"Kecoak!" Zafira menunjuk ke arah seekor kecoa yang berjalan di dinding. Zafran menghembuskan nafas, hanya seekor kecewa membuat istrinya menjerit dengan sangat keras.
"Hanya kecoak? Aku pikir ada masalah apa!" zafran kembali tertidur. Dia ingin meneruskan mimpi indahnya. Dia tidak menyadari jika Zafira benar-benar ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat karena wanita itu memiliki phobia terhadap kecoa. Orang-orang yang berada di rumah itu juga merasa enggan untuk menemui Zafira di kamarnya. Karena malam sudah sangat larut mereka pun kembali meneruskan tidurnya.
Tetapi tidak demikian dengan Zafira. Wanita itu benar-benar merasa ketakutan melihat kecoa yang ada di hadapan matanya. Air matanya mengalir, giginya merapat dan wajahnya berubah pucat. Tubuhnya terguncang bahkan guncangan dari tubuhnya bisa dirasakan oleh Zafran yang berada di sebelahnya. Pemuda tampan itu kembali membuka mata dan mencoba menatap istrinya. Alangkah terkejutnya Zafran melihat wajah sang istri semakin pucat. Bahkan tubuhnya bergetar hebat.
"Kamu kenapa?" tanya Zafran mencoba mendekati istrinya. Tetapi wanita itu tidak bisa menjawab pertanyaan dari suaminya. Rasa takut benar-benar menguasai dirinya. Zafran yang merasa bingung mencoba memperhatikan istrinya. Tatapan wanita itu terpaku pada sosok kecoa yang masih bertengger di dinding. Zafran berpikir mungkin kecoa itu adalah alasan ketakutan yang dirasakan oleh Zafira. Zafran mendekati seekor kecoa yang ada di dinding. Dia menangkapmu kecoa itu dengan kedua tangannya kemudian dia melempar nya keluar. Setelah itu dia kembali ke dalam kamar.
Wajah istrinya sudah mulai sedikit terlihat lebih tenang. Tetapi tubuhnya masih gemetar hebat. Zafran mendekati wanita itu, dia ingin menenangkan wanita tersebut. Pemuda tampan itu duduk di sebelah Zafira. Dia ingin memberikan pelukan kepada istrinya, tetapi dia merasa ragu takut jika wanita itu tidak menerima. Namun melihat kondisi Zafira yang belum juga merasa tenang akhirnya zafran memberanikan diri melakukan apa yang ada di dalam pikirannya. Dia mengambil selimut kemudian menyelimuti tubuh wanita itu. Lalu dia pun memberikan pelukan untuk menghangatkan tubuhnya.
Perlahan-lahan gemetar yang ada di tubuh Zafira mulai mereda. Wanita itu mulai merasa tenang dan kedua matanya mulai tertutup. Zafran membaringkan tubuh istrinya di ranjang lalu menyelimuti nya. Di dalam dekapan Zafran akhirnya Zafira tertidur lelap. Namun bukan hanya zafira, pemuda tampan itu ikut hanyut di dalam mimpinya.
Keesokan paginya seperti biasa Zafira bangun lebih awal dari pada Zafran. Wanita itu membuka kedua matanya namun alangkah terkejutnya Zafira saat melihat dirinya berada dalam pelukan suaminya. Hampir saja wanita itu berteriak namun dengan cepat tangannya menutup mulut. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.
Ternyata tragedi kecoa telah membuat Zafira berada di dalam pelukan pria itu. Wanita itu menepuk jidatnya sendiri. Dia merasa heran kenapa dia harus merasa takut kepada hewan bertubuh kecil tersebut. Dia menutup kedua matanya, perasaan malu masuk ke dalam relung hatinya. Perlahan dia mencoba bangun dari tempat tidur. Berharap agar suaminya tidak menyadari kepergian nya.
Namun ketiga dia hendak beranjak dari pelukan sang suami tiba-tiba tanpa sengaja dia menyentuh wajah pria itu enggak membuat Zafran terbangun. Mereka pun saling bertatapan, Zafran yang juga baru terbangun dari tidurnya terkejut saat menyadari wanita itu begitu dekat dengan dirinya. Mereka pun terpaku beberapa saat namun akhirnya mereka saling menghindari. Zafira meninggalkan tempat tidur dan berusaha duduk di kursi roda. Sementara Zafran kembali menutup tubuh dengan selimut. Namun ketika Zafira ingin naik ke atas kursi rodanya tiba-tiba dia pun terjatuh ke lantai.
Gedubrak...
Suara terjatuh nya Zafira didengar oleh Zafran dan pemuda tampan yang sedang bersembunyi di balik selimut segera duduk untuk melihat apa yang terjadi. Zafran terkejut melihat istrinya yang terjatuh di lantai. Tanpa berkata dia mendekati wanita itu selalu mengangkat tubuh Zafira dan meletakkannya di atas kursi roda. Zafira merasa canggung dengan apa yang dilakukan oleh suaminya tetapi dia juga tidak bisa membiarkan dirinya terus berada di lantai tersebut. Akhirnya dia pun hanya bisa diam saja saat Zafran mengangkat tubuhnya.
Selanjutnya Zafira berangkat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Untuk melakukan aktivitasnya di kamar mandi Zafira membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Kondisi fisiknya yang tidak bisa berjalan membuat dia harus bekerja keras untuk sekedar melakukan aktivitas mandi. Tetapi dia tidak pernah mengijinkan orang lain masuk ke dalam kamar mandi tersebut dan membantu dirinya. Ketika tiba di kamar mandi Zafira melepaskan jilbab yang selama ini selalu ia pakai.
Selama menikah dengan Zafran dia bahkan tidak pernah melepas jilbab di hadapan suaminya sendiri. Zafira meletakkan jilbab di tempat yang sudah disediakan di dalam kamar mandi tersebut. Rambutnya terkulai panjang kecantikannya semakin terpancar saat dia tidak mengenakan hijab tersebut. Masih duduk di kursi roda dia mulai membuka pakaiannya satu persatu. Dengan bersusah payah akhirnya diapun selesai melakukan pekerjaan itu. Masih menggunakan kursi roda dia melaju mendekati bantub yang sudah diisi air. Perlahan dia turun dari kursi rodanya dan masuk ke dalam bak mandi tersebut. Wanita itu mulai aktivitas mandinya. Pikirannya terus terbayang pada kejadian semalam. Membiasakan diri berada satu kamar dengan seorang laki-laki telah membuat dirinya menderita apalagi dia harus tidur di dalam pelukan pria itu.
"Aaa,,," wanita itu berteriak ketika mengingat kejadian semalam. Dia mengempeskan kedua tangannya di dalam air yang sudah berisi sabun untuk melampiaskan amarah di dalam hatinya. Dia tidak tahu bagaimana cara menguasai dirinya sendiri dia bahkan tidak mengerti bagaimana berhadapan dengan Zafran selanjutnya.
Tidak seperti biasa, hari ini Zafira membutuhkan waktu lebih lama di kamar mandi dibandingkan dengan sebelumnya. Zafran mulai merasa khawatir saat menyadari bahwa zafira belum juga keluar dari dalam kamar mandi tersebut. Pemuda tampan itu mendekati pintu kamar mandi belum meletakkan telinganya di sana. Mencoba mendengarkan apa yang terjadi di dalam kamar mandi tersebut. Dia mengerutkan kening karena tidak mendengarkan suara apapun.
Zafran kembali duduk di atas ranjang, dia memutuskan untuk menunggu di sana sementara waktu. Namun setelah satu jam berlalu wanita itu belum juga keluar dari dalam kamar mandi, hal ini membuat zafran benar-benar merasa ketakutan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Rasa khawatir mulai menguasai dirinya. Dia kembali tapi pintu kamar mandi itu, meletakkan telinganya di pintu kamar mandi mencoba mendengarkan apa yang terjadi di dalam.
"Zafira!" Zafran mencoba memanggil istrinya namun dia tidak mendapatkan jawaban. Zafira masih merasa malu keluar dari dalam kamar mandi tersebut. Saat mendengar suara panggilan zafran dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk menjawab panggilan itu. Dia tetap ingin berada di dalam kamar mandi mencoba menenangkan dirinya.