Sejak kejadian di lapangan basket kala itu, Cessillya tak pernah lagi sedia berurusan dengan 8 gerombolan tersebut.
Cessillya belaga buta dan tuli saat keberadaan mereka di dekatnya dan saat gunjingan-gunjingan menyebalkan didengarnya.
Cessillya berusaha menikmati hari-harinya di Kampus dengan setenang mungkin meski sebenarnya Cessillya selalu saja dibuat kesal oleh manusia-manusia tak berakal itu.
"Sisi, mau ke kantin ?"
"Duluan Yas, catatan ku belum selesai."
"Ya udah, aku tunggu aja, lagian sepi kalau pergi sendirian."
"Ya udah terserah."
Cessillya masih anteng dengan kegiatan menulisnya, buku catatan Yasmin dipegangnya untuk bisa menyalin isinya.
Setelah beberapa saat, Yasmin melihat banyak orang telah meninggalkan kelas tapi 8 orang menyebalkan itu masih setia juga di tempatnya.
Yasmin mengernyit saat sadar Kevin tengah menatapnya, selang beberapa saat Yasmin menundukan kepalanya dan kembali berbicara ada Cessillya.
"Lama banget Si, aku udah laper."
"Sabar dong ah, ini sedikit lagi."
"Keburu abis nanti waktunya."
"Ya udah kamu gak usah ikut jam kedua."
Yasmin memukul Cessillya yang berkata sekenanya itu, Yasmin perlahan kembali melirik Kevin yang ternyata masih memperhatikannya.
Kevin tampak menggerakan tangannya untuk menunjukan dompet milik Yasmin.
"Itu ...."
Ucap Yasmin spontan, membuat Cessillnya meliriknya.
"Apa ?"
"Hah .... oh .... enggak .... gak apa-apa."
Cessillya menggeleng dan kembali pada kegiatannya, Yasmin kembali melirik Kevin yang langsung memberikan isyarat agar keluar dari kelas.
"Hah ?"
Yasmin membuka mulutnya tanpa suara karena merasa tidak mengerti dengan maksud Kevin.
"Gue keluar bentar."
Ucap Kevin lalu bangkit, dompet dimasukan ke saku jaketnya dan sebelum pergi Kevin kembali memberikan isyarat yang sama.
Yasmin mengangkat kedua alisnya setelah mengerti apa yang dimaksud Kevin.
Yasmin melirik Cessillya yang masih anteng, kalau diajak takutnya Cessillya malah ribut tapi kalau gak diajak Yasmin takut kalau Kevin akan berbuat aneh-aneh.
"Si, masih lama ?"
"Enggak, beberapa baris lagi."
"Aku tunggu diluar ya, aku panas disini."
"Kamu kenapa, tumben-tumbenan."
"Gak tahu, ya udah aku duluan ya, kamu jangan lama-lama."
"Siap tuan putri."
Yasmin tersenyum kemudian berlalu meninggalkan Cessillya, Yasmin keluar dan mencari sosok Kevin ditengah ramainya orang-orang.
"Mana sih, malah ilang."
Yasmin melihat Kevin yang melihat kearahnya dan kemudian melanjutkan langkahnya.
"Gimana sih malah pergi, jauh banget cuma balikin dompet doang."
Yasmin melirik kembali Cessillya dan ternyata masih saja sibuk, dengan meyakinkan dirinya sendiri Yasmin berjalan menyusul dan mengikuti Kevin.
Entah kemana tujuan Kevin karena setelah jauh dan jauh pun masih saja berjalan, fikiran Yasmin jadi kabur takut kalau memang Kevin akan menjebaknya setelah jauh dari orang-orang.
Kevin memasuki satu pintu yang bertuliskan lapangan basket, Yasmin mengernyit fikiran buruknya semakin menjadi saat tahu Kevin membawanya ke tempat yang memang tertutup.
"Cepat masuk."
Kevin menarik Yasmin agar cepat masuk, sampai di dalam Yasmin menarik tangannya dan sedikit menajuh dari Kevin.
"Mana dompet aku."
"Lo masih perlu."
"Aku mencarinya kemarin, disana ada tanda pengenal ku jadi pasti aku perlu."
"Lalu kenapa kemarin gue panggil, lo malah kabur gitu aja."
Yasmin melihat sekitar ruangan, sama sekali tak ada orang disana hanya dirinya dan Kevin.
"Mana dompet aku sini ah."
Yasmin mencoba merebut dompetnya dari tangan Kevin, tapi Kevin menjauhkannya.
"Gimana sih, ayo sini itu punya aku, lagian ngapain cuma mau kembalikan dompet saja sampai harus kesini."
"Kalau gak gini lo akan jadi sasaran Leon dan yang lainnya, lo mau ?"
Yasmin terdiam menatap Kevin setelah mendengar kalimatnya, kenapa seperti itu, bukankah hobinya juga sama merundung orang lemah sama seperti Leon dan yang lainnya.
"Gue lega karena sahabat lo itu gak berulah lagi, bagus berarti dia ngerti dengan yang gue katakan."
"Apa ?"
Kevin memalingkan pandangannya sesaat dan memberikan dompet Yasmin.
Yasmin tersenyum karena dompetnya telah kembali ketangannya.
"Udah sana pergi, anak-anak gak ke kantin, sebentar lagi mereka pasti datang kesini juga, jangan sampai mereka lihat lo disini sama gue."
Yasmin mengangkat kedua alisnya menatap Kevin.
"Ayo pergi, lo mau jadi bahan lelucon seperti sahabat lo itu."
Yasmin menggeleng dan mengulurkan tangannya, Kevin mengernyit melihat uluran tangan Yasmin.
Tanpa basa-basi, Yasmin menjabat paksa tangan Kevin.
"Terimakasih sudah mengembalikan dompet aku."
Yasmin tersenyum dan kembali melepaskan tangan Kevin, merasa urusannya telah selesai, Yasmin pamit dan berlalu pergi dari ruangan tersebut meninggalkan Kevin yang terdiam mematung ditempatnya.
Yasmin kembali ke kelas dan melihat kelas telah kosong, tentu saja Cessillya pasti pusing mencari dirinya.
Yasmin mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat untuk Cessillya.
Selagi menunggu balasan, Yasmin masuk dan menyimpan dompet ke tasnya.
Yasmin langsung beranjak menyusul Cessillya saat pesan balasan sudah masuk.
"Sisi, aku cariin kamu tahu."
Yasmin duduk dikursi yang tersedia disana, Cessillya tampak sudah siap dengan hidangannya.
"Kok aku gak dipesenin sih."
"Sendiri dong, lagian kamu habis dari mana sih, katanya tunggu diluar tapi malah hilang."
Yasmin hanya tersenyum lalu berlalu untuk memesan makanan, Cessillya menggeleng dan kembali menikmati makanannya.
"Yas, aku udah dapat tempat yang bisa disewa loh."
Ucap Cessillya setelah keduanya sama-sama menikmati hidangan.
"Bagus dong, dimana lokasinya ?"
"Agak jauh sih dari rumah aku, tapi gak apa-apa soalnya harganya lumayan terjangkau dan posisinya juga pinggir jalan."
"Jadi kapan, mau mulai."
"Hari minggu depan mungkin ya."
"Ok, nanti aku ke rumah ya."
Cessillya mengangguk, Yasmin memperhatikan Cessillya, pantas saja beberapa hari ini Cessillya tampak sibuk rupa-rupanya habis cari tempat sewa.
"Pulang kampus mau antar aku belanja ?"
"Boleh, ayo aja, aku nganggur ko."
"Bagus."
Keduanya sama-sama tersenyum dan kembali fokus menikmati hidangannya.
"Oh iya Yas, gimana dompet kamu udah ketemu lagi ?"
Mendengar pertanyaan Cessillya sontak membuat Yasmin tersendak dan batuk-batuk, dengan cepat Yasmin meraih gelas dan meminum airnya sampai habis.
"Kamu kenapa ?"
Yasmin menggeleng dan terdiam untuk menormalkan kondisinya dulu.
"Gak ketemu ya ?"
"Ada kok, udah ketemu, ada yang antar ke aku tadi."
"Tadi ?"
"Iya tadi."
"Siapa ?"
"Kev ...."
Yasmin langsung merapatkan mulutnya, hampir saja nama Kevin terlontar dari mulutnya.
Yasmin tersenyum bingung dan kembali melahap makanannya.
"Kev siapa Yas ?"
"Itu .... Kev .... Kev siapa ya, aku juga lupa namanya ingatnya Kev doang."
"Kamu kenapa sih, aneh."
"Aneh kenapa sih, aku memang lupa Sisi."
Cessillya terdiam memperhatikan Yasmin, Cessillya merasa ada yang disembunyikan Yasmin karena Yasmin menghindar dari tatapan dirinya.
Dalam hati, Yasmin mengutuk dirinya sendiri karena hampir saja salah bicara saat menjawab Cessillya.
Tapi Yasmin jadi berfikir, setelah pertemuan singkatnya tadi, Yasmim merasa Kevin itu berbeda, tidak seburuk seperti apa yang terlihat setiap harinya.