Seketika Ayumi langsung terjingkat terkejut melihat serta mendengar begitu kerasnya ponsel Lionel terlempar dari belakang.
"Begini ya ternyata kalau orang kaya lagi marah," ucap Ayumi dalam hatinya.
*****
Beberapa lama kemudian mereka tiba di rumah, dengan cepat Ayumi turun dari mobil dan langsung membukakan pintu mobil itu untuk Lionel.
"Mau saya bantu jalan Pak?" tanya Ayumi sembari mengulurkan tangannya.
"Tak usah, aku bisa jalan sendiri. Kau pikir aku ini kakek-kakek apa," sahut Lionel dengan nada kesal.
"Sudah sakit tak tahu diri ya cuma kau," ucap Ayumi dalam hatinya, ia sudah tak mau lagi memasukkan ke hati kata-kata Lionel malah kini ia jadikan guyonan agar tak setres kerja dengan orang seperti Lionel.
Kini lionel mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, saat melintasi ruang tengah tiba-tiba Mama Farah langsung menanyai putranya yang berjalan dengan sangat pelan sembari memegangi perutnya.
"Kau kenapa nak?" tanya Mama Farah sembari mengerutkan keningnya melihat putranya berjalan seperti itu.
"Tak apa Ma," jawab Lionel berusaha terlihat biasa saja di hadapan Mamanya.
"Om Lio mau susu?" tanya Tasya yang kini tengah merebahkan tubuhnya di pangkuan Mama Farah, ia mulai mengangkat botol susu penuh bekas baru saja ia minum.
Lionel langsung mengeriyit kecut, sementara Mama Farah mulai menciumi Tasya yang menggemaskan itu.
"Lio ke atas dulu ya Ma," ucap pamit Lionel.
Kini lionel mulai menaiki anak tangga dengan sangat perlahan, membuat Mama Farah makin curiga.
"Tadi permn Tasya ketinggalan di dapur Oma," ucap Tasya, kini mulai beranjak.
"Cepat ambil," sahut Mama Farah dengan senyuman ceritanya.
Dengan cepat Tasya berlari menuju ke dapur untuk mengambil permen yang ia beli bersama Mama Farah tadi, secara bersamaan Ayumi melintasi ruang tengah.
"Permisi Tan," ucap Ayumi mulai melintasi ruang tengah, yang di sana ada Mama Farah tengah duduk santai.
"Ayumi," ucap Mama Farah dengan cepat menghentikan langkah kaki bodyguard putra semata wayangnya itu.
"Iya Tan," sahut Ayumi langsung menghentikan langkah kakinya.
"Lionel kenapa?" tanya Mama Farah sembari kembali mengerutkan keningnya.
Ayumi terdiam, ia takut salah bicara.
"Bicara saja Ayumi, jangan takut," ucap Mama Farah.
"Ada apa?" tanya Mama Farah kembali.
"Pak Lio tadi perutnya di tendang sama pemuda yang lagi mabuk, Tante," jawab Ayumi sembari menundukkan kepalanya, ia merasa gagal sebagai bodyguard.
Seketika kedua mata Mama Farah terbelalak, ia terkejut dengan jawaban bodyguard putra semata wayangnya itu.
"Astaga," ucap Mama Farah, dengan ceoat ia beranjak dari duduknya melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke kamar Lionel yang ada di lantai atas.
"Oma, lihat permen Tasya," ucap Tasya baru tiba di ruang tengah sembari membawa permen miliknya.
Tasya mulai melirik ke arah sofa yang tadi di duduki Mama Farah.
"Lah Oma," ucap Tasya terkejut melihat Mama Farah sudah tak ada di ruang tengah itu.
"Tasya, Tasya bobo dulu ya sudah malam nak," ucap Ayumi kini mulai mendekati bocah berusia 3 tahun itu.
"Tasya mau bobo sama Oma Farah," sahut Tasya dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca.
"Tasya, hey," ucap Ayumi kini mulai berlutut di hadapan Tasya.
"Aduh mana mau nangis lagi," ucap Ayumi dalam hatinya.
"Oma dimana Tante?" tanya Tasya kini mulai menatap Ayumi.
"Oma Farah masih ada di kamarnya Om Lio sebentar," jawab Ayumi sembari tersenyum ke arah Tasya.
"Tasya mau sama Oma," ucap Tasya dengan kedua mata yang terus berkaca-kaca.
Sementara itu kini Mama Farah mulai masuk ke dalam kamar Lionel.
"Lio," panggil Mama Farah sembari membuka pintu kamar putranya itu.
Terlihat Lionel tengah tebaring di atas ranjang sembari terus memegangi perutnya.
"Lio," panggil Mama Farah kembali, kini ia sudah berada di dalam kamar putranya dan langsung mendekati putranya yang tengah menahan rasa sakit di perutnya itu.
"Nak, perut mu kenapa?" tanya Mama Farah sembari mengerutkan keningnya.
"Tak apa Ma," jawab Lionel dengan kedua mata yang terus terpejam.
"Masa?" tanya Mama Farah masih belum percaya.
"Coba Mama lihat," ucap Mama Farah.
Mama Farah mulai membuka kaos yang di kenakan Lionel, namun dengan cepat Lionel menghalangi tangan Mamanya membuka kaosnya.
"Jangan Ma!" seru Lionel.
"Kenapa tak boleh?" tanya Mama Farah keheranan.
"Lio malu lah Ma," jawab Lionel kembali memejamkan kedua matanya.
"Oh jadi sama Mama malu, tapi di lihat wanita-wanita di pantai tak malu?" tanya Mama Farah mulai kesal.
"Pasti ada apa-apa sampai-sampai Mama tak boleh lihat perut mu," ucap Mama Farah mulai memancing Lionel untuk bercerita padanya.
"Apa sih Ma, orang tak ada apa-apa Mama heboh sendiri," sahut Lionel dengan nada malas.
Tak lama Ayumi dan Tasya tiba di kamar Lionel dengan membawa satu mangkuk berisi air es dan kain handuk kecil.
"Coba di kompres dulu pak," ucap Ayumi mulai mendekati Lionel dan Mama Farah.
Seketika kedua mata Lionel mulai membesar, menatap Ayumi.
"Sialan bodyguard baru ini. Aku sudah payah menutupi dia malah bawa kompersan," ucap Lionel dalam hatinya dengan nada kesal.
"Terimakasih Ayumi," ucap Mama Farah mulai menerima mangkuk dan handuk kecil itu.
"Sama-sama Tan," sahut Ayumi sembari tersenyum manis ke arahnya.
"Om Lio sakit ya Oma?" tanya Tasya.
"Iya Om Lio perutnya lagi sakit sayang," jawab Mama Farah kini mulai menatap Tasya.
Tiba-tiba Tasya mulai naik ke atas ranjang Lionel, membuat Ayumi dengan sigap membantu Tasya untuk naik ke atas ranjang itu.
"Pasti perut Om Lio sakit gara-gara joging," ucap Tasya menatap Lionel dengan tatapan kasihan.
"Naikin kaos nya," ucap perintah Mama Farah.
Lionel kini hanya bisa pasrah menaikkan kaos nya sedikit, terlihat perut Lionel membiru namun terlihat tak begitu parah.
"Aduh," ucap Mama Farah sembari mengerutkan keningnya, kini ia mulai mengompres perut putra semata wayangnya itu.
"Bukan gara-gara joging Tasya, masa joging perutnya bisa sakit begini," jawab Lionel dengan jelas.
"Terus gara-gara apa Om?" tanya Tasya dengan raut muka kebingungan.
"Gara-gara Om Lio itu nakal, tak mau dengar ucapan Mamanya," sahut Mama Farah dengan nada meledek.
Tiba-tiba Tasya mengangguk-angguk kepalanya membuat Lionel, Mama Farah dan juga Ayumi kebingungan melihat Tasya menganggukan kepalanya.
"Oh jadi Tasya mengerti sekarang," ucap Tasya sembari terus mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Mengerti apa?" tanya Lionel sembari menegrutkan keningya, seketika suasana di kamar Lionel jadi tegang.
"Tasya tak menyangka, Om Lio begitu," ucap Tasya sedih.
"Waduh sepertinya aku sudah salah bicara," ucap Mama Farah dalam hatinya sembari terus memandangi Tasya.
"Jangan-jangan Tasya mengerti lagi dengan apa yang terjadi sama Pak Lio," ucap Ayumi dalam hatinya malah mulai menduga-duga.