Chereads / Goresan Cerita Gadis Kursi Roda / Chapter 10 - Pergi Ke Kantor

Chapter 10 - Pergi Ke Kantor

Dia masih berdoa agar tuhan segera mempertemukan dirinya dengan kedua orang tuanya yang telah tiada. Gadis itu juga selalu berdoa agar dia bertemu dengan kakaknya tercinta. Dia selalu bertanya tanya di dalam hati mengapa orang-orang yang ia sayangi selalu pergi begitu saja. Setelah beberapa tahun kehilangan kedua orang tuanya dia bahkan justru kehilangan kakaknya. Satu-satunya orang yang paling ya sayang didi dunia. Sekarang justru udah dihadapkan dengan sebuah pernikahan , Meski dia tidak bisa menolak pernikahan melalui perjodohan tersebut tetapi dia masih belum bisa menerima suaminya.

Suara pintu kamar yang terbuka membuat Zafira terbangun dari khayalannya, terbangun dari kenangan masa lalunya. Seorang pemuda tampan memasuki kamar wanita itu, di adalah Zafran, pria yang sudah menjadi suaminya. Namun wanita cantik tersebut mengabaikan kehadiran suaminya. Zafran mendekati istrinya yang berjalan menuju balkon. Dia ingin tahu apa yang dilakukan oleh wanita tersebut. Setelah memastikan bahwa istrinya dalam keadaan baik-baik saja Zafran kembali masuk ke dalam kamar dan mulai membuka buku merah.

Pemuda tampan itu semakin terkejut melihat barisan demi barisan yang tersusun di dalam buku merah tersebut. Begitu banyak sekali peraturan yang tertulis di sana. Jangankan untuk mentaati nya bahkan Zafran sulit membaca semuanya.

"Benar-benar keluarga yang aneh, mengapa peraturan di rumah saja membutuhkan lembar begitu banyak," ucap Zafran kepada dirinya sendiri. Tetapi meski bagaimana dia harus membaca sebuah peraturan yang ada di dalam buku tersebut sebelum dia melanggar nya. Karena rasa lelah dia mencoba membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan mulai membaca. Pemuda tampan itu membaca satu persatu peraturan yang terdapat di buku merah. Terkadang dia mengerutkan kening saat tidak percaya dengan peraturan yang baru saja ia baca. Hingga akhirnya zafran tertidur di atas ranjang.

***

Keesokan harinya Zafran kembali melakukan hal yang sama. Istrinya sedang duduk di balkon kamar mereka saat pelayan datang memanggil untuk sarapan pagi bersama. Saat itu tanpa berkata apa-apa Zafran segera mengangkat tubuh wanita itu, bahkan dia melakukannya tanpa meminta izin dari wanita tersebut. Zafira kembali terkejut dengan perlakuan Zafran. Tetapi percuma karena memberontak tidak akan membuat Zafran menurunkan dirinya. Akhirnya diapun menyerah dan membiarkannya Zafran membawa tubuhnya menuju ruang makan.

Seperti biasa semua orang sudah berkumpul disana. Ketika Zafran dan Zafira tiba di ruangan itu mereka baru memulai menikmati sarapan yang sudah dihidangkan dihadapkan mata. Masih sama seperti kemarin, sarapan kali ini juga hanya ditemani oleh kesunyian. Tidak ada yang berbicara atau mungkin tidak ada yang berani berkata-kata. Semua orang hanya diam dalam kebisuan mencoba menikmati hidangan lezat namun kelihatannya hanya berlangsung hingga mata. Sebab setelah makanan itu masuk ke dalam mulut rasanya berubah menjadi hambar.

"Kamu hari ini ikut kakek ke kantor!" setelah sarapan selesai kakek Azhari berbicara kepada Zafran. Pemuda tampan yang baru saja menikah merasa bingung dengan apa yang disampaikan oleh pria tua tersebut. Dia hanya bisa melihat ke kanan dan ke kiri. Mencoba mencari penjelasan namun tidak ada satu orang pun yang bersedia memberikan penjelasan kepada dirinya.

"Aku?" karena tidak mendapatkan jawaban dari orang lain akhirnya Zafran memberanikan diri untuk bertanya kepada sang kakek.

"Ya! Tentu saja kamu! Mulai hari ini kamu akan bekerja di kantor, maka bersiap-siap lah!" perintah kakek Azhari. Zafran yang tidak mengerti hanya bisa mengangguk kan kepalanya. Dia memang harus menuruti semua perintah dari kaki Azhari seperti yang tertulis di dalam buku merah. Setelah menyelesaikan sarapannya Zhafran kembali mengangkat tubuh Zafira menaiki tangga dan membawanya ke dalam kamar.

Ternyata di dalam kamar mereka sudah mempersiapkan semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh Zafran. Pakaian kerja sudah tersusun tapi di lemari begitu juga dengan dasi dan atribut lainnya. Zafran meletakkan tubuh Zafira di atas ranjang kemudian dia melakukan apa yang diperintahkan kakek Azhari untuk bersiap siap berangkat ke kantor.

"Aku akan berangkat ke kantor, apakah kamu baik-baik saja tinggal sendirian di rumah?" setelah siap dengan pakaian yang iya kenakan pria tampan itu bertanya kepada istrinya. Meski kata-kata yang keluar dari lisan Zhafran sedikit canggung tapi pemuda tampan itu juga tidak mengerti mengapa dia bisa mengatakan hal tersebut.

Zafira menatap wajah Zafran dengan tatapan yang berbeda, tatapan itu terlihat sangat sinis dan juga menunjukkan kekesalan nya. Zafran sadar bahwa dia mungkin sudah menyinggung perasaan Zafira karena itu dia pun menundukkan kepalanya.

"Apa urusannya dengan aku! Kemanapun kamu pergi dan apa pun yang kamu lakukan itu adalah urusanmu. Tidak perlu meminta izin kepada ku, dan tidak perlu memikirkan kehidupan aku!" kata-kata Zafira begitu kasar. Dia berkata seperti itu seraya menunjukkan ekspresi kebencian kepada Zhafran. Wanita itu membenci suaminya. Karena suaminya telah membuatnya berada dalam posisi yang sangat tidak nyaman.

Selama ini Zafira hanya hidup sendirian di dalam kamar yang besar dan luas tersebut. Dia bebas melakukan apapun yang dia inginkan. Dia tidak perlu memikirkan masalah dalam hidup. Dia hanya perlu menikmati hari harinya hingga malaikat maut dateng menjemput. Tetapi kehadiran Zhafran telah mengubah kehidupannya. Berkumpul dengan keluarga dan menikmati sarapan tidak pernah ya lakukan seumur hidupnya. Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia Zafira mengurung diri dari orang luar. Tetapi Zhafran justru membawanya ke ruang makan dengan cara menggendong dirinya. Karena itulah Zafira sangat membenci Zhafran. Kehadiran pria itu membuat dirinya harus berkomunikasi dan berbicara. Sementara selama ini dia sangat benci dengan yang namanya pembicaraan.

Zafran menyadari bahwa Zafira yang merupakan istrinya tidak senang dengan kata-kata yang baru saja ia ungkapkan. Akhirnya dia pun pergi meninggalkan kamar tersebut dan meninggalkan istrinya di sana.

Di depan kamar ternyata seorang pengawal sudah disiapkan oleh kakek Azhari untuk menemaninya. Pengawal mempersilahkan Zafran untuk berjalan seperti layaknya seorang pimpinan yang memiliki pengaruh besar. Seorang pengawal pribadi sudah diutus oleh sang kakek. Zafran berjalan menuruni tangga diikuti oleh sang pengawal yang membawakan tas kerjanya. Kakek sudah menunggu di dalam mobil. Lalu Zhafran masuk ke dalam mobil yang sama dengan kakek Azhari. Di dalam mobil tersebut Zhafran juga lebih banyak diam. Dia bahkan tidak mengutarakan sepatah kata pun karena dia tidak memiliki keberanian. Peraturan di dalam buku merah dinyatakan bahwa semua anggota keluarga dilarang untuk bertanya. Meski peraturan itu sedikit aneh dan merepotkan tetapi Zhafran harus mengikutinya.

Sama seperti Zafran ternyata kakek Azhari juga tidak berkata apa-apa. Semua orang yang ada di dalam mobil tersebut hanya berdiam diri dan sibuk dengan pikirannya masing-masing. Pengawal dari Zhafran bertugas mengemudikan mobil tersebut sementara Bruto duduk tepat di sebelahnya. Zafran dan kakek Azhari duduk di kursi bagian belakang.