Chereads / YOUTH TRIP / Chapter 4 - 4. Happy April

Chapter 4 - 4. Happy April

Bulan ini memasuki bulan April bulan dimana Al akan segera memasuki umurnya yang ke 13 tahun. Memang ia masih muda pantas saja kata-katanya setiap hari sangat menggemaskan walau terkadang menyebalkan. Meski masih muda aku merasa Al lebih mengerti aku daripada orang-orang yang setara dengan umurku.

Hari ini hari Sabtu hari dimana sekolah libur namun tugas tidak pernah ada liburnya. Ini sungguh membuatku merasa kesal karena merasa tidak ada hari untuk beristirahat bahkan bersantai-santai. Padahal aku hari ini sangat ingin pergi berjalan-jalan mengelilingi kota. Namun tiba-tiba terdengar suara keras dari kamar orang tuaku. "sudah akhiri saja jika kita hidup seperti ini terus" terdengar suara keras seperti itu. Seperti biasanya orang tuaku seringkali bertengkar seperti anak kecil. Karena aku adalah anak pertama sekaligus yang paling dewasa dirumah ini aku selalu mencoba menenangkan kedua orang tuaku. Aku sudah tahu bahwa pasti ini masalah ekonomi lagi.

Ayahku yang keras kepala juga selalu egois tidak memikirkan perasaan orang lain dan selalu ingin menang sendiri. Bahkan seringkali aku marah kepada ayahku mungkin bisa dibilang aku adalah anak yang sangat durhaka. Namun bagaimana lagi aku terlanjur kesal dengan semua ini terlebih lagi aku tidak ingin adikku sampai mengetahui bahwa orang tua kami seringkali bertengkar. "sudah tidak usah di perpanjang tidak enak di dengar orang lain" ucapku kepada ayahku.

Hari minggunya karena aku merasa kesal dengan masalah-masalah didalam rumah sehingga aku memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sendiri ke sebuah mall di kota ini. Dengan modal naik angkot aku pergi kesana sendirian. Mulai dari makan sendiri serta main sendiri di dalam mall. Terkesan seperti orang bodoh berjalan-jalan di dalam mall sendiri. Memang terlihat lucu namun dengan jalan-jalan ini pikiran lelahku menjadi hilang seketika. Tidak lupa aku selalu berkunjung ke toko kosmetik dan membeli kosmetik yang aku butuhkan. Aku memang memiliki Hobi berdandan meski wajahku tidak secantik wanita lain. Namun aku senang saja bisa merias wajahku sendiri.

Hari ini tanggal dua puluh tiga April hari dimana Al berulang tahun. Aku sangat antusias untuk memberi ucapan selamat kepadanya. Al pun berkata sangat senang mendapat ucapan dariku. Al juga berharap bahwa di tahun ini dirinya bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumya. Aku juga mendoakan Al seperti itu.

Di sekolah hari ini tampak begitu gaduh karena akan di adakan sebuah lomba modelling kreasi baju dari koran. Didalam kelas semua menunjuk diriku untuk mewakili lomba tersebut. Aku sempat menolaknya karena aku merasa malu dan tidak bisa berpose. Namun bagaimana bisa aku melawan keputusan orang banyak. Akhirnya aku menerima untuk dijadikan perwakilan lomba tersebut. Setiap hari aku mencari koran untuk aku jadikan sebagai bahan pembuatan baju korannya. Aku juga sedang sibuk mencari model baju apa yang akan aku buat.

Rencananya aku ingin mengambil tema seorang princess yang anggun. Jadi aku memutuskan untuk membuat sketsanya terlebih dahulu berupa gaun yang megah. Setelah terkumpul beberapa koran aku langsung merancangnya dengan detail supaya hasilnya maksimal dan memuaskan. Tidak lupa juga aku membuat sebuah aksesoris tambahan berupa mahkota yang di hiasi dengan bunga mawar dari koran. Aku membuat kostum ini selama dua minggu penuh. Tetapi aku tidak kecewa karena hasilnya memang sangat indah bagaikan gaun seorang puteri sungguhan. Aku mulai mencoba nya dan Alhamdulillah ukurannya sangat pas dengan tubuh kecilku ini. Ibuku bilang gaun koran ini sangat cocok denganku dan membuat penampilanku menjadi lebih cantik dan menarik.

Tibalah saat hari perlombaan di mulai susana sekolah terlihat begitu ramai dan banyak sekali siswa yang antusias mengikuti perlombaan ini. Aku melihat kostum koran milik teman-teman sangat unik dan menarik semua. Saat perlombaan dimulai aku berdiri sambil menunggu giliran nomor urut ku di panggil. Namun tiba-tiba kepalaku sangat pusing dan pandangan menjadi gelap setelah itu aku tidak sadarkan diri. Ketika bangun aku sudah berada di ruang UKS sekolah dan teman-teman sudah menunggu di depan UKS. Wali kelasku juga sempat bertanya "apakah kamu masih kuat mengikuti perlombaan ini?" ucapnya kepadaku. Sebab memang badanku sedikit tidak baik hari ini.

Namun karena semua temanku percaya kepadaku aku tetep mengusahakan untuk tampil di perlombaan ini. Dengan sekuat tenaga aku menampilkan penampilan terbaikku. Setelah acara perlombaan selesai aku langsung berganti pakaian dan mengikuti acara pengumuman pemenang perlombaan. Alhamdulillah ternyata aku di posisi kedua terbaik dan mendapatkan hadiah berupa uang tunai. Perasaanku sangat senang sekali karena dalam keadaan sakit aku masih bisa membuat bangga teman-temanku. Setelah menerima hadiah maka aku langsung bergegas pulang dan beristirahat. Baru saja aku beristirahat terdengar dering ponselku yang mendapat chat dari Al.

Al mengirim pesan "jangan lupa istirahat, makan, dan minum obat supaya lekas sembuh" ucapnya. Melihat pesan itu aku sangat terkejut ternyata salah satu orang yang menonton perlombaan tadi adalah Al. Sayangnya aku tidak tahu bahwa ada Al disana padahal aku sangat ingin bertemu dengannya. Tetapi Al berkata bahwa kita akan bertemu kembali suatu saat dalam hal yang mungkin saja tidak bisa kita tebak. Aku juga yakin bahwa aku dan Al akan bertemu suatu hari nanti.

Aku beristirahat siang ini tetapi, tiba-tiba saja ibuku memanggil untuk makan siang. "Talitha ayo turun makan, sudah matang masakannya!" ucap ibu. Aku bergegas ke meja makan dan makan siang. Ibuku sempat bertanya keadaanku. Memang sangat aneh saja padahal tadi pagi aku merasa baik-baik saja namun secara mendadak saja tubuhku menjadi lemas. Mungkin semua karena aku dua minggu ini sibuk membuat kostum sehingga terlambat makan dan tidak beristirahat dengan cukup. Keesokan harinya aku pun beristirahat penuh seharian dan hanya bisa menonton televisi di dalam kamar karena hari ini aku izin tidak hadir sekolah karena kondisi tubuhku yang masih lemas. Siang harinya teman-temanku datang menjenguk ke rumah dan ini membuat rasa bosanku sedikit menghilang karena terhibur oleh mereka. Salah satu temanku bercerita "di sekolah tadi ada seorang laki-laki yang merupakan adik kelas mencarimu di kelas". aku menjawab "mungkin salah orang nama Talitha ga cuma satu orang". Aku langsung terpikirkan bahwa yang mencariku pasti Al namun, sayang sekali aku tidak dipertemukan lagi dengannya kali ini. Hanya bisa bersabar dan menghela nafas serta meyakinkan diri bahwa akan ada lagi hari dimana aku dan Al dipertemukan.

Tidak lama kemudian teman-teman berpamitan untuk pulang. Setelah mereka semua pulang aku langsung mengaktifkan ponselku dan membaca semua chat yang masuk dalam akunku. Ternyata Al telah mengirim pesan sebanyak lima puluh kali karena ia menanyakan keadaanku. Sungguh aku tak percaya bahwa Al akan khawatir seperti ini. Dengan kekhawatirannya aku justru merasa nyaman dan merasa bahwa kehidupanku selama datang Al menjadi lebih hangat. Aku pun semangat untuk lekas sembuh karena seketika saja semangatku bergelora. Aku mengatakan kepada Al bahwa keadaanku sudah mulai membaik dan besok aku akan kembali bersekolah.

Al berkata ia sangat senang mendengar itu dan ia meminta maaf karena belum sempat menjengukku. Al berkata "maaf ya Talitha aku belum sempat ke rumahmu, lain waktu aku pasti kesana" , Al juga menyarankan aku supaya tetap istirahat dan tidak kelelahan lagi. Hari ini aku kembali bersekolah dengan penuh semangat. Sesampainya di kelas teman-teman menyambut ku dengan ramah. Aku sangat senang bisa melihat kelas lagi padahal baru saja satu hari tidak hadir rasanya tidak enak. Deris langsung menghampiriku dan berkata bahwa dirinya kemarin sangat mengkhawatirkan keadaanku. Aku berkata bahwa diriku ini sungguh sudah baik-baik saja.

Memang di dalam kelas Deris adalah orang yang paling dekat denganku sampai ada juga yang berpikiran bahwa aku memiliki hubungan spesial dengannya. Namun aku tidak pernah merespon komentar-komentar aneh seperti itu karena tidak penting juga untuk di jawab. Terkadang juga jika terlalu dekat dengannya aku merasa tidak nyaman. Sepulang sekolah aku kerumah temanku bernama Yani kami melakukan kerja kelompok untuk membuat suatu karya sebagai tugas sekolah. Ketika sedang mengerjakan karya ini tiba-tiba Yani bertanya tentang diriku ia berkata bahwa diriku yang sekarang terlihat berubah lebih ceria. Namun aku tidak menyadarinya dan aku merasa masih seperti biasanya. Yani juga berkata sepertinya aku merasakan jatuh cinta lagi.

Padahal aku ini masih trauma dan tidak ingin membuka hati. Yani menyarankan aku untuk tetap berhati-hati terhadap laki-laki karena sekarang banyak sekali buaya darat berkeliaran. Jika aku ingin membuka hati aku harus benar-benar mengenali terlebih dahulu karakter laki-laki yang aku kagumi, seperti itulah Yani berkata. Temanku Aulia juga menambahkan kisahnya bahwa saat ini ia mengagumi seseorang di sekolah. Aku yang begitu penasaran menanyakan ciri-cirinya namun, Aulia masih merahasiakan. Aulia memang temanku yang sedikit tertutup dan pendiam jadi aneh saja ketika ia mengatakan memiliki perasaan dengan laki-laki. Aulia juga belum pernah memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Kalau nasib Yani sendiri ia mengagumi teman sekelas namun belum berani mengungkapkan.

Hari sudah petang akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan melanjutkan karya ini besok. Aku langsung berpamitan kepada Yani untuk pulang dan beristirahat. Setelah sampai dirumah aku langsung saja membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam. Ibuku berkata bahwa aku harus lebih giat belajar lagi karena setelah ini memasuki semester dua dan menentukan kenaikan kelasku untuk ke kelas tiga SMP. Aku meyakinkan ibuku bahwa aku akan mengusahakan yang terbaik supaya nilai yang aku capai maksimal. Aku juga akan rajin belajar dan selalu berdoa.

Hari ini hari sabtu sekolah libur dan aku membantu ibuku menjaga toko kue kami. Hari masih pagi sekali tiba-tiba ada nontifikasi masuk dari teman lamaku. Ia berkata bahwa ia ingin bertemu denganku pagi ini karena ingin memberikan sesuatu. Aku langsung saja membagikan lokasi kepadanya. Setengah jam kemudian ia datang ke tokoku dan langsung menjelaskan bahwa ia ingin memberikan kalung dari mantanku dahulu. Aku sempat terkejut karena kenapa bisa kalung itu ada di Aldi padahal aku mengembalikannya kepada Ridwan. aku bertanya "bagaimana kamu bisa mendapat kalung ini?". Aldi pun bercerita bahwa setelah aku memutuskan Ridwan, Ridwan sempat kecewa dan frustasi karena itu ia mabuk di salah satu bar.

Di sanalah Aldi bertemu Ridwan dan Ridwan menitipkan kalung tersebut kepada Aldi untuk diberikan kepadaku. Sebenarnya aku tidak ingin menerimanya karena hal itu akan membuatku selalu terbayang kenangan ku dengannya. Namun, aku kasihan kepada Aldi sudah datang jauh-jauh untuk menemui ku. Akhirnya aku menerima dan menyimpan kalung tersebut. Tetapi aku tidak akan terpancing mengenang kenangan pahit itu.