Keadaan kembali seperti semula, mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bukan membantu, malah sepenuhnya dia yang kerja, kecuali memasak karena dia bersekolah. Dikerjakan pun selalu disertai dengan amarah sang ibu, apapun itu semua memakai amarah. Sang ibu berpikir, apa yang dia kerjakan masih belum sepenuhnya sempurna atau lebih tepatnya masih banyak salahnya. Terkadang dia jenuh, karena pekerjaan yang sudah dia tuntaskan dan sudah bersih, masih terlihat tidak baik dimata sang ibu.
"okehh, baiklah. Kita mulai hari ini dengan pekerjaan biasa, semoga ibu tidak marah terus", harapnya
Dia bangun dari tempat tidurnya, merapikan kamar lalu segera sholat, dan melanjutkan kegiatannya didapur seraya bersih2 rumah.
"aku pasti bisa, ikhlasin aja, semoga jadi amalanku kelak", doanya
Karena sudah terbiasa dengan pekerjaan tersebut, tanpa arahanpun dia sangat mahir mengerjakan semuanya. Sebab dia berpikir bahwa ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya walaupun sebenarnya semua itu bukan sepenuhnya tugasnya, hanya saja dia berpikir mungkin seperti ini adalah cara membuat ibunya tersenyum dan tidak selalu marah kepadanya.
"bu, saya pamit ke sekolah dulu", ucapnya pada sang ibu sambil mencium tangannya
"mmm, cepat pulang", ujar ibunya tetap dengan nada ketusnya
"hhmmmm, tidak berubah. ibuuu ibuu", batinnya sambil menghela nafas
Dia menyalakan motor lalu berangkat. "Kapan bisa halus perkataanmu padaku bu?!", ujarnya dengan mata berkaca menahan sesaknya dada sambil mengendarai motor menuju sekolah.
Setibanya disekolah, dyah memarkir kendaraannya lalu masuk kedalam kelas. Pelajaran dimulai sampai dua jam kemudian, namun hatinya sangat suntuk untuk mengikuti mata pelajaran tersebut. Di jam berikutnya mata pelajaran tidak masuk karena si guru sedang berhalangan, akhirnya dia berinisiatif ke rumah erni untuk sejenak menghilangkan suntuknya. Lalu setibanya disana, ternyata ada adi dan teman-temannya yang lain sedang santai bersama.
"eh, ada tamu jauh tuh datang, hehehehe", ujar erni memberitahukan yang lain
"tumben-tumbennya loh kamu kesini di jam sekolah, ada apa say?", tanya erni kembali
"hehehe, gurunya tidak masuk. Jadi bisa kabur selama 2 jam", ujarnya seraya memarkirkan motornya
"ya udah, sini masuk yuk", ucap erni memanggilnya masuk.
Baru satu anak tangga menuju pintu, dia tiba-tiba kaget melihat semuanya diruang tamu.
"heh, kok kamu disini di?, tidak sekolah kamu?", tanyanya pada adi
"hehehe,, sekolahku kan gurunya semau-maunya masuk. hari ini tidak ada yang masuk, dari pada cepat pulang kerumah mending disini saja kumpul-kumpul", terang adi
"terus,, kamu ngapain juga kesini jam sekolah?", tanya adi balik
"lagi kosong guru, malas di sekolah. kebetulan ada motor, yah keluar deh", terangnya
"mmm, mentang-mentang sudah ada motor sudah berani juga yah bolos", ledek adi
"siapa yang bolos, sori yah". ujarnya membela
"hahahaahahahahah", tertawa seluruh teman-temannya
"aduh, sudah sudah. jangan menganggu dyah, sebentar dia bete terus pulang,, nyahok sendiri deh", bela erni
"iya nih, semua pada ledekin. aku kesini kan karena bete dirumah, terus bete di sekolah jadinya aku main kesini. Tapi kalo kalian juga bikin aku tambah bete, mending balik sekolah aja deh", ucapnya kesal
"iya iya, nggak kok, udah udah yah jangan ngambek lagi. yuk sini masuk", ujar udin teman dekat erni mencairkan suasana
Tak terasa jam setengah 2 berlalu, dan betapa kagetnya dia karena tidak menyangka waktu akan secepat itu.
"astaga,, sudah jam setengah dua ternyata. Aduh, kenapa tidak ada yang membangunkan ku?. Bagaimana ini?. Mata pelajaranku yang lain jadi bolos, huhuhuhu" , ucapnya sambil menangis
"maaf cantik, kamu terlihat sangat nyenyak, seperti capek sekali. jadi kami tidak sampai hati mau membangunkan kamu, maaf yah say", ucap erni merasa bersalah
"gimana nih caraku pulang?, aku takut ketahuan bolos", ujarnya khawatir
"gini aja, kan udah jam pulang nih. kamu pulang sekarang terus kamu berlagak santai gak ada salah gitu, supaya orang rumah kamu curiga kalau kamu gak masuk sekolah. Begitu juga caraku kalau pulang kerumah pas lagi bolos kerumah. Hanya berbagi pengalaman sih, dan selalu manjur", ujar adi memberi solusi
Dia menarik nafas lalu beranjak dari pembaringannya dan bersiap untuk pulang.
"semoga benar-benar manjur. bismillah", ucapnya
"good luck yah say. Dan maaf kejadian tadi", ucap erni merasa bersalah
"gak apa-apa say, bukan salah kamu. Salah aku juga kenap malah tidur, hehehehe. Malah aku yang makasih banget, udah mau kasih tumpangan tidur nih, heheheh", ucapnya
"iya sama-sama. Kalau bete atau ngantuk kesini aja yah rehatnya", ujar erni lagi
"ok say, aku pamit yah. Di, aku pamit", ujarnya
"hati-hati. semoga manjur yah", ucapnya memberi doa
Dia mengacungkan jempolnya dan segera pulang menuju ke rumahnya.
Jantungnya terasa deg-degan saat mengendarai motor, karena ini adalah kali pertamanya tidak masuk beberapa mata pelajaran sampai jam pelajaran selesai. Ada perasaan takut dan bersalah atas kejadian tersebut. Semakin mendekati rumah, laju motornya semakin dia perlambat. Antara mau pulang dan takut untuk pulang, karena dia berpikir orang tuanya akan tahu apa yang dia perbuat diluar sana. Sekitar 5 menit dia berhenti di persimpangan dekat rumahnya, namun dia teringat dengan perkataan adi. Dan akhirnya dia mulai menjalankan motornya dan sampai dirumah dengan bersikap seperti biasa saja dan tak terjadi apapun.
Syukurlah pada saat dia pulang, ibunya sedang beristirahat tidur siang, sehingga dia dengan leluasanya bisa melenggang masuk langsung menuju kamarnya tanpa perlu pertanyaan-pertanyaan dari ibunya. "Dewi fortuna sedang berpihak kepadaku", batinnya sambil tersenyum. Dia lalu mengganti pakaian sekolahnya, makan siang lalu melanjutkan istirahatnya. "semoga mereka tidak ada yang tahu tentang kejadian tadi", harapnya dalam hati.
Suara adzan ashar sontak membangunkannya, dan bergegas mengambil air wudhu. Lepas sholat yang telah dia lakukan, kemudian dia mengurus keperluan makan malam lalu kembali menyelesaikan tugas-tugasnya. Nampak perasaan khawatir dalam dirinya, sampai-sampai untuk keluar kamarpun dia sangat takut. Karena baru pertama kalinya dia berbohong dan baru pertama kali dia melakukan hal seperti itu. "Semoga malam ini berlalu dengan cepat", harapnya.
Setelah selesai belajar, kemudian dia makan malam dan segera untuk tidur. Padahal sebenarnya dia belum mengantuk, tapi karena perasaan takut khawatirnya yang terlalu besar, akhirnya dia memutuskan untuk cepat menutup pintu dan mematikan lampu agar orang tuanya mengira dia sudah tertidur. Dan seperti biasa, bila malam tiba hp akan dicharge diluar kamar dan disita oleh orang tuanya. Namun bila hari telah pagi, hp akan diberikan kembali padanya untuk dia bawa ke sekolah.
Bunyi alarm dan suara kokok ayampun terdengar, dia merasa sangat bersyukur karena malam telah berlalu tanpa percakapan ataupun pertanyaan-pertanyaan dari kedua orang tuanya. Lalu dia segera bergegas melakukan pekerjaan rutinnya sebelum berangkat kesekolah.