"M–maaf, a–aku gak sengaja," ucap Naja terbata-bata karena merasa sangat tidak enak.
Sedetik kemudian mata Naja membeliak kala pengendara sepeda yang hampir dia tabrak tadi menatapnya sambil membuka masker yang dia pakai. Ternyata itu Setya. Kenapa Naja harus bertemu dengannya sekarang, sih? Naja kan ingin menenangkan pikirannya sebentar dari laki-laki itu. Ah, sudahlah.
"Naja, lo suka main sepeda juga?" tanya Setya lalu tersenyum lebar.
Naja mengangguk. "Iya."
"Ya udah, barengan aja, kuy! Biar seru."
Serius? Setya mengajak Naja bersepeda bersama? Huh, itu membuat detak jantung Naja di dalam sana semakin menggila. Gadis itu jadi sedikit merasa gugup dan salah tingkah. Sebelum akhirnya mengangguk menyetujui setelah dibujuk Setya beberapa kali. Hanya bersepeda bersama. Tidak ada salahnya juga, 'kan? Lagi pula Setya yang mengajak duluan, bukan Naja. Mereka pun sama-sama mengayuh sepedanya dengan posisi bersebelahan.
