Randu sama sekali tidak seperti biasanya dalam sebuah komunikasi dengan arwah maupun mahkluk tak kasat mata, dalam perjalanan menuju ke rumah besar contohnya.
Dia yang meminta anak buahnya untuk mengantar ke sana malah ia disibukan dengan sebuah lelapan, Rega sangat begitu mengetahui bahwa perempuan di pundak saudara kembarnya terus menerus menangis.
Setiba di rumah Shinta dan nantinya juga dihuni oleh Randu itu membuat bosnya sama sekali tidak bangun disaat dipanggil, Rega tak mungkin membangunkan lebih dari dua kali dan tak mungkin juga menggendong ke kamar.
"Aku melihat sesuatu di pundak Randu."
"Lihat apa, bahu yang kekar?" Canda Rega yang malah tertawa.
"Bukan ih, serius aku."
"Lah ya, lihat apa?"
"Masak siang begini ada emak kunti? Ah, bingung sendiri."
"Nahkan sering PHP ini anak."
"Kamu beneran gak lihat?"
"Gimana mau lihat orang aku nyetir."
"Iya juga ya, lah terus gimana itu Randu?"
"Biar aja, tapi ingat ya kita jangan sampai ketahuan kalau kerja sama."