"Lo tau semalam Xavier bawa gue kemana? Ke warnet, Ril. Warnet! Si Xavier itu nyuruh gue buat nemenin dia main game. Kenapa harus gue yang nemenin padahal di sana banyak banget temennya Xavier?"
"Itu cowok jadi semakin gila kalau lagi cemburu. Masa gue bilang 'makasih' sama pelanggan, Xavier nggak terima. Alay, kan?"
"Kalau bukan karena sayang juga gue udah nggak betah sama sikapnya Xavier, Riel"
Dalam hati Ariel ingin berkata kalau apa yang Caca rasakan masih mending daripada yang Ariel rasakan. Setidaknya Xavier tidak bertindak brutal ketika sedang dilanda kecemburuan.
"Noah kalau lagi cemburu suka nyuruh lo buat nemenin dia main game nggak, Riel?" tanya Caca.
"Nggak."
"Tuh! Emang kejam banget yang namanya Xavier."
"Sekejam-kejamnya Xavier, dia nggak buat jantung lo lari marathon, kan? Nggak buat lo harus menahan malu di depan banyak orang juga."
Caca menoleh ke arah Ariel. "Menahan malu gimana? Noah mempermalukan lo di depan umum?"