Suara tawa Aera dan Minji memecah suasana kafe, mereka berdua tidak ada habisnya membahas dan bernostalgia mengenai masa lalu Hyungtae yang masih kecil tapi pikiran nya sudah sok dewasa.
Minji dulu mengira Hyungtae hanya ingin terlihat keren saja dengan berlagak seperti gayanya orang dewasa saat bersikap dan juga saat bicara. Tapi semakin lama mengenal ternyata Hyungtae tidak begitu, ia tetap dengan jiwa kolot yang sok dewasanya itu dan menyadarkan Minji bahwa ini memanglah sifat Hyungtae yang asli, tanpa ada semacam tambahan gula maupun garam apalagi tambah cabe dua, nanti jadi makin pedas.
Aera tidak selesai-selesai menertawakan Hyungtae yang tidak tau cara bermain sepak bola, saat praktek di sekolah ia bukannya menendang bola ke gawang malah jongkok sambil menatap bola di depan kakinya terus menerus sampai membuat semua orang geram. Saking tidak aktif nya Hyungtae di bidang olahraga, ia hanya mau olahraga saat bersepeda dengan ayahnya.
••