Chereads / Goresan Cerita Gadis Kursi Roda / Chapter 16 - Siksaan Tasmania

Chapter 16 - Siksaan Tasmania

"Baiklah, untuk pertama kali kakek akan memaafkan kalian. Tetapi jika ini terulang kembali kalian akan mendapatkan hukuman!" ucap pria tua itu tegas dan juga penuh amarah.

"Baik kakek!" jawab Zafran sambil menundukkan kepalanya menghormati pria tua yang ada di hadapannya.

Selanjutnya mereka pun menikmati sarapan bersama. Setelah selesai menikmati sarapan tiba-tiba kakek Azhari meletakkan sendok dengan sedikit lebih kencang membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu memperhatikan pria tua tersebut.

"Kakek sudah mengangkat Zafran sebagai manajer umum perusahaan kita. Kakek peringatkan bahwa tidak boleh ada orang yang membantah semua keputusan kakek," ucap kakek Azhari.

"Tidak! Aku tidak setuju dengan keputusan papa!" tiba-tiba tante Tasmania berdiri dan berkata kepada ayahnya. Kakek Azhari menatap wanita itu.

"Kenapa? Apakah kamu memiliki alasan?" kakek Azhari mengajukan pertanyaan.

"Justru seharusnya aku yang bertanya. Mengapa papa memilih dia untuk menjadi seorang manajer umum? Apakah papa tidak tahu latar belakangnya? Dia bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di bangku kuliah. Dia juga berasal dari keluarga miskin dan rendah. Bagaimana orang sepertinya bisa duduk di posisi strategis perusahaan. Apakah papa tidak takut jika pria rendah ini menipu kita?" ucap tante Tasmania.

"Hentikan ocehan mu! Berani sekali kamu berkata seperti itu, apakah kamu sudah mulai berpikir bahwa aku sudah tua dan bodoh?" kakek Azhari marah kepada putrinya.

"Jika ada yang menolak keputusanku maka sebaiknya dia meninggalkan perusahaan atau jika dia tidak senang dia juga boleh meninggalkan keluarga aku!" jawab kakek azhari kemudian meninggalkan ruangan makan tersebut. Tasmania benar-benar marah dengan jawaban yang diberikan oleh ayahnya. Zafran juga terkejut melihat pertengkaran antara tante tasmania dengan kakek. Dan yang lebih menakutkan adalah pertengkaran itu terjadi karena dirinya. Apa yang harus dilakukan oleh Zafran untuk menghadapi semua itu.

Tante Tasmania tidak bisa terima dengan kata-kata dari ayahnya. Dia marah kemudian memecahkan semua piring yang ada di hadapannya. Piring piring itu berhamburan di lantai. Dengan sangat marah dia mendekati Zafran.

"Kamu akar mendapatkan balasan yang setimpal. Aku tidak akan pernah memaafkan dirimu! Jika kamu tidak segera pergi dari perusahaan atau dari rumah ini kamu akan mendapatkan masalah yang besar!" wanita itu berkata sambil menarik kerah kemeja Zafran. Zafira tidak senang dengan perlakuan tante Tasmania tetapi dia tidak bisa berbuat banyak.

"Apakah kamu mengerti!" lanjut wanita paruh baya itu.

Ketika zafran sedang berada di kantor tiba-tiba ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel tersebut, pesan itu berasal dari ibunya yang mengatakan bahwa mereka sedang terancam. Zafran yang sedang bekerja dan duduk di bangkunya tiba-tiba berdiri. Dia segera menghubungi ibunya, namun ternyata bukan wanita itu yang mengangkat telepon melainkan nabila yaitu adiknya.

"Ada apa? Apa yang sedang terjadi di sana nabila?" zafran bertanya kepada sang adik.

"Tolong kami kak, keluarga azhari datang dan mengancam ibu!" ucap nabila sambil berbisik. Kemudian terdengar suara pintu di dobrak dan beberapa orang mendekati nabila. Wanita itu hanya bisa menjerit ketakutan.

Zafran tidak bisa terima hal tersebut, dia berlari menuju ruangan kakek Azhari. Bruto mencoba menahan Zafran tetapi sia-sia karena pria itu memukul wajah bruto hingga pria bertubuh besar tersebut segera terjatuh di lantai. Bruto sangat terkejut mendapatkan pukulan tiba-tiba dari zafran dan lebih terkejut lagi karena dia baru mengetahui bahwa Zafran memiliki ilmu beladiri.

Tanpa berkata apa-apa Zafran segera mendorong ruangan kakek Azhari dan masuk ke dalamnya. Pria tua yang sedang duduk dalam ruangan itu terkejut melihat kehadiran Zafran secara tiba-tiba. Pemuda tampan tersebut mendekati kata sehari lalu berdiri di hadapannya. Hanya sebuah meja yang menjadi pembatas antara dirinya dan juga pria tua tersebut. Sementara Bruto mendekati Zafran dan ingin memberikan pembalasan kepada pria yang sudah berani kepada dirinya. Saat bruto ingin memukul Zafran tiba-tiba kakek Azhari mengangkat tangan memberikan isyarat kepada BRUTO untuk menghentikan langkahnya.

"Ada apa? Berani sekali kamu menerobos masuk ke dalam ruangan ku!" kakek Azhari berkata kepada Zafran.

"Lalu, apakah aku akan diam saja? Aku sudah melakukan semua yang anda minta. Aku sudah menuruti semua permintaan kalian tapi begini kah balasan kalian kepada keluarga aku!" kakek Azhari mengerutkan kening, selama ini dia belum pernah melihat amarah yang begitu besar terpancar di mata Zhafran. Tapi sepertinya kali ini pemuda itu benar-benar marah. Sorot matanya begitu tajam dan seakan dia siap melawan apapun.

"Aku akan menuruti semua keinginan anda tetapi anda harus bisa menjaga keluarga saya!" kakek Azhari bertanya-tanya di dalam hati apa sebenarnya yang ingin dikatakan oleh Zafran. Masalah apa yang membuat dirinya begitu marah. Kakek Azhari menatap bruto meminta pria itu segera melakukan penyelidikan. Dalam sekejap bruto sudah mendapatkan kabar dia mendekati kakek Azhari kemudian membersihkan sesuatu di telinganya.

"Selesaikan masalah itu dan bahwa keluarga Zafran ke Villa sekarang juga!" perintah kakek Azhari.

"Aku ikut!" ucap Zafran. Bruto menatap wajah pria itu, dia marah karena sudah berani meminta sesuatu kepada atasannya. Dia mendekati pria itu dan ingin memberikan pelajaran tetapi kembali kakek Azhari menghentikannya.

"Biarkan dia pergi!" ucap kakek Azhari. Bruto merasa heran dengan sikap kakek Azhari belakangan ini, tidak seperti biasa dia selalu bertindak tegas kepada semua orang namun akhir-akhir ini dia melihat bahwa kakek Azharibegitu lunak kepada Zafran. Tetapi dia tidak memiliki waktu untuk mempertanyakan hal tersebut. Karena itulah Bruto segera meninggalkan ruangan itu diikuti oleh Zafran. Di dalam kendaraan bruto memandang Zafran dengan tatapan tidak menyenangkan. Tetapi pemuda tampan itu tidak peduli karena yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah keluarganya. Mobil tersebut melaju dengan sangat cepat karena jika terjadi sesuatu kepada keluarga zafran maka kakek azhari pasti akan sangat marah. Jika Bruto tidak menyelesaikan masalah dengan sempurna maka pria tua itu pasti akan memberikan hukuman kepadanya. Untuk sementara dia kan menunda perasaan dan kebencian nya kepada Zafran dan dia akan menunaikan tugas seperti yang diperintahkan oleh kakek Azhari kepada dirinya.

Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di rumah sederhana milik Zafran. Ternyata benar tasmania berada di tempat itu bersama dengan beberapa bawahannya. Tasmania terkejut saat melihat kehadiran Zafran dan juga Bruto. Hatinya bertanya-tanya mengapa mereka bisa ada di tempat itu dan siapakah yang telah memberikan informasi kepada kedua orang tersebut.