Chereads / Melawan Kemustahilan / Chapter 17 - 17. Tidak ada masalah

Chapter 17 - 17. Tidak ada masalah

Berada di kerajaan kecil, Lostro.

Kalau ditanya kenapa kami berada di kerajaan Lostro yang letaknya sangat dan teramat jauh dari kerajaan Abidall, tentu saja karena kami mengikuti rute yang dipikirkan Raglo.

"Kenapa juga kita harus sampai di kerajaan Lostro?" Mea mengeluh.

Sejak ada Raglo, Mea hari demi hari semakin banyak mengeluh, nadanya juga selalu terdengar lelah.

Aku sedikit kasihan dengan Mea, tetapi sayangnya tidak ada yang bisa kulakukan.

"Petualangan! Lihat saja kerajaan yang begitu makmur ini! sangat jarang ditemukan bukan? sesekali melihat kedamaian seperti ini juga tidak ada salahnya" jawab Raglo.

Dari penjelasan yang kudengar dari Mea dan melihat kerajaan ini secara langsung, Lostro memanglah kerajaan yang sangat makmur.

Di sekitar kerajaan ini, tidak ada satupun monster yang hidup, batu sihir bisa ditambang dengan mudahnya di goa dekat pegunungan.

Kerajaan tetangganya adalah Kerajaan Lond yang menjadi pusat perdagangan di benua Utara ini. Dengan mudahnya, kerajaan Lostro bisa menjual batu-batu sihir tersebut ke kerajaan Lond dan mendapatkan pendapatan yang besar.

Sumber daya alam disini sangat melimpah, bisa ditemukan dimana saja tanpa takut adanya bahaya dari monster.

Benar-benar kerajaan yang bisa disebut sebagai surga.

"Jadi, kita mau apa di sini?" tanyaku.

"Tentu saja bersantai! kudengar wanita-wanita di kerajaan ini sangat cantik dan imut-imut, mungkin saja kan aku bisa mendapatkan pasangan yang sempurna untukku!"

Alasan yang konyol, tetapi tidak bisa kusanggah kalau dia adalah seorang pria sejati!

"Kau benar-benar seorang pria ya..." ucapku terkagum olehnya.

"Ya karena kita sudah ada disini, sekalian saja aku berkeliling tempat ini"

Lumayan juga untuk mencuci mata serta menyegarkan pikiran. Pikirku.

Dan entah mengapa, Mea memandangku dengan tatapan benci.

Setelah itu kami bertiga berpisah, Mea menetap di penginapan seperti biasanya, Raglo menggoda wanita di jalanan, dan aku pergi berkeliling.

Walaupun kubilang mengelilingi, tidak ada hal yang spesial di sini kecuali kemakmurannya. Bahkan menatap wanita yang berjalan juga membuatku semakin jenuh saja.

Jadi Kuputuskan untuk ke tempat yang ramai seperti... Tempat Perkumpulan Hunter.

Mau ke pasar, pusat kerajaan Lostro, atau kemanapun tidak ada yang ramai dan meriah. Kecuali di perkumpulan Hunter ini.

Sebuah tempat yang berisi kumpulan manusia berotot.

Tetapi, kenapa Hunter ada di kerajaan ini, padahal tidak ada monster sama sekali?

Saat aku bertanya ke salah satu Hunter, dia hanya menjawab dengan satu kata yaitu uang. Banyak pekerjaan berat dengan gaji yang cukup besar di sini. Contohnya menambang batu sihir, mengantarkan barang ke kerajaan lain dan pekerjaan-pekerjaan lain yang perlu sihir.

Karena Hunter bisa melakukannya dengan sihir dan otot mereka, pekerjaan seperti itu bisa dengan mudah mereka lakukan.

Iseng-iseng aku memperhatikan papan informasi, banyak pekerjaan yang tertulis di papan tersebut dan semuanya dengan pendapatan yang besar.

"Ka-kau! bukankah kau orang dengan 500 mana!?" teriak seseorang di belakangku.

Suara yang tidak jelas laki-laki atau perempuan ini rasanya pernah kudengar.

Dengan melihatnya, aku langsung ingat "Oh, kau penjual batu palsu itu kah!"

"Bukan! sudah kubilang kalau aku bukan penipu!"

Dia masih berusaha menutupinya kah, padahal sudah jelas kalau dia telah menipuku.

Tetapi, kalau tidak diiyakan sepertinya tidak akan ada habisnya.

"Baiklah baiklah... Akan kuanggap seperti itu, tetapi apa yang kau lakukan disini?"

"TENTU SAJA KA- le-lebih baik kita duduk terlebih dulu, tidak enak juga kan berbicara sambil berdiri. Aku juga akan mentraktir mu, pesan saja makanan yang kau inginkan"

Aku sedikit terkejut dengan teriakannya di awal, tetapi tidak kusangka kalau dia cukup sopan juga.

Dan aku baru tahu, kalau ternyata bisa memesan makanan di perkumpulan Hunter.

Tanpa rasa sungkan, aku memesan makanan yang membuatku penasaran.

Tentu saja Troar bakar, lalu...

Tidak banyak pilihan ya, ku kira ada semua daging yang enak, tetapi sepanjang membaca menu, hanya ada nama tumbuhan.

"Benar juga, kita belum bekenalan kan? siapa namamu? namaku Io Karma"

"Kau benar ya, namaku Merchi Laika, ngomong-ngomong dimana gadis kecil yang bersamamu saat itu?"

Aku terkejut dengan pertanyaannya. Tidak kuduga kalau dia akan menanyakan hal semacam itu.

"A-ah itu..." jawabku panik.

Sedikit bingung juga untuk menjawabnya.

"Dia sudah pergi"

"Pergi? maksudmu meninggalkanmu? ya tidak mungkin juga ada yang mau bersama orang dengan 500 mana saja, hahaha"

"Bukan begitu... Dia sudah pergi dari dunia ini, tepat setelah kami pergi dari kota Zerdia"

Mendengar jawabanku, kali ini dia terkejut "A- benarkah!? maaf, aku malah bercanda seperti itu, aku benar-benar minta maaf!"

"Tidak masalah, tetapi kalau kau ingin tahu namanya, gadis menyebalkan itu bernama Alfist Yue"

Aku mengalihkan pembicaraan "Daripada itu merchi, kau masih belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau ada di kerajaan Lostro?"

Lalu ekspresi nya berubah seketika "Benar tentang itu! ini semua salahmu! karena kau aku harus ke kerajaan ini untuk mencari batu biji sihir murni dan membuktikan kalau aku bukanlah penipu!"

Sampai segitunya? aku tidak menyangka dia sangat memikirkan hal itu.

"Kau sangat serius ya"

"Tentu saja, akan kubuktikan kepadamu Karma, kalau aku bukanlah penipu"

Dan makanan yang dipesan telah datang.

"Tidak perlu terlalu memikirkannya, ya baguslah kalau kau mau menggunakan batu sihir yang murni, yang penting jangan sampai menjadi penipu lagi ya"

"Sudah kubilang dari awal aku bukanlah seorang penipu! dengan mendapatkan batu sihir di kerajaan ini akan kubuktikan hal itu"

Merchi terus mengoceh terus menerus, aku tentu saja mendengarkannya dengan hidung dan mulut yang terbuka lebar. Sambil mendengar ocehannya aku memakan makanan yang telah kupesan.

"Cukup enak juga, terimakasih traktirannya"

"Karma kau daritadi pasti tidak mendengarkanku kan?"

"Aku mendengarkan kok, walaupun sudah lupa dengan apa yang kau katakan tadi"

Ocehannya begitu lama sampai tanpa sadar aku sudah tidak mendengarkannya.

"Ka-kau... Hah... Sudahlah, sepertinya berbicara denganmu juga tidak ada gunanya"

Merchi kembali tenang, lalu menatap cincin yang kupakai.

"Cincin itu..."

Aku menatap jariku.

Lalu aku sadar.

"Ah! benar juga! aku lupa untuk mengembalikan cincin ini kepadamu"

Sepenuhnya aku lupa dengan cincin tersebut.

"Eh!? apa maksudmu!?" entah kenapa dia bingung.

"Tentu saja cincin yang ini, saat itu aku memakainya dan lupa untuk mengembalikannya kepadamu"

Setelah dia memperhatikan beberapa saat, akhirnya dia sadar "Oh benar juga kalau cincin itu adalah buatanku. Tetapi ya sudahlah, ambil saja. Daripada itu, cincin yang satunya itu..."

Lalu aku paham, cincin yang dia perhatikan adalah cincin yang terbuat dari jiwa Yue.

"Ah yang kau maksud cincin ini kah... Ini adalah cincin yang terbuat dari-" Aku hampir saja keceplosan

Untungnya aku tidak sebodoh itu sampai berkata kalau cincin ini terbuat dari jiwa temanku.

"Jiwa ghost ya" ucapan Merchi yang tidak kuduga akan datang.

Bagaimana bisa dia tahu? kalau tidak salah jiwa ghost tidak bisa dilihat oleh siapapun.

"Kau tahu itu?"

"Dengan melihatnya sekilas tentu saja aku tahu, tetapi bagaimana bisa kau mendapatkannya?"

"Ya susah untuk menjelaskannya... Daripada itu kenapa kau bisa tahu? bukankah jiwa ghost tidak bisa dilihat oleh siapapun?"

"Aku sendiri tidak tahu... Tetapi secara ajaib aku bisa mengetahui itu, dan kuyakin semua orang juga"

Hal yang tidak masuk akal lagi.

"Ya sudahlah... Lalu ada apa dengan cincin ini?"

"Tidak ada, aku hanya penasaran saja. Baru pertama kali ini aku melihat seseorang menggunakan cincin yang terbuat dari jiwa ghost, ngomong-ngomong apa kau menjualnya?"

Kalau pedagang seperti merchi saja sampai ingin membeli cincin ini, artinya harganya bisa jadi sangat mahal.

"Maaf, tidak kujual" jawabku.

Yah, tidak mungkin juga aku menjual jiwa temanku sendiri.

"Tidak apa, sudah waktunya juga untuk ku pergi. Jadi mari berjumpa lagi di lain waktu" ujar Merchi lalu pergi.

Dengan perginya merchi, membuatku menganggur kembali. Karena itu Kuputuskan untuk kembali ke penginapan.

Kukira hanya ada Mea, tetapi Raglo juga sudah kembali ke penginapan.

"Kau ternyata sudah kembali ya, bagaimana, apa kau menemukan pujaan hatimu?"

Dilihat saja, sudah kelihatan galaunya. Sudah pasti dia tidak mendapatkan satupun wanita.

"Hah... Dunia memang kejam! Karma, mari kita minum untuk menghibur diri!"

"Maaf saja tetapi aku tidak minum-minum alkohol"

Dan dengan ini aku menghabiskan waktuku dengan mereka.

Berangkat besok dan menuju kerajaan Abidall, hanya tinggal 4 hari untuk sampai.