"Mau kubantu bawakan enggak?" tawar Daniar saat melihat berkas yang begitu banyak itu.
Herra menggeleng pelan. Ia tak ingin merepotkan wanita itu.
"Enggak perlu Daniar. Aku bisa bawa kok. Lagian enggak terlalu berat kok ini," tolak Herra seraya mengangkat kardus kecil yang berisi berkas yang sudah ia fotokopi itu. Walaupun itu sangat berat ia tak menyusahkan orang lain.
"Hmm, ya udah. Tapi, kau hati-hati yah. Jangan sampai nasibmu bakal kayak karyawan lainnya," timpal Daniar sedikit berbisik.
Herra sedikit terkekeh melihat ekspresi lucu Daniar yang memberikan nasihat padanya. Tapi ada benarnya juga sih apa yang dikatakan Daniar. Presdirnya itu bagai iblis berwajah manusia.
"Iya, kau tenang aja. Aku bakal hati-hati dengan presdir kita itu. Aku duluan ya," balas Herra dengan senyum tipis.
"Iya, bye," ujar Daniar melambaikan tangannya.
Herra segera keluar dari ruang fotokopi. Menaiki lift untuk ke ruangan presdirnya itu. Ia sebenarnya cukup kesusahan membawa berkas itu.