Chereads / YOUTH TRIP / Chapter 2 - 2. loneliness and warmth

Chapter 2 - 2. loneliness and warmth

Hari demi hari telah aku lewati. Tidak banyak hal yang berubah dari hidupku. Masih terbayang akan kenangan-kenangan manis di hari itu. Tanpa aku sadari semua lenyap dalam sekejap kedipan mata. Hari ini adalah hari ujian kenaikan kelas di sekolahku. Aku mencoba untuk tetap fokus terhadap ujian ini dan berharap hasilnya memuaskan.

Tidak lama dari hari itu dikelas di adakan rapotan kenaikan kelas yang kebetulan saat itu di hadiri oleh ibuku. "nilaimu sangat maksimal kak, Semangat belajar terus". Mendengar hal itu aku langsung lega dan bersyukur karena usahaku selama ini tidak sia-sia. Sesampainya aku dan ibuku dirumah kami berencana untuk merayakan makan-makan untuk mengisi hari libur di bulan Desember ini. Dan pada akhirnya kami setuju untuk mengunjungi sebuah mall besar di kota ini. Disana kami makan bersama serta bermain bersama.

Tanpa aku sadari yang membuat aku hangat selama ini adalah keluargaku. Namun, aku masih belum bisa melupakan kenanganku dengan mantanku ini karena dahulu kami juga pernah mengunjungi mall ini bersama menikmati indahnya kebersamaan itu.

Tidak lama setelah itu aku beserta keluarga sampai dirumah dengan lelahnya kami semua langsung beristirahat di kamar masing-masing. Aku yang baru saja datang ke kamar dikagetkan dengan dering ponselku. Ternyata itu adalah salah satu nontifikasi sebuah aplikasi chat yang aku miliki. Di aplikasi tersebut ada seorang teman laki-laki seangkatan denganku namun kami tidak pernah satu kelas, ia meminta pertemanan denganku saat itu. Aku yang dengan cueknya langsung menerima pertemanan itu. Karena aku berpikir bahwa tidak ada salahnya menambah teman.

Semenjak itu teman laki-lakiku ini sering mengirim chat kepadaku. Namanya Raffi ia adalah murid kelas 8H kelas kami berdekatan karena saat itu aku berada di kelas 8G. Raffi dikenal dengan sosok pria yang imut dan menggemaskan karena tubuhnya yang mungil. Setiap hari Raffi pergi ke sekolah menggunakan sepeda kayuhnya.

Tak terasa waktu demi waktu aku lewati namun aku baru merasakan bahwa aku telah kesepian kehilangan sosok penyemangat dalam hidupku. Namun aku berusaha tegar agar tetap bisa menjalani kehidupan ini dengan normal. Dan aku bersyukur aku memiliki seorang sahabat bernama Deris yang merupakan teman dekat Raffi juga. Setiap hari Deris selalu membuatku tertawa dengan tingkah lucunya. Setiap aku memiliki masalah aku selalu bercerita kepadanya. Hubungan kami memang sekedar bersahabat namun teman-teman kelas masih saja menganggap kami telah menjalin hubungan. Lucunya aku pernah di datangi seroang wanita yang saat itu memiliki rasa suka terhadapnya Deris dan menanyakan kepadaku "kamu ini siapanya Deris?. tanyanya kepadaku.

Aku sudah terbiasa dengan pertanyaan- pertanyaan itu sehingga mudah saja aku menjawabnya. Setelah 3 bulan berlalu Raffi mulai dekat dan perhatian terhadapku. Dan Deris mulai memberitahuku bahwa Raffi mengagumiku sejak awal bertemu. "Raffi sudah ingin dekat denganmu sejak lama namun ia tidak berani mengatakannya". ucap Deris. Aku terkejut mendengarnya karena aku masih belum siap membuka hati lagi untuk siapapun itu. Sehingga aku memilih untuk menjauh agar tidak mengecewakannya. Namun, tidak lama muncul seorang kakak kelas bernama Dery. Dery adalah murid kelas 9D saat itu kami kenal saat bertemu di upacara bendera hari Senin. Dan entah mengapa Dery ini terus-terusan mendatangi kelasku setiap pulang sekolah. Dan hal ini sedikit membuatku tidak nyaman terlebih teman-teman pasti berpikir bahwa aku memiliki hubungan spesial dengan kakak kelas ini.

Hingga pada suatu hari kakak kelas ini mengajakku berbincang-bincang di depan kelas sepulang sekolah dan ia mulai memegang tanganku. Dengan refleks aku menolak dan berlari karena aku merasa Takut dan tidak nyaman dengan tindakan tersebut. Aku yang langsung pulang mulai berpikir bahwa semua laki-laki sama saja bisanya memanfaatkan gadis sepertiku. Setelah itu aku memutuskan untuk memblokir nomor Dery karena aku merasa tidak pantas berteman dengannya.

Saat itu mulai berpikir bahwa aku tidak ingin membuka hati untuk saat ini. Aku hanya ingin bahagia dengan teman-teman serta keluargaku saja. Walau aku merasa kesepian namun aku merasa nyaman dengan keadaan ini. Tak terasa aku melewati masa kesendirian ini selama satu tahun. Terkadang memang aku merasa iri dengan teman-temanku yang memiliki pasangan sangat serasi dan bahagia. Setiap hari aku lihat suasana sekolah yang penuh kenangan ini dan berharap cepat lulus agar segera bisa melupakan kenangan pahit ini.

Tiba-tiba saja ponselku berdering dan menunjukkan salah satu nontifikasi chatku. Ketika aku buka tenyata ada salah satu adik kelas yang mengirimiku pesan singkat ingin berkenalan. Dan aku memang meresponnya karena aku juga ingin merasakan memiliki seorang adik laki-laki. Sejak saat itu, aku menganggapnya adik onlineku. Selama ini aku tidak pernah tahu wajahnya karena di akun chat tersebut ia tidak pernah memposting foto dirinya. Dan aku cukup mengenal namanya saja walau kami satu sekolah. Aku memanggilnya Al.

Bulan April ini Al berulang tahun ke 14 tahun. Aku sangat antusias untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Pada pukul 00.00 aku rela begadang untuk mengiriminya pesan ucapan selamat ulang tahun. Mungkin karena aku bahagia aku merasa momen ini sangat hangat dan membuatku bahagia serta perlahan mulai melupakan kenangan dengan mantanku. Walau hanya sebatas adik online ia juga sering menghiburku dengan kata-katanya. Bahkan ia seringkali curhat tentang masalah-masalah kehidupannya. Sebaliknya aku juga begitu kepadanya.

Suatu hari terpikirkan olehku darimana Al mengenalku dan mengetahui akun chatku?. Namun aku masih belum berani menanyakan itu. Tanpa aku ketahui salah satu temanku bernama Adi bertanya kepadaku, apakah aku mengenal Al?. Aku menjawabnya bahwa aku memang mengenalnya dari aplikasi. Adi hanya tersenyum tipis dan ini membuatku bingung dan merasa ada yang janggal. Tetapi tidak terlalu aku pikirkan karena aku merasa Al adalah anak baik dan ramah sehingga tidak sedikitpun aku curiga bahwa dia akan memanfaatkanku.

Hanya saja aku penasaran sosok Al seperti apa pada aslinya. Mengapa ia menyembunyikan wajahnya?. Apakah karena ia malu dengan dirinya sendiri?. Tetapi aku juga masih belum berani untuk bertanya kepadanya karena aku takut hal ini akan menyinggung dirinya dan membuat ia perlahan menjauhiku.

Saat ini aku mulai memikirkan Raffi kembali. Aku mulai merindukan nontifikasi darinya. Namun aku tidak berani untuk mengiriminya pesan karena memang aku sadari ini salahku telah menolak dan menjauhinya tanpa alasan. Terlebih saat ini aku melihatnya sudah pergi ke sekolah menggunakan sepeda matic miliknya. Melihat itu aku sangat senang anak menggemaskan itu sudah bisa mengendarai sepeda motor sendiri. Dan terkadang membuatku menyesal telah menjauhinya. Sepertinya tidak ada kata maaf untukku dari Raffi. Aku paham perasaan Raffi pasti sangat sakit dan kecewa. Dan melihat dari postingan akunnya ia telah memiliki hubungan spesial dengan wanita lain yang sangat sempurna dariku. Aku tidak akan sedih aku akan tetap ikut bahagia melihat itu.

Hari demi hari mulai aku rasakan hampanya hidupku ini. Dan mulai berpikir kapankah aku akan memiliki pasangan. Padahal anak gadis sepertiku tidak seharusnya memikirkan soal cinta. Namun karena perubahan zaman milenial ini menarikku ke dalam dunia era baru. Tetapi jika mengingat kenangan itu aku selalu merasa trauma memiliki hubungan spesial dengan laki-laki. Dan pada akhirnya aku memilih untuk bercerita kepada Al tentang perasaan kesepianku ini. Al juga bercerita bahwa dirinya juga sering merasakan kesendirian. Dan saat itu dengan refleks aku bertanya, "mengapa tidak mencari pasangan jika merasa kesepian?". Al menjawab bahwa dia baru saja memutuskan hubungan spesialnya dengan seorang wanita.

Hal itu baru saja aku ketahui dan membuatku merasa kasian kepada Al. Bahkan ia tidak pernah bercerita tentang hubungannya dan memilih untuk memendamnya sendiri. Al menjelaskan hubungannya berakhir karena adanya orang ketiga didalam hubungannya. Wanita ini memilih untuk dekat dengan orang ketiga tersebut karena merasa Al tidak sebanding dengan orang itu. Dan Al yang polos dan lugu memilih untuk mengalah dan mengikhlaskannya. Al juga memilih untuk tidak membuka hati untuk siapapun kecuali sosok wanita yang mampu menaklukkan rasa kesendiriannya. Aku yang mendengarkan curhatan itu menawarkan kepada Al untuk berkenalan dengan teman-temanku.

Namun, Al menolak karena ia ingin mencari pasangannya dengan caranya sendiri. Dan aku cukup kagum karena Al begitu sabar dalam menjalaninya. Al sendiri mengakui bahwa dirinya tidak pandai dalam hal menjalin hubungan. Ia berkata bahwa ia seringkali tidak bisa menebak mood wanita sehingga wanita yang di kencaninya selalu marah kepadanya. Aku yang mendengar itu tertawa karena merasa Al sangat lucu dalam menjalin hubungan dengan sosok wanita.

Lama kelamaan aku mulai terbiasa dengan Al dan kami dekat walau hanya dalam dunia online atau dunia maya. Kami mulai merasakan hangatnya perbincangan dan berpikir ingin saling bertemu. Namun seringkali setiap kami ingin bertemu selalu saja ada halangannya. Mulai dari cuaca hujan, acara keluarga, bahkan karena kerja kelompok sekolah. Sedikit membuatku kesal namun aku tetap berusaha sabar dan sadar akan hubunganku dengannya hanya sebatas kakak beradik. Tetapi sejujurnya aku telah memiliki rasa kagum terhadap Al melihat dari sifatnya walau aku belum tahu bagaimana karakter aslinya. Aku berharap Al memiliki sifat asli yang lebih baik dari sifatnya di dalam chat.

Aku juga sempat bertanya kepada Adi bagaimana sifat asli Al. Adi hanya berkata bahwa Al adalah sosok pendiam didalam kelasnya. Ia Juga dikenal sebagai pasukan dalam upacara karena Al adalah Anggota paskibra di sekolah. Ia terkenal sosok yang tegas dan berwibawa namun tetap saja aku sangat penasaran dengan wajahnya. Setiap saat aku bertanya-tanya apakah Al benar-benar orang yang baik atau hanya memanfaatkan saja. Namun aku selalu yakin Al adalah sosok pria yang menyenangkan dan tidak mungkin ia akan melakukan hal-hal jahat kepadaku.

Ketika menjelang sore muncul nontifikasi dari Al yang sedang bertanya-tanya kapankah hari ulang tahunku. Aku menjawab bahwa Februari bulan depan adalah ulang tahunku yang ke 14. Memang setiap bulan februari adalah bulan yang paling aku nanti-nanti karena memang itu hari kelahiranku sehingga aku sangat bahagia.