Chereads / Traveling Ke Abad 13 / Chapter 14 - Kadipaten Kadiri

Chapter 14 - Kadipaten Kadiri

Hari itu Tania mendengar bahwa Raja Anusapati sedang melihat pertunjukan sabung ayam bersama dengan Pangeran Mahisa dan Pangeran Toh Jaya. Dalam buku kitab Pararaton, disana diceritakan bahwa Pangeran Toh Jaya membunuh Raja Anusapati ketika mereka melihat sabung ayam bersama. Pangeran Toh Jaya menggunakan Keris Mpu Gandring untuk membunuh saudara tirinya. Di kitab itu juga menjelaskan bahwa diam - diam menusuk raja dengan Keris sakti buatan Mpu Gandring.

Tentu saja hal itu membuat Tania jadi merasa khawatir, dia pergi mencari raja. Dia tidak ingin suaminya meninggal saat dia hamil dan menjadi janda.

"Saya harus mencegahnya, saya tidak ingin menjadi janda disaat hamil, bagaimana bisa anak ku lahir tanpa ayahnya", kata Tania yang terus bergumam sendiri.

Sesampainya di lokasi pertunjukan sabung ayam, Tania langsung berlari ke arah Pangeran Toh Jaya. Tania kemudian mendorong Pangeran Toh Jaya hingga sang pangeran keluar dari arena.

"Tidak!!!!!!", teriak Tania dengan lantang.

Pangeran Toh Jaya terjatuh akibat didorong oleh Tania, lalu wajahnya terkena kotoran ayam.

"Ya Tuhan!", kata Tania yang terkejut melihat kotoran ayam di wajah Pangeran Toh Jaya.

"Ratuku, apa yang kamu lakukan?", tanya raja yang kebingungan melihat sikap istrinya yang begitu aneh.

Tetapi Tania malah bersikap semakin aneh. Ia berpikir bahwa Raja sudah tahu jika kedatangan Tania kali ini adalah untuk membantu sang Raja.

"Stop, tenang saja, kamu tidak perlu berterima kasih padaku"

Pangeran Toh Jaya berdiri dan mengusap wajahnya yang dipenuhi kotoran ayam.

"Toh Jaya, tolong kamu harus tenang, dia adalah kakak mu, jangan bunuh dia", kata Tania.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti", kata Pangeran Toh Jaya.

"Kakak ipar, apakah kamu cemburu pada kami? kami disini hanya bermain sabung ayam, Anda dapat memeriksanya jika anda tidak percaya. Dan tidak ada wanita di sini", kata Pangeran Mahisa.

Raja Anusapati datang untuk menggandeng tangan istrinya.

"Saya pikir, saya perlu berbicara dengan ratu saya, silakan lanjutkan permainan Anda", kata raja kepada kedua adiknya.

Raja dan Ratu kembali ke istana. Mereka makan malam bersama di kamar ratu.

"Aku tahu kamu peduli padaku, tapi jangan lakukan itu lagi, Toh Jaya akan salah paham dengan kita", kata raja.

"Ya, aku minta maaf karena terlalu ceroboh"

Kemudian Tania menjelaskan bahwa dia khawatir dengan keselamatan Raja. Setelah mereka selesai makan malam, Ken Umang datang mengunjungi kamar ratu.

"Yang Mulia, Ken Umang ada di sini"

"Ya masuk"

Ratri memasuki kamar ratu dan mengambil piring. Setelah itu, Ken Umang masuk ke kamar.

"Senang melihat Yang Mulia Ratu dan Yang Mulia Raja ada di sini, saya perlu berbicara tentang rencana untuk putra saya", kata Ken Umang.

Ken Umang mengatakan bahwa dia akan memilih seorang wanita untuk Pangeran Toh Jaya. Karena Pangeran Toh Jaya sudah cukup umur untuk menikah. Raja dan Ratu terkejut dengan rencana Ken Umang. Tetapi Raja Anusapati berkata bahwa niat Ken Umang sangat baik untuk menemukan seorang wanita untuk adik tirinya.

"Aku setuju denganmu, tolong rencanakan pernikahan kerajaan yang besar untuk adik ku", kata raja.

"Terima kasih yang mulia, semoga yang mulia raja dan yang mulia ratu panjang umur"

Di tempat lain, Pangeran Toh Jaya beristirahat di dekat sungai. Dia membersihkan wajahnya dengan air dari sungai, lalu dia melihat wajahnya di sungai. Dia ingat masa kecilnya dengan ratu. Mereka bermain petak umpet bersama.

Saat mereka sedang bermain petak umpet bersama, Raja Anusapati datang dan meneriakkan nama Pangeran. Dia meminta Pangeran Toh Jaya untuk kembali ke istana, tetapi Pangeran tidak ingin meninggalkan Ratu. Dia ingin melemparkan tongkat kayu kecil ke kakak tirinya itu, tetapi ratu mendorongnya sampai dia jatuh ke lantai.

"Dia selalu menyelamatkannya"

Pangeran Toh Jaya meninggalkan sungai dan pergi ke rumahnya.

Sementara itu di tempat lain, Raja Anusapati sedang duduk di Pendopo Barat bersama adiknya, Pangeran Mahisa. Pangeran Mahisa mengatakan bahwa dia harus kembali ke Kadipaten Kadiri. Kadipaten Kadiri adalah sebuah distrik di bawah Kerajaan Singhasari. Karena Kadipaten Kadiri belum memiliki pemimpin untuk saat ini. Sebelum dia datang ke Istana, Pangeran Mahisa adalah Adipati di Kadipaten Kadiri. Tapi dia meninggalkan Kadiri untuk memenuhi panggilan raja.

"Mungkin Maha Patih ingin aku segera meninggalkan istana ini, haha", kata Pangeran Mahisa.

"Mengapa kita tidak mengirim Toh Jaya saja ke Kadipaten Kadiri?", tanya raja.

"Aku rasa itu bukan pilihan tepat, sebab dia akan mengira kamu ingin membuangnya karena dia dan kau tidak sedarah".

Raja Anusapati berkata bahwa ia akan memberikan izin kepada Pangeran Mahisa untuk tinggal di Kadipaten Kadiri, namun setelah hari Pernikahan Pangeran Toh Jaya.

"Benarkah? Dia akan menikah?" tanya Pangeran Mahisa.

"Ya, ibunya meminta saya untuk memproses pernikahan kerajaannya", jawab Raja.

"Itu sangat mengejutkan, tapi ini kabar baik untukmu"

"Aku pikir begitu"

Keesokan harinya, Raja Anusapati meminta Bagaskara untuk berbagi informasi tentang pernikahan kerajaan Pangeran Toh Jaya di Pasar Kutaraja. Bagaskara pergi ke Pasar Kutaraja.

Gong dipukul sebagai tanda bahwa ada informasi dari raja. Suara gong mulai terdengar di sekitar Kutaraja. Semua orang datang untuk mendengar berita dari raja.

"Rakyat Singhasari yang terhormat, mohon perhatiannya, ini informasi dari Raja Anusapati, keluarga kerajaan mengadakan sayembara untuk mencari mempelai Pangeran Toh Jaya. Semua putri bangsawan diharapkan untuk mengikuti kontes ini. Mohon kirimkan lamaran ke istana paling lambat minggu ini, terima kasih, dari raja Anda, Anusapati".

Semua putri bangsawan sangat antusias setelah mendengar informasi itu. Dan semua orang yang mendengar informasi itu juga tampak senang.

"Wah kita akan mengadakan pesta besar untuk ini, sudah lama sekali sejak pernikahan Raja Anusapati", kata seseorang.

"Ya, saya tidak sabar untuk melihatnya", kata orang lain.

Tetapi Pangeran Toh Jaya sedang berdiam diri di kamarnya. Dia sedang membaca buku. Tidak lama kemudian pelayannya datang dan memasuki kamarnya.

"Yang Mulia, Yang Mulia"

"Ya masuk", kata Pangeran Toh Jaya.

"Apakah kamu mendengar tentang berita dari istana?"

"Berita macam apa?"

"Tentang pernikahanmu"

"PERNIKAHAN KU?"

Pangeran Toh Jaya sangat terkejut. Kemudian pelayan itu menceritakan bahwa di Pasar Kutaraja ada pengumuman tentang sayembara mencari pengantin untuk Pangeran Toh Jaya. Pangeran Toh Jaya semakin marah dengan Raja Anusapati.

"Untuk apa ini, saya harus datang ke istana sekarang juga", kata Pangeran Toh Jaya.

Pangeran Toh Jaya pergi ke istana, dia menunggang kudanya lebih cepat. Wajahnya tampak berapi-api dan sepertinya dia ingin bertarung dengan raja. Dia tidak ingin menikah, karena dia tidak memiliki seseorang yang dia cintai. Tidak lama kemudian dia tiba di gerbang Istana.

"Buka gerbangnya, cepat!!!", perintah sang pangeran.

Pangeran Toh Jaya memasuki kamar Raja. Dia menendang pintu, dan masuk. Raja Anusapati ada di kamarnya bersama ratu. Mereka dikejutkan oleh perilaku Pangeran Toh Jaya.

"Ada apa, adik ku?", tanya raja.

"Aku akan membunuhmu", jawab pangeran.