Hari ini aku kembali bersekolah seperti biasanya namun bedanya adalah aku lebih semangat dalam bersekolah karena bisa setiap hari bertemu dengan pacarku. Namun teman sekelas belum mengetahui hubungan ini belum ada yang tau satu pun tentang aku dan Al. Kami memang sengaja untuk merahasiakannya agar tidak ada yang tersinggung bahkan kecewa dengan kita berdua. Hari ini aku juga pulang bersama Al kami berdua jalan menuju pinggir jalan untuk mencari angkutan umum. Jarak rumahku dengannya tidak begitu jauh hanya berjarak sekitar 1,5 kilo meter. Setelah sampai di dekat rumah, kita mampir terlebih dahulu ke salah satu supermarket untuk membeli makanan dan minuman. Setiap hari aku dan Al selalu ke supermarket ini ketika pulang sekolah hingga lama kelamaan teman-teman mengetahui hubunganku dengannya.
Bahkan salah satu guru IPA mengetahuinya. "apakah kamu sudah mulai berpacaran Talitha?" tanya guruku, aku menjawab "maaf pak sebenarnya iya saya sudah berpacaran". Terpaksa saja aku harus jujur tentang hubungan ini beberapa orang mendukung hubunganku namun beberapa orang juga tidak setuju dengan hubunganku karena perbedaan umur ini. Mungkin yang di pikirkan adalah seorang wanita lebih tua daripada laki-lakinya. Mau bagaimana lagi ini sudah soal hati bukan soal logika lagi memang cinta itu sungguhan membuat buta.
Beberapa Minggu dari itu aku melaksanakan solat Zuhur di mushola sekolah seperti biasanya. Namun ketika sudah selesai dan ingin kembali ke kelas tiba-tiba saja ada seorang wanita adik kelas yang memanggil aku dan menanyakan namaku. "permisi kak, apakah aku boleh bertanya?" ucapnya kepadaku. Aku sebenarnya kebingungan namun aku tetap meresponnya. Ketika ia mengetahui namaku ada Talitha, ia sangat terkejut dan memanggil teman di sebelahnya. Temen di sebelahnya adalah seorang wanita yang merupakan adik kelas di sekolah dasarku dahulu. Namanya adalah Marissa, ia bertanya kepadaku "apakah kakak berpacaran dengan Al?. Aku pun menjawab "memang aku memiliki hubungan spesial dengannya". Marissa memberiku pesan bahwa ia menitipkan Al kepadaku agar tetap bahagia. "jaga dia kak terima kasih" ucapnya kepadaku.
Jujur aku masih bingung apa maksud dari semua ini. Pada saat pulang sekolah aku menanyakan kepada Al tentang semua ini. Al akhirnya bercerita bahwa Marissa adalah mantan kekasihnya yang baru saja putus. Aku sangat terkejut mendengar itu karena ternyata Marissa adalah orang yang pernah di miliki Al selama ini. Al juga bercerita Marissa adalah kekasih dari hasil merebut milik orang karena saat itu Al sangat suka kepadanya sehingga ia khilaf dengan tindakannya namun tidak lama ternyata Marissa selingkuh dan memilih bersama orang baru yang ia miliki. Al akhirnya menjalani masa jomblonya. Al juga berkata " aku dahulu rela mati-matian demi Marissa", mendengar hal itu aku menjadi menahan tawaku karena merasa Al sangat lucu. "wah romantis sekali kamu Al" ucapku sambil tertawa.
Dahulu ketika ada laki-laki lain mendekati Marissa Al selalu memarahi hingga berkelahi dengan orang itu. Baru aku ingat juga Marissa pernah berkata bahwa Al adalah anak yang lemot. Aku bingung letak lemotnya Al itu dimana karena Al yang aku kenal ia sangat tanggap terhadapku. Ternyata selama ini memang Al adalah anak yang tidak percaya diri sehingga ia di bully oleh teman-temannya. Ia merasa dirinya sangat kalah jauh dari teman-temannya soal fisik dan materi. Secara teman-teman kami memang sudah menggunakan sepeda motor untuk ke sekolah. Sedangkan aku dan Al harus berjalan kaki kemana-mana namun aku tidak pernah mengeluhkan hal itu aku selalu mencoba untuk menghibur Al supaya tidak sedih dan tidak insecure. Aku juga menjelaskan bahwa kita harus kuat kita harus buktiin suatu saat kita bisa lebih dari mereka yang pernah menghina.
Semakin lama hubunganku dengan Al semakin nyaman dan bahagia. Bahkan lebaran ini Al datang kerumah untuk bertemu ayah dan ibuku. Awalnya ayahku tidak setuju dengan kehadiran Al namun, ibuku menjelaskan kepada ayah bahwa aku ini sudah cukup dewasa untuk berteman lawan jenis. Aku juga berjanji akan tetap fokus bersekolah dan mencapai cita-citaku. Meski hubungan ini belum sepenuhnya diterima oleh orang tuaku namun aku tetap bersyukur karena Al tidak keberatan dengan hal itu dan kami memutuskan untuk merahasiakannya. Hingga suatu saat kami pergi berjalan-jalan ke salah satu mall dihari itu Al membawa sahabatnya bernama Vallen ia murid pindahan yang sangat menggemaskan. Kami bertiga berjalan-jalan bersama rasanya sedikit canggung sih. Karena kami yang terbiasa berdua tiba-tiba kehadiran seorang wanita sebagai sahabatnya.
Vallen terkenal sangat dekat dengan Al di kelasnya wajar saja mereka memang teman sekelas jadi setiap hari pasti bertemu. Namun saat berjalan-jalan di mall justru Vallen lah yang dekat dengan Al aku hanya bisa tersenyum bagaimana lagi aku adalah anak yang tidak marah seperti wanita-wanita lain. Bisa dibilang aku cukup pendiam dan lebih suka memendam sedihku sendirian. Tetapi kali ini membuatku cemburu dan merasa iri tidak bisa sedekat Vallen. Keesokan harinya aku sedikit kesal dengan Al dan Vallen. Karena aku juga mendengar bahwa ibu dari Vallen seringkali mengajak Al kerumahnya. Al yang mengetahui aku menjadi sedikit cuek bertanya kepadaku sedang terjadi apa Sampai aku berubah.
Aku pun menceritakan tentang kecemburuan ini. "Al apakah kamu bosan dengan hubungan ini?" tanyaku. Al menjawab "tidak Talitha tidak ada yang berubah dari hubungan ini". Al mencoba meyakinkan bahwa ia hanya sayang kepadaku. Aku menenangkan diri dan berusaha percaya kepada Al aku juga senang mendengar Al seperti itu. Akhirnya Vallen juga meminta maaf kepadaku karena telah membuatku cemburu aku dengan senang hati memaafkannya.
Hubunganku berjalan dengan penuh cobaan hingga aku naik ke kelas tiga SMP sedangkan Al naik ke kelas 2 SMP. Dikelas tiga ini aku mungkin akan lebih fokus ke sekolah terlebih dahulu karena menentukan aku untuk masuk SMA impianku. Namun aku bersyukur Al mengerti keadaanku dan sabar menunggu aku serta mendukung aku belajar lebih giat. Al juga seringkali memberikan camilan bahkan makanan kerumah untuk menunjang pembelajaran ku. Tahun 2019 ini kami sama-sama saling menyiapkan ulang tahun. Ini semua karena di tahun ini kami berulang tahun yang pertama dengan status hubungan spesial. Jadi wajar saja kami antusias menyiapkannya.
Februari ini aku terlebih dahulu yang bertambah umur sehingga sepertinya Al menyiapkan namun aku tidak mengetahuinya. Hingga tiba saat aku berulang tahun kali ini ia membawakan aku serangakaian kado yaitu boneka Doraemon, hijab segi empat dan lain sebagainya. Aku sangat senang diberi kado spesial dari Al. Aku berjanji akan menjaga pemberian Al ini karena sangat-sangat berarti bagiku.
Aku juga mencoba memposting momen ini di akun chat. Banyak sekali teman-teman yang berkomentar tentang momen ini. Banyak juga yang mendukung dan mendoakan hubunganku dengan Al. Aku juga berharap di setiap ulang tahun ini selalu ada Al yang menemaniku. Tak lama kemudian menjelaskan bulan April berganti aku yang mempersiapkan hari ulangan tahun Al yang ke 15 tahun. Kali ini aku ingin memberikan barang yang cocok untuknya. Tetapi aku sangat kebingungan ingin membelikan apa untuknya. Hingga pada satu hari sebelum ulang tahun, aku masih belum menemukan sesuatu untuk aku berikan kepada Al.
Aku sangat sedih karena belum bisa membelikan apa-apa di tahun ini. Tetapi Al berkata bahwa ia tidak menginginkan apapun dariku namun tetap saja aku merasa tidak enak kepadanya. Tetapi aku bersyukur masih bisa bertemu dan mengucap ulang tahun secara langsung kepada Al. Setelah itu kami makan bersama dan menikmati hari bersama-sama.
Keesokan harinya aku sedang berolahraga di sekolah, dari kejauhan aku melihat Al juga sedang memperhatikanku. Aku senang melihatnya tersenyum setiap hari kepadaku, hati ini rasanya tidak pernah terluka ketika melihat wajah mengemaskan itu. Namun terkadang malu juga ketika ia memperhatikan aku sedang berolahraga karena jujur saja dalam pelajaran olahraga aku tidak bertalenta. Tubuhku sangat kaku bagaikan batang pohon beringin. Aku memang anak yang malas berolahraga pantas saja badanku kurus seperti kekurangan gizi. Namun Al berkata bahwa aku sangat lucu ketika berolahraga terlihat seperti anak SD. Meskipun Al adik kelas namun tubuhnya lebih tinggi daripada aku namanya juga pria pasti masa pertumbuhannya sangat cepat.
Pulang sekolahnya seperti biasa aku berjalan bersama Al mulai dari gerbang sampai pinggir jalan kemudian kami menaiki angkutan umum dan mampir ke supermarket. Kali ini hujan deras sekali sehingga kami sama-sama menunggu terang. Namun hujan tak kunjung terang sehingga dengan terpaksa kami hujan-hujanan untuk pulang karena hari hampir gelap. Setelah sampai dirumah aku langsung beristirahat dan mengerjakan tugas sekolahku. Di kelas tiga ini tugas lumayan numpuk mungkin karena mengerjakan waktu untuk kelulusan. Setelah selesai mengerjakan tugas aku langsung menyiapkan peralatan tulis untuk bimbel setelah magrib. Aku memang mengikuti bimbel di salah satu lembaga pendidikan untuk melatih kemampuanku menjelang ujian nasional. Di tempat bimbel ini gurunya sangat ramah sekali sehingga aku lebih cepat memahami mata pelajaran yang di gunakan untuk ujian nasional.
Terlebih lagi satu kelas disini muridnya hanya 16 orang sehingga tidak terlalu ramai yang menyebabkan terganggunya konsentrasi. Setiap bimbel aku pulang pukul 8 malam, terkadang aku tidak ada yang menjemput dan kebingungan untuk pulang. Aku sangat ingin sekali dijemput oleh Al seperti wanita lain yang dijemput oleh pasangannya. Al juga berkata sangat ingin menjemputku ia bilang aku harus bersabar menunggunya. Aku tidak pernah mengeluh dan aku terus memberi semangat kepada Al agar ia tidak larut dalam kesedihan lagi.
Biasanya sepulang bimbel aku langsung solat isya dan makan malam. Setelah itu menyiapkan buku untuk sekolah besok. Kemudian aku bermain ponsel untuk mengecek nontifikasi dan yang terakhir berpamitan untuk tidur kepada Al. Keesokan harinya aku merasa tidak enak badan mungkin karena setelah aku hujan-hujanan dan kelelahan. Ibuku membuatkan surat izin tidak hadir sekolah. Kemudian aku pergi ke dokter bersama ayahku. Dokter berkata bahwa aku hanya darah rendah hanya butuh istirahat dan obat penambah darah serta minum air putih sesering mungkin. Kondisiku ini sepertinya telah diketahui Al karena ia tidak melihatku diriku di sekolah hari ini. Ia pun langsung mengirimiku pesan mengapa aku tidak bersekolah.
Sepertinya memiliki pacar itu sedikit repot karena kemana-mana ia selalu mencariku dan mengkhawatirkan aku sungguh manis sekali sifat Al kepadaku.