Hidup setiap hari telah aku lewati dengan segala bentuk tantangan dan masalah hidup hingga, tiba pada bulan Mei ini bulan kelima dalam tahun 2018. Di bulan ini sekolah sudah mulai santai karena hanya menunggu hasil dan rapotan sehingga di sekolah terasa agak gabut aja. Terlebih di dalam kelas juga mulai sepi siswa karena mereka lebih memilih untuk tidak hadir. Aku yang merasa bosan mencoba untuk mengajak teman-temanku untuk berjalan-jalan. Mereka pun setuju dengan ide ini sehingga kita mencoba untuk berjalan-jalan ke salah satu taman dekat kota kami. Disana kami dapat merasakan hawa yang sejuk di bawah pepohonan sambil mencamil jajanan pasar. Setelah sudah cukup lama disana hari juga mulai siang kami pulang ke rumah masing-masing. Setiap kali keluar dengan mereka memang membuatku menjadi bahagia karena hanya mereka sumber kebahagiaanku sekarang. Semua kenang-kenangan selalu kami rangkum dalam sebuah foto yang kami unggah di Instagram masing-masing.
Suatu hari dimana itu adalah hari rabu aku sudah bersiap-siap untuk sekolah. Aku sudah menyiapkan buku ku, kelengkapan seragam, dan sepatu. Ketika hendak pergi berangkat sekolah tiba-tiba ayahku lupa meletakkan kontak sepeda motornya. Kami kebingungan mencarinya terlebih waktu sudah tidak banyak dan hampir waktu menunjukkan bahwa gerbang sekolah akan di tutup. Karena tidak lekas ketemu ayahku menyarankan untuk naik angkot ke sekolah supaya aku tidak terlambat sampai di sekolah. Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari ke jalan raya dan mencari angkot untuk menuju sekolah. Hari itu aku sangat panik sekali aku takut tidak akan sampai di sekolah dengan tepat waktu. Didalam angkot aku mulai gelisah dan bingung.
Tiba-tiba saja ada seorang anak laki-laki yang naik di depan gang melihat seragamnya ia adalah anak dari sekolahku juga. Seketika aku merasa sedikit lega karena masih ada yang belum sampai sekolah juga. Setelah itu terdengar seseorang bertanya, apakah Kakak online chat?. Awalnya aku tidak menyadari bahwa seseorang itu bertanya kepadaku namun ketika aku menoleh kepadanya ia langsung saja menatapku. Aku gugup sekali karena aku tidak mengenalnya. Aku pun bertanya siapa dirinya? Mengapa ia mengenaliku sedangkan aku tidak mengenalnya. Ia menjawab bahwa dirinya adalah Al. Ini sungguh menakjubkan dan membuatku terkejut. Akhirnya aku bertemu sosok Al hari ini dan aku tidak penasaran lagi dengan wajahnya.
Ia sungguh anak yang menggemaskan dan ramah. Aku langsung saja tersenyum malu dan menjawab bahwa aku setiap hari online chat tetapi, beberapa hari ini paket data selulerku sering habis sehingga terkadang aku offline. Tidak lama kemudian, sampailah di depan gang sekolah. Kami harus berjalan sekitar 700 meter ke sekolah. Kami sama-sama turun dari angkot dan berangkat bersama. Di hari itu aku masih malu-malu untuk mengajaknya berbicara. Aku berfikir sungguh aneh sekali pertemuan ini padahal aku memiliki ekspetasi bahwa aku akan bertemu di tempat yang indah dan dalam suasana yang baik-baik saja.
Namun realitanya kami bertemu dalam satu angkot dan berjalan kaki bersama. Sungguh lucu meskipun menyebalkan. Setelah sampai di gerbang sekolah Al berkata bahwa dirinya ingin bertemu denganku lagi suatu hari nanti. Aku juga berkata bahwa kapan saja ingin bertemu chat aku saja pasti aku akan meluangkan waktu untuk bertemu. Sejak itu aku sangat senang memiliki teman seperti Al meski ia seorang adik kelas yang umurnya lebih muda dariku namun ia begitu tahu segalanya tentangku. Ia juga bijaksana dalam hal mengambil keputusan.
Satu minggu setelah itu Al mengajakku untuk berjalan-jalan di sebuah taman terbesar di kota kami. Aku dengan senang senang hati menerima ajakannya. Hingga tibalah hari minggu dimana kami akan bertemu. Aku bersiap-siap untuk pergi. Aku memilih baju, memilih kerudung, memilih tas, dan memilih sepatu. Setalah semua siap aku segera mandi. Setelah siap semua aku berpamitan kepada orang tuaku untuk pergi keluar. Aku langsung saja naik angkot kesana karena aku belum bisa naik motor. Sesampainya disana aku langsung mencari lokasi yang dibagikan Al. Akhirnya kami bertemu juga ia membawa salah satu teman yang juga merupakan teman seangkatanku yang tidak naik kelas atau saat ini ia tinggal kelas. Kami bertiga berjalan-jalan bersama.
Kali ini aku membelikan mereka es krim dan kami memakannya bersama sambil berkeliling - keliling kota. Kami menempuh beberapa kilo meter berjalan anehnya aku tidak merasa lelah sama sekali mungkin karena aku terlalu bersemangat. Sesekali Al mengajakku berfoto bersama sebagai kenang-kenangan bahwa kamu berdua pernah bertemu. Kami saling bertukar cerita disitu.
Keesokan harinya adalah hari dimana aku mengikuti sebuah perlombaan fashion show dengan tema kasual. Aku ditemani dengan ibu dan adikku untuk pentas disana. Tiba-tiba ketika sampai di sana Al juga ikut hadir untuk menontonku disana. Aku sangat malu ketika melihatnya hadir karena setelah sekian lama ada juga yang menemaniku pentas. Pada sesi terakhir aku memutuskan untuk mengambil foto bersama Al di belakang panggung. Salah satu temanku yang memotretnya kali ini. Namun tanpa aku sengaja dan tanpa aku sadari ketika berfoto aku menggandeng tangannya.
Aku merasa agresif sekali diriku ini menggandeng anak orang tanpa izin. Setelah acara selesai kami semua pulang kerumah masing-masing dan beristirahat. Al mengirimiku pesan bahwa dirinya sangat terkejut ketika berfoto tadi karena aku telah menggandengnya. Aku tersipu malu dan mencoba meminta maaf kepadanya. Ia berkata bahwa aku tidak perlu minta maaf bahkan aku tidak bersalah wajar saja wanita terkadang seperti itu. Aku berterima kasih kepadanya karena telah meluangkan waktu untuk hadir di acara tadi. Al berkata " aku sangat senang dapat menonton penampilan kamu tadi". aku menjawab "terima kasih sebenarnya aku malu kok" ucapku.
Aku juga mengirimkan hasil foto bersama tadi kepada Al. Al yang menggemaskan terlihat gemuk di dalam foto sungguh membuatku tertawa. Semakin hari kami berdua semakin akrab dan lebih dekat. Hingga tiba pada tanggal 5 mei 2018 malam itu Al memberikan sebuah pesan singkat bahwa dirinya selama ini merasa nyaman dengan kehadiranku dan membuatnya ada rasa tenang dalam menjalani hidup. Setelah itu Al memberikan juga pesan yang berisi ia ingin menjalin hubungan spesial denganku karena ia sangat ingin membuatku tidak kesepian lagi. Aku sangat bingung hari itu sehingga aku memutuskan untuk menjawab ungkapan hati Al di keesokan harinya. Al menjawab bahwa dirinya akan sabar menanti jawaban dariku.
Aku yang berada di dalam kamar langsung berubah menjadi sedikit gila aku tersenyum dan heboh sendiri dengan itu. Apakah aku siap membuka hati lagi untuk laki-laki lain?. Aku terus-terusan memikirkannya bahkan aku sampai curhat kepada sahabat-sahabat ku dan meraka setuju jika aku dekat dengan Al secara ia pria yang ramah, baik, dan menyenangkan.
Tibalah tanggal 6 mei 2018 hari dimana aku menjawab pertanyaan Al dan aku menerimanya sebagai pacarku hari ini. Al yang percaya terus bertanya-tanya apakah aku serius. Memang aku dan Al berbeda umur namun justru perbedaan itu yang menyatukan kita. Aku merasa bahagia di dekat Al sehingga aku serius dalam hubungan kali ini dan aku selalu berharap Al memberikan dampak positif terhadapku. Beberapa Minggu kami hanya lewat chat berpacaran. Hingga pada hari Jumat Al mengajakku keluar dan bertemu bersama di hari Minggu. Ia ingin mengajakku ke salah satu kolam renang yang berada di dekat taman kota. Aku menyetujui ajakan tersebut karena Al adalah pacarku tidak ada salahnya ia mengajakku untuk first date.
Setelah hari minggu tiba aku langsung saja bersiap-siap untuk first date. Persiapan kali ini cukup lama karena aku ingin tampil cantik di depan Al terlebih Al akan mengajak teman-temannya juga kesana. Setelah itu kami bertemu di sebuah supermarket dan pergi bersama-sama menuju kolam renang tersebut. Sesampainya di kolam renang semua berenang terkecuali aku karena aku perempuan sendiri dan sedang kedatangan tamu sehingga aku tidak ikut berenang. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan mencari camilan sambil menunggu Al berenang. Terkesan seperti ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya bersenang-senang di kolam renang.
Ketika Al selesai berenang Al dan teman-temannya segera bersalin dan bersiap untuk pulang kerumah. Namun Al ternyata tidak mengajakku pulang namun ia mengajakku berjalan-jalan ke stasiun. Aku yang belum pernah berkunjung kesana sangat antusias mengikutinya. Kami tidak hanya berdua tetapi kami bersama dua teman dari Al.
Di sana teman-teman Al merokok namun aku tidak melihat Al merokok. "Al mengapa kamu tidak bergabung dengan temanmu?" tanyaku kepada Al. Ternyata Al menjelaskan bahwa ia bukan seorang perokok aku sangat terkejut di zaman saat ini ada sosok laki-laki yang seperti ini tidak terbawa arus pertemanan yang negatif. Ia juga menjelaskan bahwa ayahnya sendiri tidak merokok. Aku sangat senang mendengar itu karena aku sendiri memiliki riwayat penyakit pada pernafasan sehingga diriku tidak kuat jika menghirup asapnya. Setelah itu aku berfoto dengan Al namun hari ini tampak berbeda Al mencoba memelukku di foto. "maaf jika aku terlalu berlebihan" ucap Al kepadaku. aku menjawab "tidak apa-apa". Aku sangat malu dengan itu karena aku tidak biasa merasakan hal itu. Setelah cukup lama akhirnya kami pulang dan hari ini Al mengantarkan aku sampai depan gerbang rumahku. Sungguh hal tak terduga ini membuat aku bahagia ternyata Al sepengertian itu kepadaku.
Kemudian aku masuk rumah dan segera membersihkan diri dan makan bersama keluarga. Tiba-tiba adikku bertanya di depan orang tuaku bahwa seharian ini aku kemana saja. Aku yang gugup dan takut terpaksa merahasiakan hubungan ini karena aku tahu sifat keras ayahku terhadap aku. Aku juga takut ini akan membawa masalah bagi Al. Sehingga aku berbohong bahwa seharian ini aku kerja kelompok bersama sahabatku. Beruntungnya adikku percaya dan melanjutkan makannya. Aku memang seorang anak perempuan yang memiliki orang tua cukup menjaga diriku agar tidak terbawa arus pertemanan yang negatif.
Jadi hal seperti pacaran juga di anggap negatif bagi keluargaku berbeda dengan teman-temanku yang diperbolehkan orang tuanya untuk bebas melakukan apa saja. Namun aku cukup senang karena tandanya orang tuaku sayang kepadaku sehingga ingin aku tetap baik-baik saja. Begitulah kisah first date aku dan hari ini hari paling membahagiakan bagiku dan Al.