"Makan m-as" ujar Rubi, membuat Jaya mengangguk. Makanan Rubi memang masih bagus. Tapi, itu adalah makanan sisa siang tadi. Kalau malam ini, pastilah tidak akan bisa dia makan karena mamanya dan Melani akan melarang.
"Cepat habiskan makananmu, aku ingin dipijat. Badanku sudah lelah!!" ujarnya membuat Rubi mengangguk.
Jaya mengambil minuman dingin dan berlalu, "kenapa minum air dingin jika lelah mas? Lebih baik air hangat saja, aku akan membuat air jahe, mau?" tawar Rubi, membuat Jaya yang akan berlalu menoleh.
"Kamu tidak perlu seolah-olah peduli. Kamu bahkan tidak berhak berkata bahwa kamu masih istriku karena aku sudah tidak menginginkan kamu. Hanya karena aku belum menceraikan mu, jangan besar kepala kamu" ujar Jaya.
"Tidak kok, tidak mas! Bukan, bukan itu maksud saya. Hanya saja, saya memang peduli. Bagaimana kalau mas Jaya sakit, tidak bisa bekerja dan di kantor banyak kerjaan. Itu juga akan berdampak pada pekerjaan. Bukan maksud ku untuk menggurui tapi, memang–"