Ariel bangun lebih pagi daripada biasanya. Lebih tepatnya Ariel bangun satu jam lebih awal daripada saat ia berada di rumah. Pukul empat lebih empat puluh lima menit, Ariel sudah selesai mandi namun belum mengenakan seragam sekolah. Ia masih mengenakan kaos oblong dengan celana training warna hitam. Sekarang perempuan itu sedang berjalan ke dapur dan ia menemukan Melani serta Bibi yang mulai sibuk memasak.
"Ada yang bisa Ariel bantu, Tan?" tanya Ariel sopan.
Itung-itung belajar dulu lah ya jadi calon menantunya Tante Melani. Biar besok kalau pas sudah jadi bagian dari keluarga Denandra, Ariel sudah tidak kaget lagi.
Dasar Ariel! Pagi-pagi pikirannya sudah keman-mana. Coba aja Noah yang mengajak bicara Ariel soal pernikahan atau semacamnya, pasti Ariel akan marah-marah. Padahal dalam hati mah Ariel deg-degannya tidak selesai-selesai.