Chereads / Tegarnya Si semata Wayang / Chapter 12 - Bab 11 Firasat Ibu

Chapter 12 - Bab 11 Firasat Ibu

Setelah sekian lama tak mendengar kabar dari adi, untuk pertama kalinya dia mencoba menghubunginya, dan tersambung langsung ke yang bersangkutan.

"kamu di?", tanya dyah memastikan

"iya, ini kamu yah?", tanyanya balik

"iya, ini saya. kamu apa kabar?", lanjutnya

"baik, eh menelpon dari mana?, yang dekat rumah kamu?, ntar dilapor lagi loh sama orang tua kamu", terang adi

" tidak, pake hp ku. seminggu yang lalu mereka memberikannya padaku", dyah menjelaskan

"oo begitu, bagaimana kalau sebentar sore kita ketemuan yah. banyak yang ingin saya ceritakan sejak pertemuan terakhir kita malam itu", pinta adi

"ok, dirumah erni saja.. Soalnya disana banyak teman teman, jadi enak bisa cerita cerita juga sama mereka. Tapi setelah saya selesai dengan tugas kelompok yah", ujar dyah

"iya,, sampai jumpa yah. eh tunggu, mau saya jemput?", lanjut adi

"tidak usah, saya naik motor sendiri", ujarnya

"oooohh,, oke"

Perasaannya sudah sedikit lega mendengar kabar adi. Dan diapun bergegas untuk pulang, karena bel pulang sekolah telah berbunyi. Dan setibanya dirumah, dia makan lalu meminta izin pada orang tuanya keluar sebentar sore untuk tugas kelompok kemudian beristirahat sejenak.

"mau kerja kelompok dimana kamu?", tanya sang ibu

"dirumah nurul bu", jawabnya

"banyak yang datang?, lanjut si ibu

"iya, wajib datang semua bu", terangnya

"sudah selesai langsung pulang, tidak usah keluyuran tidak jelas. Apalagi kalau kamu sampai menghubungi laki-laki itu atau bahkan menemuinya. Kami memberikan fasilitas itu bukan untuk memenuhi keinginanmu untuk bertemu laki-laki tidak jelas seperti itu, melainkan untuk kebutuhan kamu pribadi. Awas yah, sampai ada laporan masuk ke telinga bapak sama ibu kalau kamu menemui laki-laki itu, semua fasilitas ibu cabut", tukasnya tegas

Dia tak menjawab, hanya berbicara dalam hati saja.

"kok ibu tau kalau saya mau bertemu adi?. Ibu punya firasat yang kuat juga yah. Biarlah, sekali ini saja temui dia. Hanya ingin tahu saja apa yang dia alami selama ini".

Akhirnya dia segera bergegas untuk pergi, agar lebih cepat selesai kerja kelompoknya.

"yess, selesai juga tugas kita", ujar abel salah satu teman kelompoknya

"jadi sudah bisa pulang kan?", tanya ilham ingin segera pulang

"iya sudah. yang ingin pulang, sudah bisa pulang kok", ucap nurul

semua bersiap-siap pulang termasuk dyah.

"sori nu', saya duluan yah. soalnya ada keperluan sedikit", terangnya

"ok, cantik. see u besok yah", ujar nurul

"ok sayang", ucapnya dan berlalu pulang

Setibanya disana, dia langsung masuk ke dalam ruang tamu erni. Disana sudah ada adi, erni, dan teman-teman organisasi yang lain.

Mereka lalu diwawancarai habis-habisan sama orang-orang yang berada disana.

Lalu adi menjawab "nantilah saya ceritakan, bukan waktu yang tepat bercerita sekarang karena dyah tidak bisa berlama-lama disini. Biarkan kami bercerita dahulu yah", terang adi pada teman-teman yang lain

"oh iya juga yah, okelah silahkan berbincang dengannya dulu. Kasihan si dyah, pasti kesini juga sembunyi-sembunyi", jawab erni mengerti

"makasih yah teman-teman atas pengertiannya", ucap dyah

"sip lah sayang", ucap erni

"pa kabar kamu? bagaimana kamu dengan orang seisi rumah kamu", tanya dyah

"baik, hanya selama ini saya tidak bisa kemana-mana selain kesekolah lalu kerumah soalnya saya diantar jemput sama bapak", terang adi. "kamu bagaimana dirumah?", tanyanya lagi

"lumayan lah, sebulanan hanya diam saja terus tiba-tiba dikasih beginian sama mereka yang bikin saya heran dan masih bertanya-tanya sampai sekarang", terangnya sambil menunjukkan hp dan kunci motor pada adi

"loh kok bisa?", tanya adi lagi

"entahlah. jangan bertanya, saya masih belum tau jawabannya sampai sekarang", jelasnya kembali

"syukurlah ada perkembangan dalam hidup kamu, berarti mereka sudah sadar dan mulai menyayangi kamu", lanjut adi

"iya, hanya saja saya tidak boleh menghubungi atau bahkan menemuimu", terangnya kembali

"berarti sama, sayapun seperti itu. mereka melarang untuk menemuimu", ujar adi

"sepertinya pertemuan kita akan semakin sulit", ucapnya

"tidak apa-apa, kan kalau kamu lagi ada tugas kelompok bisa mampir kesini. Kita bertemu disini saja", ucap adi

"oh iya juga yah", sahutnya tanpa berpikir panjang

"baiklah kalau begitu, saya pamit dulu yah soalnya sudah sore banget. takut jangan sampai mereka curiga kalo terlalu lama pulang. pulang dulu yah semua, maaf tidak bisa lama-lama", ucapnya

"ok say, sampai ketemu lagi. sering-sering mampir yah kesini", jawab erni

"iya say,, makasih yah", pamitnya

Adi mengantar sampai halaman rumah, lalu dyah mengendarai motornya, "waw, keren motor kamu", ucap adi. Dyah hanya tersenyum dan pergi dari hadapan adi. Sesampainya dirumah, dyah lalu membuka pintu. Pada saat pintu dia buka, rupanya di ruang tamu tersebut ada sang ibu. Dyah mengucap salam dan segera menuju kedalam kamar, namun sang ibu memanggilnya.

"sini duduk sebentar, ibu mau bicara sama kamu"

dyah duduk tepat dihadapan ibunya.

"mulai sekarang urusan rumah, kamu urus kembali seperti duku. Sepertinya kamu keenakan sekali yah setelah pelarianmu yang bikin orang tua malu dan semua orang sibuk mencarimu, kamu sama sekali tidak ada membantu ibu urus rumah. Kamu saya besarkan bukan untuk lihat orang tuamu jadi pembantumu, hebat sekali kamu. Dibiar-biarin malah ngelunjak, sampai kapan kamu mau begitu hah?!.

Mulai besok tugas kamu kembali seperti dulu. Ibu tidak mau alasan, pokoknya kerjakan semuanya. Paham?!"

Dyah hanya mengangguk lalu berdiri untuk segera masuk kedalam kamar. Namun...

"eh mau kemana?, siapa yang suruh masuk?, memangnya ibu sudah selesai bicara?", lanjut ibunya ketus

"saya pikir ibu sudah selesai, jadi saya mau masuk bawa tugas-tugas saya ke dalam kamar", terang dyah

"kebiasaan kamu, tidak tau sopan santun. Kalo orang tua belum suruh kamu untuk pergi, yah jangan pergi. Mengerti kamu?!", ujar ibu menghardik

Dyah hanya mengangguk sambil tertunduk. "salah apaaaa aku lagi ini",batinnya

"kamu jangan keenakan yah, mentang-mentang diberikan fasilitas sama bapakmu terus kamu semau-mau mu saja", tandas si ibu

"saya juga tidak inginkan semua ini bu, saya tidak pernah minta", terangnya

"terus maksud kamu lari dari rumah dan bilang sama semua orang bahwa kamu tidak disayang dan tidak pernah diberikan apa yang kamu mau itu apa? hah?", emosi ibu mulai memuncak

"dari mana ibu dengar perkataan itu",tanyanya

"dari mana, dari mana, yah dari ibu tia lah. mau dari siapa lagi?!. Memangnya ada kamu bercerita seperti itu ditempat lain lagi?!", ibu mulai sewot

"dasar anak tidak tau diuntung, sudah dibesarkan mati-matian, sudah dilahirkan antara hidup matiku tapi besarmu bikin malu saja orang tua", lanjutnya

"siapa yang mau dilahirkan bu?, bukan saya yang ingin dilahirkan, tapi ibu yang menginginkan saya. Saya juga tidak sampai terpikir kalau hidupku akan seperti ini. Semua tuhan sudah atur bu, jangan salahkan saya!. Seandainya saya disuruh memilih,, sayapun tidak mau untuk dilahirkan", ucapnya seraya menangis

"Dasar anak kurang ajar, pintar kamu yah membantah sekarang. Siapa yang ajar kamu, hah?. Laki-laki itu, iya?. Mulai sekarang, jangan pernah menemui dia. Awas kalau kamu melanggar larangan orang tua. Sekarang masuk kamu!!", Usir sang ibu