan ke atas meja Louis.

Louis sendiri hanya mengangguk sebagai jawaban, dia segera meneguk memumannya dan melahap makanannya saat pelayan itu meninggalkannya.

Dia merasa lapar karena belum makan siang.

Tiba-tiba ponselnya yang dia simpan dalam saku celananya itu berdering.

Louis langsung merogoh nya dan melihat nama ayahnya terpampang jelas di sana. Dia segera memenuhi panggilan tersebut.

"Kau sudah makan siang?" tanya Lexis di sebrang sana.

"Ini aku sedang. Tadi aku hampir telat pergi ke kampus Yah.

Jadi selesai belajar aku baru makan," balas Louis menjelaskan kepada ayahnya.

"Oh baiklah. Setelahnya kau langsung pulang ya," titah Lexis di sebrang sana.

"Baik Ayah," jawab Louis yang sekaligus mengakhiri pembicaraan mereka berdua.