"Kamu tetap akan pergi ke Singapura?"
"Yes."
"Bukankah hal itu tidak harus kamu lakukan, Noah? Kamu tidak bersalah dan bisa kembali sekolah di sini."
Noah menghentikan kegiatannya yang sedang merapikan tempat tidur. Ia menyuruh Ariel untuk duduk di sebelahnya dan permpuan itu segera menurut.
"Nggak usah peluk-peluk," Ariel mengatakannya supaya Noah tidak mengalihkan pembicaraan.
"Galak bener. Besok pas nggak bisa peluk aku baru deh mewek-mewek alay," ledek Noah.
"Makanya kamu nggak usah pergi. Udah sekolah di sini aja. Papa kamu pasti kasih ijin kok," ujar Ariel sangat yakin dengan pendapatnya.
Tapi Noah memiliki rencana lain. Ada alasan yang membuat Noah tetap memilih untuk pergi ke Singapura. Meski sekarang pelaku yang memfitnahnya sudah berhasil ditemukan namun tidak mengubah keputuasan Noah.
"Aku tetap akan pergi, Ay. Tapi nggak selamanya," kata Noah memegang kedua pundak Ariel.
"Kita tetap bisa ngobrol, ketemu, dan aku akan usahakan untuk sering-sering pulang."
