"Jadi, sebelum kau menandatangani kontrak kerja itu, lebih baik kau membacanya dengan seksama." Perintah Bianca. Dan dengan segera Daniel membuka map itu dan mulai membaca isi dari perjanjian kontrak kerja itu.
Setelah membaca kontrak itu dengan seksama Daniel mendongkak menatap Bianca tak percaya. Manatap takjub Gadis itu dengan hal gila yang baru saja Daniel baca. Bianca membuat kontrak kerja yang sama seperti kontrak kerja lainnya. Tanpa terganggu sedikit pun dengan pekerjaan gila yang menjadi inti utamanya.
"Apa?" tanya Bianca melihat tatapan aneh Daniel.
"Sejak awal kau sudah merencanakan ini semua?" tanya Daniel penasaran.
"Ya," jawab Bianca sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Memunculkan sikap arogan nan angkuh milik Bianca.
"Sejak awal aku memang sudah merencanakan ini. Aku akan mempekerjakan seorang pria asing untuk menghamiliku. Dan aku membutuhkan kontrak kerja itu untuk membuat batasan-batasan yang harus pria itu tau," ucap Bianca angkuh dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Dan kau sudah menjebakku untuk setuju bekerja untukmu."ucap Daniel sarkastis.
"Tidak, aku sama sekali tak berniat menjebakmu. Kau sendiri yang mulai berurusan denganku, membuat masalah dengan goresan panjang di mobilku. Dan aku hanya memberikanmu pilihan lain. Betapa baiknya aku." Kalimat terakhir Bianca membuat Daniel mendengus tak percaya.
"Dan kau adalah pria yang beruntung Daniel."ucap Bianca kembali setelah mendengar dengusan Daniel.
"Beruntung? Bukannya saat ini aku sedang mendapatkan kesialan kerena harus berurusan denganmu, Bianca," ucap Daniel kesal. Daniel merasa tak gentar dengan mata tajam Bianca. Bianca hanya menyeringai kecil, sama sekali tak marah dengan sindiran tajam Daniel itu. Dan akhirnya Daniel memberikan tanda tangannya di dalam kontrak kerja itu.
"Aku harap kau bisa bekerja dengan giat dan baik, Daniel Kendrick," ucap Bianca menyodorkan tangannya.
"Huh .. aku harap aku cepat menyelesaikan pekerjaan ini dan menjauh darimu." Balas Daniel sambil manjabat tangan Bianca. Setelah itu Bianca mulai bangkit berdiri.
"Baiklah, kau sudah mengerti waktu bekerjamu bukan. Kau mulai bekerja sejak jam 10 malam sampai jam 12 malam. Kau mulai bekerja mulai besok malam. Dan ingat , aku sangat benci keterlambatan," ucapan Bianca membuat Daniel terdiam mematung. Otaknya masih lambat mencerna setiap kalimat Bianca.
"Kamarku berada tepat di samping kamarmu." Setelah itu Bianca berjalan pergi meninggalkan Daniel yang masih termenung di meja makan. Pria itu masih mencerna kata-kata Bianca. Gadis itu memberitahukan letak kamarnya.
Getaran hp Daniel menyadarkannya. Dengan segera Daniel membuka pesan masuk di hpnya.
Berapa lama lagi aku harus menunggu. Cepat datang ke kamarku dan lakukan pekerjaanmu.
Bianca kejam
Mata Daniel membulat tak percaya membaca setiap kata yang ada di layar hpnya.
"Datang ke kamarnya dan melakukan pekerjaanku. Ja..jadi malam ini aku sudah mulai bekerja. Bekerja dalam arti tidur bersama dengan Gadis kejam itu" ucap Daniel terbata bata tak percaya. Kali ini sebuah telpon masuk dari Bianca di hp Daniel. "Ya," jawab Daniel menjawab panggilan itu.
"Yak !!! Mengapa kau belum datang ke kamarku? Ini sudah jam 10 lewat, bodoh. Cepat kemari dan lakukan pekerjaanmu. Jika tidak aku akan memberikanmu hukuman. Kau mengerti?" Teriak Bianca kencang.
"Ya, aku akan ke kamarmu," ucap Daniel sebelum mematikan panggilan itu. Dengan segera Daniel berjalan cepat menuju kamar Bianca.
***
Kini Daniel sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Bianca. Pria itu terdiam , terlihat ragu dan juga gugup haruskah dia masuk ke dalam kamar Bianca.
Apa aku harus masuk ke dalam? Aiissshhh mengapa aku menjadi seperti ini. Batin Daniel. Pria itu semakin gugup. Tangannya sedikit gemetar terulur ke arah gagang pintu. Namun di detik berikutnya ia melepaskannya. Keringat dingin mulai bermunculan di dahinya. Daniel terus berkecamuk dengan pikirannya. Membuat pria itu terus berdiri di depan pintu itu.
"Yak bodoh apa kau tidak akan masuk?!" Teriakan Bianca dari dalam kamar terdengar oleh Daniel.
"Ya," ucap Daniel kaget dan dengan segera membuka pintu itu. Dan mulai berjalan masuk ke dalam kamar Bianca. Kamar Bianca sedikit gelap hanya sebuah lampu di atas nakas di samping ranjang yang menyinari kamar itu. Membuat suasana terlihat remang remang. Namun Daniel masih dapat melihat dengan jelas Bianca yang tengah duduk di atas ranjang.
"Cepat kemari!" Perintah Bianca. Sepertinya gadis itu selalu senang memerintah seseorang.
Dengan perlahan Daniel menghampiri Bianca dan berdiri di pinggir ranjang.
"Cepat duduk. Dan aku akan menjelaskan beberapa aturan kerjamu," ucap Bianca sambil menunjuk tempat kosong di hadapannya dengan dagunya.
Daniel mulai naik ke atas ranjang dan duduk di hadapan Bianca. Dari jarak sedekat ini Daniel dapat melihat Bianca dengan jelas. Gadis itu hanya memakai piama tidur berbahan tipis yang memperlihatkan pakaian dalamnya. Membuat Daniel semakin gelisah.
"Dengar aku hanya menjelaskan ini sekali. Setiap jam sepuluh malam kau harus datang ke kamarku. Dan bercinta denganku," ucapan terakhir Bianca membuat Daniel kesulitan menelan salivanya.