Sepasang sejoli dengan raut wajah bahagia baru saja memasuki kantin sekolahnya. Banyak yang melihat dan bergosip tentang mereka karna sering disebut Perfect Couple di SMA Mulfan. Lelaki yang tampan, pintar juga tinggi, dan si perempuan cantik, periang dan mungil. Mereka adalah Altan Shadika dan Annastasha Wiyana.
Kantin yang tadinya tenang kini ricuh dan berisik akibat bisik-bisik keirian para siswi terhadap Anna.
"Mereka perfect couple banget! Please, pengen punya juga cowok kaya Altan."
"Iya gila! Anteng banget gue kalo punya cowok kaya Altan."
"Tapi pasti banyak saingan gak sih si Anna?"
"Pastilah banyak, tapi Altan kan bucin banget ke si Anna, jadi walau banyak yang naksir dia, dia tetep pilih si Anna."
"Pengen jadi Anna gimana caranya?"
Anna tersenyum mendengar bisikan-bisikan iri dan kagum dari siswi-siswi terhadapnya. Altan menggandeng tangan Anna dan menuntunnya duduk di bangku kantin.
"Kaya biasa kan, An, gak pake sayuran?" tanya Altan lembut diiringi senyum.
"He'em." Anna mengangguk pelan dan senyum.
Altan pun pergi mengambil makanan untuknya sendiri dan untuk kekasih hatinya, Anna.
"Altan baik banget ngambilin makanan buat Anna."
"Sweet."
"Kayanya mereka sama-sama gak punya kekurangan deh."
Jleb.
Anna merasakan nyeri di dadanya ketika mendengar itu. Pasalnya, ia memiliki segudang kekurangan yang hanya Altan dan keluarganya yang mengetahuinya.
Altan datang membawa 2 food tray stainless berisi nasi, ayam goreng dan buah lalu yang satunya lagi berisi 4 sehat 5 sempurna. Altan memberikan food tray stainless berisi nasi, ayam goreng dan buah pada Anna.
"Makasih, Al," ucap Anna dengan senyum.
"Makan yang banyak, ya," sahut Altan senyum sambil mengusap lembut kepala Anna.
Anna mengangguk. Mereka pun mulai makan. Tapi tetap saja sejak tadi, ada saja yang berbisik mengenai Anna dan Altan. Tapi itu semua adalah kekaguman dan keirian.
"Al," panggil Anna pelan.
"Hmmm," gumam Altan yang masih memgunyah.
"Kamu gak risih sama yang mereka omongin?"
Altan mendongak menatap Anna dengan senyum lembutnya.
"Kalo itu kebaikan, aku gak masalahin, tapi kalo ngejelek-jelekin kamu, aku gak terima," ucap Altan membuat Anna merasa tenang dan senang.
"Aku beruntung dapetin kamu," ucap Anna dengan sorot mata teduhnya.
"Aku yang beruntung dapetin kamu," balas Altan senyum. "Udah jangan ngomong lagi, makan dulu abisin."
Anna mengangguk patuh dan langsung melahap makanannya membuat Altan tersenyum senang dan mengusap rambut Anna pelan.
Selesai makan, Altan mengajak Anna kembali ke kelas sambil menggandeng erat tangan Anna. Walau ada teriakan-teriakan siswi lain atas keuwuan ini, Altan tak peduli. Selama Anna senang dan nyaman atas perlakuannya, ia akan terus melakukannya.
"Kamu gak nyaman ya gara-gara tangan aku keringetan terus?" tanya Anna pelan karna Altan beberpa kali melonggarkan genggamannya. Gadis itu menatap kekasihnya sendu.
"Jangan ngomong yang aneh-aneh deh, An, aku gak suka, ya," ucap Altan.
"Al--"
Altan berhenti melangkah diikuti Anna.
"An, kamu sempurna dimata aku, jadi stop ngerendahin diri kamu sendiri," ucap Altan tegas tapi tulus. Sorot matanya juga menunjukkan bahwa ia sangat menyayangi Anna.
Mata Anna berkaca-kaca hendak menangis, tapi Altan langsung memeluk Anna di depan orang-orang yang berada dikoridor yang seketika heboh.
"Anjirlah iri banget gue!"
"Anjay! Altan sweet banget."
"Oke google cara jadi Anna gimana?"
"Lemah gue liat yang uwu-uwu gini."
"Jangan nangis, nanti aku sakit," bisik Altan tepat ditelinga Anna.
Anna melepaskan pelukannya dan menatap Altan sendu. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Anna.
"Awww!" jerit Anna lemah dan terdorong lebih dekat pada Altan.
"Eh mampus loh!"
"Eh gila kasar banget tuh laki!"
"Siapa yang--"
"Sorry-sorry, gue gak sengaja, sumpah!" ucap orang yang menabrak Anna panik sambil tangannya diangkat dan menunjukan dua jari ketika melihat sorot mata Altan yang menatapnya tajam.
"Minta maaf yang bener!" sentak Altan masih menatap tajam lelaki itu.
"Sorry, sorry banget, An, gue buru-buru soalnya," ucap lelaki itu memohon.
"Gak apa-apa," ucap Anna senyum.
"Serius gak apa-apa, An?" tanya Altan khawatir.
Anna mengangguk dan lelaki yang menabrak Anna pun pergi. Siswa siswi masih berbisik tapi Altan dan Anna tidak memperdulikannya.
"Kita ke UKS dulu, ya," ucap Altan dan menggenggam erat tangan Anna membawanya ke UKS.
_____
"Makasih, dokter," ucap Anna senyum pada Dokter Naya; Dokter UKS sekolah.
"Sama-sama. Nanti kalau ada pelajaran olahraga gak usah ikut dulu, ya, An," ucap Dokter Naya senyum yang dibalas anggukan pelan Anna.
"Mau ke kelas?" tanya Altan seraya menghampiri Anna saat Dokter Naya keluar setelah memeriksa Anna. Sebelumnya Altan juga berterimakasih pada Naya dengan senyum.
"Al, nanti mau temenin aku periksa ke dokter?" tanya Anna pelan sambil bangun dari tidurannya.
"Kenapa? Ada gejala lain yang kamu rasain?" tanya Altan khawatir.
Anna menggeleng pelan.
"Terus?" tanya Altan penasaran juga khawatir.
Anna mengisyaratkan Altan agar mendekat padanya. Altan pun mendekatkan dirinya pada Anna dan membungkuk agar sejajar dengan Anna.
"Aku takut kena penyakit Ibu," bisik Anna pelan agar hanya Altan yang mendengarnya.
Altan tersenyum lalu kembali tegak, "Gak mungkinlah, An."
Anna memegang tangan Altan erat dan matanya juga ketakutan.
"Yaudah, nanti aku temenin," ucap Altan lembut. "Ayo, kita ke kelas."
Altan dan Anna pun pergi ke kelas. Altan mengantar Anna ke kelasnya di lantai 3 kelas 2-4.
"Aduh gila perfect couple dateng! Siapin mental kalian gais!" teriak Meta ketika Altan dan Anna baru sampai di pintu masuk kelas.
"Anjay! Gue gak bisa liat keuwuan mereka!" ucap Yuni heboh.
Sangat heboh ketika Altan mengantar Anna sampai kebangkunya sambil bergandengan tangan membuat Anna sedikit risih dengan bisikan dan teriakan heboh teman-teman sekelasnya.
"Kamu langsung ke kelas aja, ya, Al."
Altan yang hendak duduk disebelah bangku Anna langsung terhenti lalu bangkit kembali dan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Merasa kikuk, Altan pamit.
"Yaudah, aku ke kelas dulu, ya. Nanti kalo ada apa-apa telpon aku," ucap Altan lembut lalu mencium puncak kepala Anna. "Belajar yang bener juga."
"Iya." Anna mengangguk pelan.
"Sweet banget! Altan gentle banget."
"Coba aja ada Altan kedua."
"Anna sumpah gue iri banget sama lo!"
"Cita-cita gue mau jadi Anna aja biar dapet cowok sespesies sama Altan!"
Anna tersenyum mendengar kehebohan teman-temannya begitu juga Altan. Altan mengacak rambut Anna lalu pergi membuat Anna cemberut sebal tapi tidak membalas.
Ting!
Ponsel semua murid berbunyi termasuk ponsel Anna. Ada notifikasi aplikasi Funfact-yang hanya bisa diakses oleh murid SMA Mulfan- dari akun Gosip bercentang hitam.
♡fungosip✔
BREKING NEWS~~
Gila! Kelas 2-4 heboh banget gara-gara ada couple goals SMA Mulfan! Mana si Altan sweet banget tadi cium kepalanya si Anna(: Irii bangeeettt!!!!
"Gila! Ini akun sebenernya siapa yang megang sih? Kok dia bisa tau apa yang terjadi di kelas ini!?" seru Luna heboh.
"Apa jangan-jangan ada dikelas ini?" seru Adel sambil menatap semua anakbkelas 2-4.
"Ngakak anjir liat komenannya! Kasian banget pada iri sama kita," ucap Rilham tertawa sambil mengscroll ponselnya.
"Huhu pengen juga liat livenya," ucap Juno membaca salah satu komentar di akun fungosip.
"Anna! Lo terkenal banget gila!" seru Yuni heboh menghampiri Anna yang membalasnya dengan senyum.
"Sumpah, An, gue iri sama lo!" seru Rani heboh juga menghampiri Anna.
"Tutor jadi lo dong, An," pinta Meta hiperbola yang masih stay dibangkunya.
Anna hanya tersenyum merona mendengan seruan teman-temannya. Tapi, ada satu orang yang terlihat cuek.
Tok ... tok ... tok ...
Pika memukul papan tulis sekencang mungkin dengan tangannya membuat semua murid berfokus padanya.
Dengan wajah judesnya, Pika mengatakan, "Kalian bisa gak berenti kaya orang gila? Heboh banget. Karna Pak Rudi gak masuk, gue bakal ke ruang guru nanyain tugas. Luna, ayo ikut gue."
Pika keluar kelas terlebih dahulu. Luna yang raut wajahnya sedikit kesal tapi karna takut pada Pika, ia menyusulnya. Pasalnya, Pika adalah ketua kelas yang tegas, adil, jujur dan galak beda dengan dirinya yang bahkan takut mengisi absen para laki-laki kelas 2-4 tanpa keterangan jika bolos sekolah.
Tbc ...