"Hari ini, aku akan ke kantor! Apakah kamu ingin ikut?" Zafran bertanya kepada istrinya. Pemuda tampan itu merasa kasihan melihat sang istri yang hanya duduk diam di dalam kamar tanpa melakukan aktivitas apa pun. Dia bahkan tidak memiliki teman berbicara. Zafira menatap wajah suaminya, setelah kepergian kedua orang tuanya tidak ada satu orang pun yang peduli dengan apa yang dia lakukan. Namun sejak pernikahan mereka, ada ruang kosong di dalam hati zafira yang tiba-tiba diisi oleh seseorang.
"Kenapa aku harus ikut? Itu adalah pekerjaanmu. Dan kamu harus melakukan pekerjaanmu sendiri!" dengan angkuh Zafira menjawab kata-kata suaminya. Sang suami hanya terdiam menatap istrinya. Selanjutnya dia pergi melangkahkan kaki meninggalkan kamar itu membiarkan istrinya sendirian di sana. Tetapi ketika berada di depan pintu tiba-tiba langkah Zafran berhenti. Zafira mengerutkan keningnya, bertanya di dalam hati mengapa tiba-tiba suaminya berhenti di sana. Namun tanpa disangka sangka, Zafran berbalik mendekati Zafira lalu dia memberikan kecupan di kening istrinya. Kecupan itu membuat Zafira terkejut. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Wanita itu masih terdiam karena tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh sang suami kepada dirinya. Zafran justru tersenyum kemudian kembali melangkahkan kaki dan meninggalkan Zafira. Kedua mata Zafira menatap tajam ke arah suaminya yang tiba-tiba menghilang dari pintu kamar mereka. Zafira sangat shock mendapat perlakuan seperti itu secara tiba-tiba dari sang suami. Dia tidak percaya jika suaminya berani berbuat demikian.
Tetapi tiba-tiba ada sesuatu yang ia rasakan, seakan gundukan es yang selama ini telah membuat hatinya membeku mulai mencair dengan kecupan tersebut. Zafira menggerakkan kursi rodanya menuju cermin yang ada di dalam kamar. Dia memandangi wajahnya di sana, wajah itu terlihat memerah dan tiba-tiba sebuah senyuman muncul di wajahnya yang cantik.
Setelah bertahun-tahun senyuman itu menghilang, kini senyuman itu kembali hadir menyapa dirinya. Senyuman itu telah lama pergi bersama perginya kedua orang tua Zafira. Dan hari ini senyuman itu telah kembali. Zafira menepuk pipinya sendiri, mencoba menyadarkan diri sendiri tentang apa yang sedang terjadi.
'Apa sebenarnya yang sedang terjadi kepadamu Zafira?' Batin gadis itu bertanya kepada dirinya sendiri. Setelah beberapa tahun seakan dia mati namun kini tiba-tiba tanda-tanda kehidupan telah kembali. Membuat Zafira merasakan sebuah semangat yang muncul di dalam hatinya. Di satu Zafira kembali menatap pintu kamar mereka, membayangkan apa yang terjadi sebelumnya tiba-tiba pintu kamar itu kembali terbuka. Seorang pemuda tampan menunjukkan wajahnya di sana, Zafira juga kembali terkejut dengan kehadiran suaminya secara tiba-tiba. Dan,
Pria itu tiba-tiba mengedipkan sebelah matanya kepada Zafira. Membuat wanita itu kembali kaku duduk di atas kursi rodanya. Zafran kembali menghilang dibalik pintu. Sementara Zafira masih terdiam di kursi rodanya. Wanita itu mencoba menyembunyikan rasa yang ada di dalam hatinya. Dia menggerakkan kursi roda yang iya duduki den membawanya ke balkon kamar itu. Gadis semalang tersebut kembali menghabiskan waktunya di tempat yang sama.
Tok... Tok... Tok...
Terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang, Zafira hanya terdiam tidak merespon ketukan pintu itu. Hatinya berpikir bahwa yang angkat masuk ke dalam kamarnya hanyalah seorang pelayan yang selama ini bekerja di sana. Seorang pelayan yang selama ini membersihkan kamarnya setiap hari tanpa berbicara dan tanpa bertanya. Namun ternyata tebakan Zafira kali ini tidak benar. Karena yang masuk ke dalam kamar itu adalah seorang wanita yang merupakan tantenya. Zafira sedikit terkesiap melihat kehadiran sang bibi yang selama ini sama sekali tidak pernah muncul di hadapannya. Sejak kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuanya terjadi, wanita itu tidak pernah berbicara dengan Zafira.
Tasmania berjalan mendekati keponakannya. Sementara Zafira mencoba menguasai dirinya dari rasa takut yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya.
"Sayang, bagaimana kabarmu? Apakah kamu baik-baik saja?" wanita itu bertanya kepada Zahira seraya melangkahkan kaki kemudian duduk di samping wanita yang duduk di kursi roda.
"Aku merasa sangat kasihan kepadamu. Hidupmu bener-bener sudah hancur. Kamu telah kehilangan kedua orang tuamu dalam kecelakaan yang tragis. Tetapi tidak cukup sampai disitu, karena setelahnya kamu bahkan kehilangan kakak kesayanganmu. Dalam keadaan mu yang tidak bisa berjalan, kamu justru di nikah kendor pria tanpa lapar pendidikan. Bukankah semua itu sangat menyedihkan? Jika aku menjadi kamu maka kematian akan jauh lebih baik daripada hidup dalam penderitaan," Tasmania sedang berusaha menggoyahkan keteguhan hati seorang gadis yaitu Zafira. Gadis tersebut merasa heran dengan kehadiran tante Tasmania secara tiba-tiba di dalam kamarnya.
'Apa yang dia inginkan? Dia tidak akan menemui ku tanpa tujuan,' batin Zafira.
"Aku punya saran kepadamu, sebaiknya kamu meninggalkan suamimu. Jangan pernah percaya kepadanya atau hidupmu akan lebih menderita. Apakah kamu mendengar ku?" wanita paruh baya itu mengancam Zafira, seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda. Seorang wanita yang cukup mendapatkan penderitaan selama bertahun-tahun.
"Aku tidak peduli dengan semua kata-katamu. Saat waktunya telah tiba kamu akan mendapatkan hukuman dari semua perbuatan yang kamu lakukan!" Zafira tidak mengerti mengapa dia tiba-tiba memiliki keberanian untuk melawan kata-kata tantenya. Mendengar kata-kata zafira membuat wanita paruh baya itu juga menoleh karena tidak percaya.
"Apa katamu? Kamu sudah berani mengancam ku?" wanita paruh baya itu bertanya sambil mendekatkan wajahnya kepada wajah Zafira.
"Ya, aku sudah tumbuh. Aku bukanlah di gadis yang bisa kamu ancam begitu saja. Aku bukan lagi anak kecil yang takut akan sorotan matamu. Akan kubuktikan pada semua orang bahwa kamulah orang yang telah membunuh kedua orang tuaku," kata-kata gadis itu membuat kedua mata Tasmania memerah karena marah. Dia tidak menyangka jika gadis yang selama ini berada di bawah kendali nya telah mulai memiliki keberanian untuk melawan dirinya.
Zafira adalah satu-satunya orang yang mengetahui rahasia yang tersimpan di bali kecelakaan 10 tahun yang lalu. Dimana saat itu tanpa sengaja Zafira mendapatkan bukti bahwa kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya adalah disebabkan oleh seorang wanita yang merupakan tantenya sendiri. Pada saat itu, Zafira sudah mencoba menjelaskan kepada sang kakek tentang apa yang dia dengar dari lisan tantenya. Tetapi pria tua tersebut tidak percaya dengan kata-kata Zafira. Akhirnya gadis itu hanya bisa bungkam karena tidak ada satu orang pun yang percaya dengan semua cerita yang ia ucapkan. Bahkan Sonia yang merupakan kakak kandung Zafira, orang yang paling menyayangi Zafira, tidak percaya dengan semua kata-katanya. Pada saat itu gadis tersebut tidak memiliki bukti yang kuat tentang apa yang dia dengar. Rasa marah yang ada di dalam hati gadis kecil itu telah tumbuh menjadi kebencian kepada wanita paruh baya yang bernama Tasmania. Kini, dia bukan lagi gadis kecil yang bisa dipermainkan begitu saja.