Chereads / Buat Aku Hamil / Chapter 4 - Bab 3

Chapter 4 - Bab 3

Daniel tengah mengendarai motornya dengan kotak di jok belakangnya. Dia telah mengantarkan pesanan pizza. Dan mengendarai motornya untuk kembali ke restoran tempat ia bekerja part time. Dia adalah seorang mahasiswa jurusan doctoral of medicine dari Internasional university. Orang tuanya cukup mampu menguliahkan Daniel disana. Dan dia ingin mandiri dengan bekerja part time di sebuah restoran pizza.

Daniel tersenyum menyambut cuaca Jakarta yang begitu cerah. Tiba-tiba ia melihat seseorang yang sangat ia kenal berjalan di sisi jalan. Berjalan dengan sangat anggun. Wajah gadis itu begitu cantik, memakai dress selutut berwarna pink. Berjalan bersama sahabatnya. Gadis yang selalu Daniel pandangi dari kejauhan. Daniel tak pernah berani untuk menyapa atau mencoba mendekati gadis itu. Gadis yang populer di kampus. Daniel terus mengamati wajah cantik claire. Gadis cantik itu memiliki nama claire AAmeliaa. Daniel terus memperhatikannya tanpa menyadari jika ada seorang bocah kecil tengah berlari di depannya.

"Putra!" Teriak seorang ibu kepada anak kecil itu. Dan hal itu membuat Daniel menoleh dan matanya melotot tak percaya melihat bocah kecil berlari tepat di depan motornya. Dengan panik Daniel membanting stang motornya ke arah kanan berharap bisa menghindari bocah kecil itu..

Suara benturan terdengar cukup keras. Semuanya berlangsung begitu cepat. Kini Daniel terjatuh dengan motor yang menimpah tubuhnya. Pandangan matanya beralih ke bocah kecil tadi dan melihat anak kecil itu tengah di peluk ibunya dengan sangat erat. Daniel tak menabrak anak itu. Sebuah senyuman kecil tergambar di wajahnya. Daniel mencoba mengangkat motornya agar tak menimpa tubuhnya dan berdiri. Terdapat sedikit goresan kecil di sikunya. Ibu dan anak kecil itu menghampiri Daniel.

"Maafkan anakku yang menyebrang sembarangan," ucap ibu itu meminta maaf sambil membungkukkan badannya.

"Ya, tak apa."

"Kau baik-baik saja?" ucap ibu itu melihat siku Daniel yang terluka.

"Ya. Aku baik-baik saja." Daniel tersenyum kecil berharap bisa menghilangkan rasa cemas ibu itu.

"Ya, kami permisi. Sekali lagi maafkan anakku," ucap ibu itu sambil membungkuk. Dan berlalu pergi dari sana sambil menggenggam tangan anaknya.

Daniel berdiri memandang ibu dan anak itu berjalan menjauh darinya. Ia teringat akan ibunya di kampung halamannya.

"Apa yang kau lakukan pada mobilku?" Suara seorang gadis membuyarkan lamunan Daniel.

Daniel menoleh melihat seorang gadis angkuh dan dingin tengah melipat kedua tangannya sambil menatap Daniel tajam.

"Ya?" ucap Daniel bingung dengan wajah polosnya.

"Kau merusak mobil mewahku," ucap gadis itu tegas sambil menunjuk sisi kiri mobilnya.

Betapa terkejutnya Daniel melihat goresan panjang di body mobil mewah itu. Mobil yang Daniel tak akan sanggup membayangkan betapa banyaknya uang yang harus di keluarkan untuk membeli mobil mewah ini. Walau dia mahasiswa biasa tapi Daniel cukup pintar dan dia tau jika mobil di sampingnya ini adalah salah satu mobil ferrari tipe terbaru.

Daniel mulai menyesal , dia menyesal telah membanting stang motornya ke arah kanan. Karena di sisi kanan jalan ini tengah terparkir sebuah mobil mewah. Dan Daniel yakin gadis di hadapannya ini akan menuntutnya.

"Maaf nona, sungguh aku tak bermaksud untuk merusak mobil mewahmu. Aku hanya mencoba untuk menghindari anak kecil yang berlari di tengah jalan," ucap Daniel mencoba menjelaskan dan berharap jika gadis yang di hadapannya bisa memakluminya.

"Benarkah?" ucap gadis itu menyipitkan matanya dan mencurigai Daniel.

"Sungguh nona, aku sama sekali tak tau ada mobilmu terparkir disini. aku hanya menghindari anak kecil."

"Dengar tuan, aku tak perduli apapun alasanmu. Yang aku pedulikan adalah mobilku. Apa kau tau mobil ini baru aku gunakan dua minggu ini?" Sergah gadis itu tak ingin mendengar alasan Daniel.

"Maaf nona," ucap Daniel menyesal.

"Kata maaf tak akan merubah mobilku kembali seperti sebelumnya," ucap gadis itu sarkartis.

Gadis itu adalah Bianca. Oh sepertinya Daniel sedang mendapatkan sebuah kesialan hingga ia kini berurusan dengan Bianca. gadis yang terkenal kejam, dingin dan tak berperasaan.

Daniel bungkam seribu bahasa. Dia bingung harus menjawab apa. Karena memang kata maaf tak dapat mengubah segalanya.

"Kau harus bertanggung jawab," ucap Bianca tak terbantahkan.

"Tapi nona , aku..," ucapan Daniel terhenti ketika melihat tangan Bianca tepat di hadapan wajahnya, mengintrupsinya untuk diam. Daniel menatap Bianca melihat sebuah pesan masuk di dalam hpnya. Dan juga melihat jam tangannya. Bianca mendongkak cepat menatap Daniel.