Sudah lebih dari satu jam Caca mondar-mandir di depan kamarnya. Wajah Caca terlihat risau. Kedua tangannya menggenggam erat ponsel yang sejak tadi ingin ia gunakan untuk menghubungi seseorang.
"Lo mau mondar-mandir sehari semalam juga nggak akan menyelesaikan masalah," kata Samuel. Cowok itu terlihat duduk santai dengan eskpresi menjengkelkan seperti biasanya.
Sangat berbeda jauh dengan ekspresi wajah Caca saat ini. Karena hal itulah Caca masih belum sepenuhnya percaya kalau Samuel yang sudah menyelamatkan Ariel.
"Kenapa lihat-lihat? Suka sama gue? Putusin dulu cowok lo itu. Biar nggak terjadi fitnah," ujar Samuel penuh percaya diri.
"Ge-er," sahut Caca. "Siapa juga yang suka sama lo."
"Kalau nggak suka kenapa lihat-lihat?"
"Lo itu kerjasama sama Alvaro buat nyelakai Ariel, kan? Karena lo masih ada dendam sama Noah," kata Caca sangat yakin dengan tebakannya.
"Kalau gue bersekongkol sama Alvaro, untuk apa gue bawa Ariel ke rumah lo?" tanya Samuel.