Lelaki itu langsung pergi ke rumah sakit setelah bel pulang berbunyi. Entah apa yang ada dipikirannya yang membuatnya begitu berani pergi dari kelas sebelum guru terakhir yang mengajarnya keluar.
Altan melangkah dengan terburu-buru di koridor rumah sakit. Ia ingin segera menemui dua orang yang sangat ia curigai itu.
Sreet!
Suara tirai terbuka. Dengan napas terengah-engah, lelaki itu menatap lembut gadis yang sedang tertidur di ranjang rumah sakit, lalu menatap tajam Pika dan Luna bergantian. Wajah Luna tampak ketakutan, sedangkan wajah Pika datar.
Dengan cepat, Altan mengambil tas Anna untuk mengecek sesuatu, "Masih ada."
"Kenapa, Al?" tanya Luna takut-takut.
"Kita gak mungkinlah periksa-periksa tas dia," ucap Pika datar.
"Sini, gue pinjem hp kalian berdua." Altan mengulurkan tangannya, menunggu kedua gadis itu memberikan ponsel mereka masing-masing.
"Bu-buat apa?" tanya Luna terbata.
"Cepetan!" ucap Altan menekan.