Tania duduk di paviliun timur. Ada begitu banyak makanan yang disediakan untuk sarapan ratu dan raja hari ini. Tania sedang menunggu raja untuk sarapan bersama dia. Tapi dia ingat ketika raja mencium bibirnya. Dia merasa malu karenanya. Dia tidak bisa bertemu raja untuk saat ini karena rasa malunya itu. Sekarang dia malah menghitung nasi dari piringnya satu per satu, seolah ia bertanya harus kah dia pergi, atau tinggal untuk sarapan bersama raja.
"Tinggal, pergi, tinggal, pergi, tinggal, pergi" kata Tania.
Tidak lama kemudian Raja Anusapati datang. Tania melihat raja berjalan ke pendopo timur, setelah itu Tania lari bersembunyi di balik pendopo timur.
"Di mana ratu?" tanya raja.
"Yang Mulia ada di sini" jawab Ratri.
Tania berlari ke taman istana.
"Eh, kok tidak ada", Ratri pun kebingungan.
Setelah Ratri dan Raja sadar jika Ratu tidak disana, mereka pun mulai mencarinya. Raja Anusapati dan Ratri juga pergi ke taman istana, mereka mencari ratu.
"Yang Mulia" teriak Ratri.
"Ratuku" teriak raja.
Tania mendengar suara mereka. Namun ia tetap bersembunyi.
"Ya Tuhan, aku harus bersembunyi" kata Tania.
Tania memanjat pohon untuk bersembunyi dari Raja. Dan Raja Anusapati tidak dapat menemukan Ratu karena Ratu sudah tidak terlihat. Setelah Raja Anusapati dan Ratri pergi jauh dari taman istana, Tania turun dari pohon.
"Haha.. ternyata aku benar - benar jago main petak umpet" ucap Tania.
Tapi Dia tidak tahu bahwa Pangeran Toh Jaya ternyata sedang berdiri di belakangnya.
"Tapi sayangnya kamu tidak bisa bersembunyi dariku" kata Pangeran Toh Jaya.
"Ah…Toh Jaya, kamu sudah lama di sini?"
"Tidak.. Aku hanya terkejut ketika aku berjalan lalu aku melihat seorang wanita cantik di depanku"
"Hahaha,, aku juga terkejut karena seorang pangeran tampan berdiri di belakangku"
Pangeran Toh Jaya pun tersenyum setelah Ratu memujinya tampan. Setelah itu, Tania berjalan bersama Pangeran Toh Jaya di Taman Istana. Tetapi mereka tidak tahu jika sebenarnya Raja Anusapati sedang melihat mereka dari kejauhan. Raja bersembunyi di balik pohon. Dia terlihat sangat sedih ketika melihat istrinya tertawa bersama dengan adik tirinya. Setelah itu, raja kembali ke kamarnya.
Beberapa jam kemudian, Tania diam kamarnya, dia masih malu untuk bertemu dengan raja, karena rasa malunya itu, dia ingin segera kembali ke abad ke-21 tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya kembali. Mungkin jika dia mati, dia akan kembali ke abad 21. Kemudian Tania berencana pergi ke luar istana.
"Hmmm... aku harus jadi tawanan, setelah itu polisi kerajaan akan membunuhku, dengan demikian aku bisa kembali ke abad 21" kata Tania.
Di aula pertemuan, Maha Patih menyarankan raja untuk mengunjungi kuil tempat Raja Ken Angrok dimakamkan, karena sebentar lagi akan ada peringatan hari kematian Ken Angrok. Tetapi beberapa menteri tidak setuju, alasannya adalah mereka harus memikirkan keselamatan raja, mengingat telah terjadi pemberontakan baru-baru ini.
"Tetapi jika Yang Mulia tidak mengunjungi kuil makam kerajaan Raja Ken Angrok, orang-orang di kerajaan ini akan percaya pada rumor bahwa raja saat ini adalah putra Tunggul Ametung". Kata Maha Patih.
"Betapa lancangnya Anda mengatakan itu di depan Yang Mulia Raja". Kata menteri lainnya.
Maha Patih mengatakan bahwa dia akan mempersiapkan pasukan kerajaan untuk menemani raja ketika dia mengunjungi kuil makam Raja Ken Angrok. Raja Anusapati menyetujui permintaan maha patih. Dia mengatakan bahwa besok pagi dia akan pergi ke kuil tempat ayahnya dimakamkan.
Di Pasar Kutaraja, Tania mengamuk, bertengkar dengan istri bangsawan kaya, akhirnya dia ditangkap oleh polisi kerajaan. Polisi kerajaan menempatkan Tania di penjara bawah tanah.
"Yuhuu,, aku hanya perlu menunggu eksekusiku.. bye bye Singhasari, bye bye Anusapati".
Tetapi tidak disangka salah satu polisi kerajaan melihat gelang ratu. Dia tahu bahwa Tania memakai gelang ratu. Tetapi polisi itu tidak pernah melihat wajah ratu sebelumnya. Setelah itu, dia pergi ke kantor polisi kerajaan, lalu dia memberi tahu kepala polisi kerajaan jika dia melihat gelang ratu di tangan seorang tahanan.
"Saya pikir dia adalah seorang dayang istana yang melayani ratu". Kata polisi kerajaan.
"Oh, kalau begitu kita akan mendapat masalah jika ratu tahu bahwa kita menangkap dayang istananya". Kata kepala polisi kerajaan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?". Tanya polisi kerajaan
"Biarkan aku memeriksa ke ruang bawah tanah".
Kepala polisi kerajaan telah mengunjungi penjara bawah tanah untuk melihat tahanan. Tetapi dia melihat tahanan wanita itu dari jauh. Kemudian dia mengenalu bahwa tahanan itu adalah ratu.
"Bodoh!!! kamu menangkap Yang Mulia Ratu". Kata kepala polisi kerajaan.
Kepala polisi kerajaan memerintahkan penjaga penjara bawah tanah untuk melepaskan ratu dan mengantarnya ke istana.
Tania merasa bingung karena ia tiba - tiba dikeluaran dari penjara bawah tanah, dia berdiri di depan kantor polisi kerajaan. Dia sangat marah karena rencananya untuk kembali ke abad ke-21 gagal.
"Kenapa mereka begitu mudah melepaskan tahanan, bahkan mereka tidak memberitahuku alasannya.. huh.. kesal!"
Tania berjalan-jalan di Pasar Kutaraja. Dan akhirnya, dia telah tiba di istana. Ratri datang untuk memeluk ratu.
"Yang Mulia, saya mencari Anda kemana-mana".
"Maaf,,, Stef, aku lapar".
"Stef,,?"
"Maksudku Ratri"
Ratri membawakan makanan untuk ratu. Lalu Tania langsung memakannya, Tania seperti orang kelaparan. Ratri bertanya ke mana ratu pergi sebelumnya, Tania mengatakan bahwa dia pergi ke penjara bawah tanah untuk mati. Tapi polisi kerajaan membebaskannya tanpa alasan apapun.
"Yang Mulia, apakah Anda sudah gila?"
"Ya aku gila!!!! Aku benci diriku sendiri!!! kenapa aku datang ke era ini, kenapa sekarang aku hamil!! dan kenapa aku menikah dengan Ivan???... hikshiks".
Raja berdiri di depan pintu kamar ratu dan mendengar semuanya. Kemudian raja meninggalkan kamar ratu. Dia datang untuk mengucapkan selamat tinggal karena besok pagi dia harus pergi ke makam kerajaan. Tapi setelah mengetahui bahwa ratu tidak sehat, dia memilih untuk kembali ke kamarnya tanpa mengatakan apa-apa.
Pada malam itu, Pangeran Mahisa telah pulih. Dia bertemu raja di kamarnya. Kemudian raja memberi tahu Pangeran Mahisa bahwa Dia akan pergi ke makam kerajaan besok pagi. Raja meminta Pangeran Mahisa untuk menjaga ratu ketika dia meninggalkan istana.
"Jaga dirimu kakak"
"Jangan khawatir, aku akan pergi dengan Bagaskara"
Keesokan harinya, Tania baru saja bangun. Ratri menceritakan bahwa hari ini Prabu Anusapati akan mengunjungi makam kerajaan. Dia akan meninggalkan istana selama 3 hari. Ratri meminta ratu untuk menemui raja. Setelah itu, Tania pergi ke kamar raja, tetapi raja sudah meninggalkan istana. Dan Pangeran Mahisa akan memimpin kerajaan selama 3 hari.
"Ok lah, baik aku akan melihat dia pergi" kata Tania.